"Lo ikut gue aja, nggak bakal ada yang berani nyakitin lo selagi gue masih ada di samping lo."
***
"Duh, lepasin gak! Ini bukan kelas gue, Dante!" teriak Kayla karena sekarang Dante dengan santainya membawanya masuk ke dalam kelasnya.
Dia membawa Kayla secara paksa dan tanpa rasa kasihan sama sekali dengannya. Sudah membuat orang kesakitan, masih saja bisa tersenyum.
DANTE GILA GILA GILA!!!
"Diem, Kay. Lo ikut gue aja, nggak bakal ada yang berani nyakitin lo selagi gue masih ada di samping lo," ucap Dante kelewat santai.
Lalu saat sudah sampai di kelasnya, Dante langsung menuju bangkunya dan mendudukkan Kayla di mejanya, masih dengan sedikit paksaan.
"Sekarang jelasin sejelas-jelasnya sama gue. Kenapa kabur, Kayla cantik?" Tanya Dante lembut lalu kedua tangannya ia posisikan di sisi kanan dan kiri Kayla, sehingga hal itu membuat jarak diantara mereka semakin tipis.
Jika Dante memajukan badannya 5 centi saja, maka mereka sudah layak untuk dikatakan sedang berciuman di kelas.
Aduh, bisa gak sih lo munduran dikit? Lo buat jantung gue deg-degan anjir! Gila emang!' Rutuk Kayla dalam hati.
"Gue males jelasin, intinya gue nggak suka deket-deket sama lo! Pokoknya jauh-jauh deh lo!"
Entahlah, setelah Kayla mengucapkan itu seperti ada seseorang di dalam dirinya yang tidak setuju dengan apa yang ia baru saja katakan, seperti ada yang menolaknya untuk mengatakan itu.
Semoga saja itu bukan perasaan Cinta atau bahkan sayang!? Tidak! Kayla tidak mau Cinta dengan siapapun!
Dante yang sudah marah dengan apa yang Kayla katakan pun langsung mengambil tindakan. Tindakan yang kelewat nekat!
DANTE MENCIUMNYA!
Dante mencuri ciuman pertamanya!
Brengsek!
Kayla merasa harga dirinya diinjak-injak dengan teganya. Dante bukan siapa-siapanya tetapi mengapa harus dia yang menjadi ciuman pertamanya?
Kayla tidak terima!
"Dante, lepass!!"
Rasanya Kayla ingin menangis saja! Dia bukan jalang! Dia juga bukan perempuan murahan yang dengan senang hati menerima ciuman dari semua lelaki!
Jika keadaannya seperti ini, entah kenapa Kayla jadi benci dirinya sendiri!
Dante masih asik menikmati ciumannya itu, sampai-sampai tidak menyadari kalau orang yang dia cium sudah mengeluarkan isak tangis yang kecil.
Bahkan Dante benar-benar sama sekali tidak menyadari jika kini Kayla sedang menangis.
Orang-orang yang baru masuk ke dalam kelas pun terkejut dengan apa yang ada dihadapan mereka. Masih siang saja sudah dapat tontonan gratis.
Apalagi melihat sang kapten basket mereka sedang mencium gadis yang bukan berasal dari kalangan kelas 12, jadi wajar mereka merasa asing mengenai gadis itu.
Para gadis yang melihat hal itu merasa iba dengan Kayla karena mereka sebangsa, sama-sama seorang perempuan, mereka mengerti apa yang saat ini Kayla rasakan
Kacau karena diperlakukan layaknya seorang gadis murahan.
Kayla yang sudah habis kesabarannya pun langsung menendang inti-nya hingga Dante dengan spontan melepaskan ciumannya dan memegang intinya yang mungkin sekarang sedang benar-benar merasa sakit.
Kayla tidak tau seberapa keras dia menendang namun yang terpenting ciumannya sudah terlepas, dirinya selamat.
"Gue nggak mau ngomong sama lo lagi! Inget itu! Gue benci lo, Dan!" teriak Kayla dengan mata sembabnya sambil mengusap pipinya yang masih sedikit basah.
Dirinya mendorong bahu Dante sampai cowok itu mundur tiga langkah ke belakang lalu Kayla berlari meninggalkannya.
Kayla hanya ingin satu, ketenangan dalam menjalani kehidupan di sekolahnya. Itu saja, tidak lebih.
***
Sekarang sekolah sudah mulai sepi, para murid beberapa masih ada yang masih di sekolah dan guru-guru pun sebagian sudah ada yang pulang.
Hanya guru-guru yang mengajar ekstrakulikuler saja yang masih di sekolah dan murid yang memang sedang kebagian jadwal ekstra sepulang sekolah.
Kayla masih menunggu papanya menjemput. Papanya bilang kalau dirinya masih ada pertemuan sehingga papanya itu akan menjemputnya sedikit terlambat.
Kayla duduk di bangku yang sudah tersedia di parkiran sekolahnya agar saat papanya menjemput dirinya bisa langsung naik lalu pulang.
Tapi mengapa papanya begitu lama menjemputnya? Sudah 2 jam lamanya Kayla menunggu dan hingga kini seperti belum ada tanda-tanda kemunculan papanya itu.
Menunggu, menunggu, dan menunggu, Kayla sudah bosan mendengarnya karena saking seringnya ia menunggu.
Entah itu menunggu mamanya, papanya, temannya, kakaknya, atau bahkan gebetan? Sorry, Kayla tidak punya gebetan sama sekali.
Untuk apa memiliki gebetan? Jika dirinya saja sudah memiliki kakak cowok, maka anggap saja kakak cowoknya itu sebagai gebetan. Simple, bukan?
Tidak perlu susah-susah cari gebetan kalau kalian memiliki kakak cowok yang sudah memberikan begitu banyak perhatian daripada gebetan ataupun pacar.
Pacar? Kayla tidak mau.
Gebetan? Kayla tidah punya.
Rasa sayang? Kayla punya. Hanya saja ia tidak tau kepada siapa rasa sayangnya itu ia berikan selain mamanya, papanya, dan kakaknya.
Tiba-tiba saja dia merasakan seperti ada pergerakan seseorang di belakangnya lalu saat ia ingin menoleh kebelakang mulutnya sudah di sekap oleh orang itu dan menariknya paksa untuk masuk ke dalam sebuah mobil sport merah.
Mobil sport merah!
Kayla tau mobil siapa itu!
Sayup-sayup Kayla masih mendengar seseorang yang sepertinya sedang memerintahkan anak buahnya untuk mengambil ponselnya yang terjatuh sebelum seluruh kesadaran yang masih tersisa seketika berubah menjadi gelap gulita.
***
Kamis, 12 Oktober 2017.
14.57 WITA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Teen Fiction-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...