HEPI RIDING TEMAN-TEMAN :))
•••
Hujan sudah mengguyur bumi dari 2 jam yang lalu. Di bawah hujan di atas bangku, Kayla duduk di sana sendirian tanpa seorang pun yang duduk di sebelahnya.
Tubuhnya sudah di guyur hujan sejak 2 jam yang lalu, dia tidak mempedulikan sama sekali hujan yang sudah membasahi, rambut, tubuh, dan seragam ini putih abu-abunya.
Kayla tidak tahu Dante kemana, sudah 2 jam menunggu tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda Dante akan datang, banyak murid yang memanggil-manggil namanya ketika melihat dirinya yang hujan-hujanan.
Dirinya akan tetap menunggu Dante di sini, tidak peduli dirinya akan sesakit apa nanti.
Dia duduk sambil menatap kosong parkiran yang terpampang jelas di hadapannya, tas gendongnya ia taruh di atas paha. Bahkan orang-orang tidak tahu kalau dirinya sedang menangis.
Menangisi nasibnya yang sungguh mengenaskan, sudah di kecewakan dan sekarang malah di lupakan.
Apakah mungkin Dante melupakan ajakan Kayla tentang mereka yang ingin menghabiskan waktu bersama?
"Aku gak tahu apa yang harus aku lakukan, jika kamu tidak suka dipertahankan maka aku akan selesai untuk mempertahankan." ucap Kayla lirih sambil tertawa miris.
Entah sudah berapa air mata yang ia buang hanya untuk menangisi orang yang tidak ingin di pertahankan. Air matanya sudah terbuang sia-sia.
Tiba-tiba seorang cowok datang menghampiri darinya dan mengambil posisi duduk di sebelah Kayla.
Kayla menoleh ke samping dan mendapati Alif yang menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan, tatapan itu seperti tatapan... Iba.
"Alif.. Lo ngapain di sini? Masuk sana, ini hujan nanti lo sakit." suruh Kayla masih dengan tatapannya yang sendu.
Aif tahu kalau tatapan yang di berikan Kayla itu tatapan sendu, tatapan yang akan di berika seseorang jika sedang merasa kecewa ataupun tersakiti.
"Terus lo apa kabar? Gue baru duduk di sini, dan lo udah dari kapan duduk di sini? Apa lo gak pernah sakit?" balas Alif kasar dengan tatapan tajamnya.
"Gue.. Cuman.. Nunggu.. Dante.." ujar Kayla terputus-putus seperti mencoba untuk menenggelamkan suara isak tangisnya.
"Buat apa lo nunggu dia? Tapi dia gak pernah nunggu lo. Lo tahu dia dimana? Dia di rumah sakit sama Gita. Berdua." kata Alif berusaha untuk menyadarkan Kayla dari kabut tebal yang menutupi matanya sehingga membuat dirinya buta akan nama Cinta.
"Kalau lo mau nangis, nangis aja. Gue bakal temenin lo di sini." Lanjut Alif.
Kayla terkejut saat Alif mengetahui dirinya sedang menangis, padahal air matanya sudah pasti akan di tutupi oleh air hujan. Lalu bagaimana Alif tahu dirinya menangis?
"Gue tahu dari tatapan lo." ucap Alif seakan tahu dengan apa yang ada di pikiran Kayla saat ini.
"Gak usah lah, lif. Elo masuk gih ke dalam, gue cuman pengen sendiri untuk menyembuhkan rasa kecewa gue, lif." suruh Kayla lembut sambil mencoba untuk tersenyum walaupun sangat di paksakan.
"Tapi kan--"
Bantahan Alif terpotong saat tiba-tiba Kayla memegang kedua bahunya seperti mencoba untuk membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Percaya deh. Gue perlu sendiri, Alif."
"Hhh.. Baiklah."
Alif pasrah saja jika dirinya sudah di usir secara halus, ia mengerti keadaan Kayla yang sedang menenangkan pikirannya dengan cara berdiam diri dalam kesunyian dan hanya hujan yang akan menemaninya bersama pikirannya.
Apa Dante sudah melupakan dirinya? Apa Dante sudah menemukan yang baru? Apa Dante sudah mulai mencintai Gita dan membuang dirinya?
Semua orang pasti tidak suka jika di lupakan oleh orang yang mereka sayangi.
•••
"Dante! Akhirnya kamu datang juga, Nak." ujar Ririn bahagia saat melihat anaknya berjalan ke arahnya.
Di sebelah Ririn ada Gita dengan wajahnya yang sembab dan masih tersisa sedikit bulir-bulir air mata di ujung matanya. Sepertinya dia habis menangis.
"Terus Dante bakal ngapain di sini?" tanya Dante sambil mengangkat kedua alisnya, bingung.
Memangnya kehadirannya penting di sini? Dia juga tidak terlalu akrab dengan sahabat mamanya, bicara pun juga hanya jika dia menyapa.
Dante tidak berminat untuk dekat dengan tante-tante atau teman mamanya yang sudah ibu-ibu.
"Sayang, kamu temenin Gita di sini ya. Mama mau pergi karna ada arisan." kata mamanya buru-buru kemudian mencium kedua pipi Dante dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Keadaan yang bisa di deskripsikan saat ini adalah canggung, Dante tidak ingin memulai pembicaraan dengan orang yang sedang menangis sambil terisak di sampingnya.
Di sebelahnya ada Gita yang menangis seolah-olah ibunya besok akan meninggal, ibunya hanya di serempet motor sedikit dan itu tidak akan menyebabkan ibunya akan koma bertahun-tahun.
Perempuan itu menangis seolah-olah besok akan ada kabar bahwa ibunya di nyatakan meninggal akibat di serempet motor, lucu bukan?
Gita begitu lebay!
"Kak Dante aku kangen mama, mama gak apa-apa kan di dalam sana?" tanya Gita kemudian memeluk tubuh Dante dari samping dang menyandarkan kepalanya di bahu Dante.
Di saat-saat seperti ini Gita masih saja mencoba mengambil kesempatan agar bisa menyentuh Dante, perempuan spesies macam apa dia ini?
"Bisa gak lo lepaain tangan lo? Sebelum gue lempar lo sampe jatuh ke lantai?" kata Dante tanang namun mengancam seperti menahan sesuatu yang akan meledak sebentar lagi.
Gita cepat-cepat melepaskan tangannya dari pinggang Dante dan sedikit menjauh dari Dante, ia masih sayang pada harga dirinya.
Keheningan mulai tercipta di antara keduanya, yang satu sibuk menahan kegugupannya dan yang lainnya sibuk menatap kosong ke arah pintu kamar yang ada di hadapannya.
"Kak, aku mau tanya sesuatu sama kakak." kata Gita pelan agar pembicaraan-nya tidak di dengar orang-orang.
"Apa?" jawab Dante dingin nan datar.
"Kalau kakak pernah mencintai tanpa di cintai, apakah rasanya enak?"
"Pada awalnya dia gak Cinta sama gue, tapi gue berusaha buat diri gue pantas untuk di cintai."
"Terus pada akhirnya, apakah dia mencintai kakak?"
"Iya, dia mencintai gue dan gue mencintai dia. Karna gue percaya, usaha tidak akan menghianati hasilnya."
Dante mengenang bagaimana dirinya dulu berusaha untuk menjadikan Kayla miliknya, sampai rela mengikuti-nya kemana pun ia pergi.
Tidak ada yang tahu seberapa besar cintanya pada Kayla, seberapa besar sayangnya pada Kayla, dan seberapa besar keingian-nya untuk menjadikan Kayla pendamping hidupnya.
Mungkin hanya hatinya dan dirinya lah yang tahu, Kayla tidak akan pernah mengetahuinya jika tidak Dante yang memberitahunya.
•••
Minggu, 12 November 2017.
18.01 WITA.Jangan pada ngira kalau mereka lagi di landa konflik ending-nya bakal SAD? Siapa tahu aja HAPPY, mungkin? Hanya author yang tahu 😂😂 *ketawasetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Ficção Adolescente-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...