PART 9 •Hukuman Dan Paksaan•

154K 7.6K 23
                                    

"Kayla, cantik. Istirahat bareng gue ya, gue mau makan bareng sama lo hari ini."

***

"Duh, ini semua gara-gara kalian tau gak! Coba kalian gak bertengkar pasti gue gak dihukum kan, ish!" gerutu Kayla masih sambil memegang sapu.

Apa kalian tau apa yang sedang Kayla lakukan? Dan sedang bersama siapa dirinya sekarang?

Kayla sedang menyapu lapangan sekolah bersama dua manusia laknat yang menjadi Sumber kesialan bagi Kayla pada hari ini.

Hanya karena dua orang itu, seorang Kayla Afinda bisa berakhir di lapangan sekolah! Menyebalkan.

"Duh, gue capek! Pokoknya kalian berdua gue musuhin! Nggak usah ngomong sama gue lagi!" teriak Kayla dengan wajah cemberut yang malah menambah kesan imut pada wajahnya.

Lain halnya dengan Dante dan Gara yang sama sekali tidak menyentuh peralatan kebersihan sama sekali, mereka malah sibuk melihat wajah Kayla.

Berarti mereka tidak menjalankan hukumannya? Tidak adil, Kayla tidak terima dengan lapang dada.

"Lo berdua lagi! Bersihin gak! Kalau enggak, gue bilangin Bu kepala, mau!?" ancam Kayla sambil menghentakkan kakinya kesal.

Dari tadi hanya dirinya saja yang mengoceh pada dua manusia ini. Oh, tepatnya dua bocah yang sangat kekanakan ini.

"Iya, Kay. Nanti aja."

"Iya, Kay. Itu gampang."

Kayla terkejut bukan main, bagaimana mereka bisa kompak menjawab?

"Kok ngomongnya bisa barengan, sih! Dih, kalian berdua tuh bener-bener ngeselin ya! Nggak tau kenapa gue berasa pengen bunuh kalian sekarang!" teriak Kayla lalu Kayla pergi meninggalkan mereka berdua.

Cukup tumbuhan, Udara, Angin, dan benda mati lainnya yang menemani mereka dalam kesunyian. Semua murid sudah di kelas setelah mendengar bel masuk kelas berbunyi tanda istirahat pertama sudah berakhir.

"Sekarang Waktunya kita bicara, ini udah waktunya," ucap Dante dengan nada datar lalu menoleh ke arah samping kanannya, tempat dimana Gara menaruh bokongnya di kursi.

"Ngomong soal apa?" Balas Gara tetapi tidak sama sekali menoleh pada Dante. Malahan melihat benda-benda mati yang menemani kesunyian mereka.

"Berhenti deketin Kayla."

"Apa alasan di balik gue harus berhenti deketin dia? Semua orang punya hak untuk suka dan sayang sama dia. Gue masih punya hak," balas Gara, tenang.

"Gue mau nembak dia, itu alasan dibalik gue nyuruh lo untuk jauhin dia. Ini peringatan pertama dari gue, Andaru Gara."

"Apa gue harus turutin permintaan lo? Gak segampang itu, bro!"

"Susah ya tinggal pergi jauhin Kayla? Sesusah itu buat lo?"

"Itu susah buat gue karena gue juga punya hak untuk suka sama dia, gue sayang sama Kayla, Dan," ujar Gara lalu berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Dante yang masih sibuk berpikir.

'Terserah lo mau ngelakuin apa, yang pasti gue nggak bakalan biarin lo ngerebut tempat di hati Kayla yang cuma buat gue' Batin Dante sambil tersenyum licik.

***

"Kayla, cantik. Istirahat bareng gue ya, gue mau makan bareng sama lo hari ini," ucap Dante sambil masuk ke dalam kelas Kayla dengan gelagat polosnya.

Tindakannya itu benar-benar tindakan yang cukup membuat Kayla jengah. Ya, Dante memang kakak kelas, tapi belum tentu hal itu bisa membuatnya masuk ke kelas adik kelasnya seenak hati.

Dante dan kedua ajudannya itu benar-benar membuat amarah Kayla seolah tak bisa padam.

Apalagi sekarang Dante dengan seenak jidatnya datang menghampiri bangkunya lalu duduk di meja menghadapnya serta kedua kakinya yang dia taruh disamping kanan dan kiri Kayla.

Bolehkah Kayla memukul kapten basket sekolahnya ini? Si manusia yang terlahir tanpa rasa malu sedikitpun.

"Dante, sopan dikit kek! Gue nggak suka orang yang gak sopan! Turunin kaki lo dari bangku gue!" ucap Kayla tenang.

Lebih tepatnya mencoba untuk tetap tenang, dalam satu hari manusia satu ini bisa membuatnya marah sampai ratusan kali karena tingkahnya itu.

"Nggak mau! Gue bakalan turunin kaki gue kalau lo mau istirahat sama gue," ucapnya, memaksa.

Muncul lagi kan sifat pemaksanya? Sifat apa lagi yang kapten basket itu miliki yang bisa membuat darah Kayla mendidih panas sehingga ingin meledak saat ini?

"Kenapa sih lo maksa banget!? Gue nggak mau!" Tolak Kayla lalu berdiri dan berniat pergi, tetapi lagi-lagi salah satu ajudan Dante yang berdiri di sebelah kirinya pun mengangkat tangannya dan menahan pergelangan tangan Kayla erat.

Kayla tidak boleh pergi sebelum makan dengan bosnya, itu yang ada di pikiran kedua ajudan Dante seperti yang sudah di rencanakan mereka.

Jadi saat ini Kayla memang benar-benar sedang di kepung oleh 3 manusia tak tau diri ini di segala sisi.

"Eittt, mau kemana lo. Makan lah bareng kita. Kenapa sih lo gak mau?" tanya salah satu ajudannya yang berambut sedikit cokelat yang berada di sebelah kanannya.

"Lepasin gak! Jangan pegang-pegang! Gak sopan!" Bentak Kayla pada si rambut sedikit cokelat bernama Alif, sesuai nama di nametag-nya.

"Gue bakal lepasin asal lo mau makan bareng Dante," paksa Alif sambil mendorong Kayla untuk kembali duduk di bangkunya.

"Lepasin dulu baru gue mau makan bareng bos lo!" bentak Kayla lalu menghempaskan tangannya dari si rambut sedikit cokelat, Alif.

Kayla langsung pergi keluar dari kelas menuju kantin, karena siapa lagi yang mengharuskan dia untuk pergi ke kantin? Tentu saja, karena si kapten basket laknat itu.

Si kapten basket dengan kedua ajudannya itu pun langsung cepat-cepat mengejar Kayla yang sudah berada jauh di depan mereka sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Dante tertawa setengah mati melihat tingkahnya itu. Sungguh, Calon pacarnya itu memang sangat menggemaskan jika sedang marah.

Kapan gue harus nembak dia? Yaa, jadi temen dulu not bad lah, seenggaknya dia nyaman dulu sama gue Batin Dante.

***

Kamis, 5 Oktober 2017.
12.46 WITA.

46 WITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possessive Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang