SELAMAT MEMBACA....
•••
11 Tahun Kemudian....
"Mamaaaaaa...." isak tangis seseorang.
Sedari tadi anak ini belum juga berhenti menangis, sejak abangnya yang mengambil boneka kesayangannya lalu dihilangkan.
"Mama.. Boneka Kayen ilanggg..." jerit seseorang itu di iringi isak tangisnya.
"Ssstt... Anak mama jangan gitu dongg.. Nanti mama beliin baru lagi, ya?" bujuk Kayla pada anaknya.
"Tapi.. Icu boneka cayangnya Ayen. Ayen mau icuuu." rengek anaknya lagi.
"Tapi bonekanya udah hilang, sayang. Kita cari yang sama aja, ya?"
"Aaaaaa!!!! Abang yeyek!!!" teriak Anak itu kesal pada abngnya yang sibuk bermain di depan TV bersama papanya.
"Karen... Jangan gitu donggg. Nanti dosa lohh ngatain kakak sendiri." kata Kayla halus seraya mengelus-elus rambut lembutnya.
"Tapi abang yahat uda iyangin boneka Kayeenn." teriaknya seraya menggerakkan badannya yang masih di pelukan mamanya.
Seseorang berperawakan tinggi nan tegap tiba-tiba datang dari arah berlawanan dengan rambut acak-acakan, tangannya mengisyaratkan bahwa ia ingin menggendong Karen, anaknya.
Kayla pun menyerahkan Karen pada Dante yang langsung menerimanya dengan senang hati. "Sayangg... Jangan nangis lagi yaa."
"DAK AU!!" Dante menghela nafas saat mendengar penolakan dari Karen.
"Abang... Ayo sini minta maaf dulu sama dik kamu, gak boleh nakal abanggg." teriak Kayla pada anak cowoknya yang masih asik bermain PS didepan TV.
"Enggak ah, abang sibuk gak mau di ganggu." tolak anak cowoknya jutek.
Kayla sudah tidak tahan dengan kelakuan anak cowoknya yang selalu seenaknya saja, dia harus merubah sikapnya itu.
Apa sikap Dante dulu kecil seperti itu?
Kayla berjalan pada anaknya yang bandel itu kemudian menjewar telinganya saat dirasa tepat di sampingnya. "Jangan nakal, Abang. Minta maaf sama Karen."
"Adawww, mamaaaa. Kuping abangg sakitttt bangett." jeritnya keras.
"Devan Abraham." tekan Kayla seraya melebarkan matanya, bermaksud menakut-nakuti anaknya agar mau meminta maaf.
"Ishh, iya iya." kesal Devan kemudian berdiri lalu berlari menuju Karen, adiknya.
"Dasar anak manja! Boneka doang ditangisin! Abang minta maaf!" ketus Devan pada adiknya yang masih sibuk menangis dalam pelukan papanya.
"Sayang.. Tuh lihat abang udah minta maaf." kata Dante lembut.
Karen menerima uluran tangan itu ragu-ragu. "Karen maapin abang tapi abang yangan uyangin yagi."
"Iya, bawel banget sih!" ketus Devan seraya menampakkan wajah juteknya pada adiknyaa.
"Aaaa!! Abangg yahatt yagii, Maaa." kerit Karen lagi seraya menendang-nendangkan kakinya ke udara.
Kayla dan Dante tertawa melihat pertengkaran antara kakak dan adik ini, menurut mereka beginilah bentuk rasa sayang Devan pada Karen.
Dengan membuat adiknya menangis, bukan berarti dia jahat. Ia hanya ingin melihat sajah imut adiknya ketika menangis, bukan mengerjainya.
Sebenarnya bonekanya tidak hilang, bonekanya masih ada ia sembunyikan di dalam kamarnya.
Menghilangkan dan menyembunyikan itu berbeda.
•••
Malamnya Devan berjalan pelan-pelan menuju kamar Katen, adik tersayangnya. Ketika pintu terbuka hanya lampu tidur saja yang menyala.
Tetapi Devan melihat bayangan di tembok seperti ada yang terduduk di atas kasur seraya bersandar pada kepala ranjang.
"Abangg sekarang yahat ama Kayenn. Ayen dak uka." isak Karen sendiri seraya mengusap sayang sebuah bingkai berisikan foto abangnya saat bayi yang ia dapatkan dari mamanya.
"Ayen cayang abang tapi abang dak ayang Ayen. Ayen benci." lirih Karen lalu kini memukul-mukul bingkai foto itu.
Devan masih terpaku dipintu masuk tanpa ingin menghampiri adiknya yang menangis, dirinya masih tidak menyangka adiknya begitu sedih saat dia menghilangkan bonekanya.
Dirinya lantas berlari ke kamarnya untuk mengambil boneka beruang berwarna coklat milik Karen, lalu kembali lagi setelah ada boneka beruang besar ditangannya.
Kini dirinya perlahan memasuki kamar adiknya pelan-pelan, tidak ingin mengganggu acara menangis adiknya.
"Karen... Abang minta maaf yaa... Abang kan cuman bercanda."
Karen terkejut ketika dirinya mendengar
syara abangnya yang sepertinya ada didekatnya.Karen lantas menoleh ke samping dan terkejut ketika melihat abangnya berada disampingnya.
"Abanggg..." kemudian Karen turun dari kasurnya dan langsung memeluk abangnya erat.
Dia sayang abangnya seperti ia sayang mama papanya, jika abangnya membuatnya menangis dirinya akan sangat membencinya, membenci hal itu.
Ketika ia menangis dan itu disebabkan oleh abangnya, dirinya akan menganggap bahwa abangnya benci dan tidak sayang pada dirinya.
Umur abangnya 10 tahun dan dirinya baru 7 tahun, otomatis ukuran tubuhnya lebih pendek dari abangnyaa. Dia pendek, dan Karen tidak menyukai hal itu.
Tanpa mereka berdua sadari, mama dan papanya sudah memperhatikan mereka sejak awal sampai mereka berpelukan dengan erat dan lama.
Tak terpikirkan oleh Dante dan Kayla bahwa dirinya akan memiliki seorang anak yang walaupun menyebalkan tetapi mudah untuk menyayangi.
"Sayang... Gak kerasa kita udah menikah 11 tahun aja. Umur kita semakin tua aja." kata Kayla pada suaminya.
"Aku juga gak kepikiran Cinta kita akan bertahan sampai sekarang, Cinta aku masih sama seperti 11 tahun lalu, sayang." kata Dante seraya memeluk pinggang istrinya yang masih tetap ramping walaupun sudah memiliki 2 anak.
Devan dan Karen menoleh ke ambang pintu saat mereka rasa seperti ada pergerakan disana, dan terkejut saa melihat kedua orang tua mereka sedang berciuman.
Mereka tekikik geli kamudian menghampiri kedua orang tua mereka lantas memeluk mereka erat.
Setidaknya impian Dante untuk membahagiakan keluarganya, menafkahi keluarganya agar tetap terpenuhi itu bisa tercapai.
Setidaknya impian Kayla untuk menjadi istri Dante dan menjadi ibu yang baik juga tegas kepada anak-anak dapat tercapai.
Setidaknya Karen dan Devan dapat membahagiakan orang tuanya dengan cara akur, saling menyayangi sesama saudara itu dapat membuat orangtuanya bahagia.
Inilah mereka, 11 tahun yang tetap Indah walaupun selalu ada Batu di setiap perjalanan mereka tetapi tidak akan ada kata perceraian di setiap penyelesaiannya.
END
•••
Jumat, 1 Desember 2017.
08.15 WITA.Udah tamat yaa... Yuhuuuu.. ;;;))))).
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Teen Fiction-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...