PART 5

5.6K 162 1
                                    


HAI HAI HAI!

Pada nungguin kisah Kale dan Tania gak?

He he he maaf ya karena diriku baru bisa update sekarang....

PLEASE FORGIVE ME:"(

I will not try to explain anything, because i know when i choose to do this i should be responsible for all that i take. I know i was wrong, I'm super duper lalai. And so, to gain your trust again i'm going to......


DOUBLE UPDATE!!! WOOHOO!!!


SO, Jangan bete lagi ya sama diriku he he he maafkan lah manusia super lemu ini.

Well, enjoy! As always, komennya selalu kutunggu walopun temen-temen belum mau vote.... *sumpah ini bukan kode wk* Udah ah gitu aja capek ngomong mulu.

Semoga teman2 suka yaah!

(Ps: Sebenernya ini emang satu part yang kepanjangan sih terus di bagi dua hahaha. Tapi kan langsung aku up dua2nya.... hehehe doain aja minggu depan yang komen dan nyemangatin author banyak yesss biar tothornya cemungudh ngelanjutin cerita Kale dan Tanianya. Ok ok? LUV U GAES A LOT!!! <3<3<3)


****************************************************************************************


"KALE!!" teriak Tania memanggil suaminya yang sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkannya. Kale menoleh ke arah sumber suara. Alisnya mengkerut mendapati istrinya yang ternyata jauh tertinggal dibelakangnya.

"Tunggu disitu!" serunya sembari membayar pernak-pernik yang ia beli di salah satu pedagang kaki lima. Kale mengangguk dan melakukan persis seperti apa yang wanitanya perintahkan. Setelah selesai, Tania berlari kecil menghampiri suaminya.

"Kamu seharusnya sesekali menengok kebelakang! Kau masih ingat kan bahwa aku belum pernah ke Italy?" Tania mendengus kesal lalu mengerucutkan bibirnya.

Kale terkekeh sembari menggaruk kepalanya, "Maaf."

Tania menolehkan wajahnya menatap kesal laki-laki disampingnya kemudian menarik lengan kokoh laki-laki itu untuk dikaitkan dengan lengannya.

"Jangan tinggalkan aku lagi!" ujar Tania ketus dengan bibir yang mengerucut kedepan dan kening berkerutnya. Kale memandang istrinya geli sebelum akhirnya mengangguk.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, menyusuri pasar tradisional untuk membeli beberapa pernak-pernik sebagai oleh-oleh dari honeymoon mereka. Ini adalah hari ke tiga mereka berada di Italy. Namun tidak ada satu hari pun yang mereka lewati bersama kecuali hari ini. Itupun karena paksaan Tania. Seandainya Tania tidak memaksa Kale pagi tadi, Ia tidak akan beranjak dari meja kerjanya. Dan akhirnya disinilah mereka berada, di atas jembatan ikonik dan paling terkenal di Venice, Rialto Bridge.

Terletak sebagai pemisah antara distrik San Marco dan San Palo di kedua sisi Grand Canal dengan arsitektur yang unik karena bentuknya tertutup dan melengkung, Jembatan ini dipadati oleh para penduduk sekitar untuk dijadikan lahan mereka berdagang pernak-pernik yang diminati oleh para turis contohnya, Tania.

Ia sangat senang ketika mengetahui bahwa mereka akan melakukan honeymoon mereka di Venice, Italy. Walaupun ia pernah bersekolah di Eropa –tepatnya prancis – ia sama sekali tidak pernah berjalan-jalan keluar dari negara dengan julukan Kota Mode tersebut. Waktunya tersita untuk meraih double degree nya dan menjadi mahasiswa terbaik selama ia tinggal disana. Karena itulah ketika dulu mereka akan menetapkan destinasi honeymoon mereka, Tania dengan semangat mengajukan Venice sebagai pilihan pertama. Tidak hanya karena ia belum pernah kesana, tapi memang sedari dulu ia selalu bercita-cita untuk mengunjungi salah satu kota paling romantis di dunia tersebut.

Shed Your Tears AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang