"Kami harus pulang, Mom. Sebentar lagi perusahaan Tania akan mengadakan acara tahunan terbesar mereka. Pekerjaannya sangat menumpuk. Aku tidak ingin membebani Tania hanya karena aku sakit," tolak Kale ketika Mommy nya mencoba menahan kepulangan mereka kembali ke jakarta dengan kondisinya yang masih belum bisa dikatakan sehat.
"Tapi kamu sedang sakit, Kale..." ujar wanita tua itu mengingatkan.
"Ya, aku tahu Mom. Tapi bukan berarti dengan sakitku aku harus merepotkan orang lain bukan?" sanggah Kale sekali lagi. Astaga, mengapa ibunya ini keras kepala sekali?
"Memangnya siapa yang merasa kerepotan?" tanya Tania yang muncul tiba-tiba dan menginterupsi percakapan ibu dan anak itu. Merasa memiliki tameng lantas membuat Casey menarik lengan menantunya dan bermanja-manja disana.
"Kale masih sakit. Mommy khawatir jika kalian kembali ke jakarta akan membuat sakitnya semakin parah. Tapi ia bersikeras untuk pulang ke Jakarta karena urusan pekerjaanmu," rengek wanita tua itu yang tentu saja membuat Tania menahan geli diperutnya.
"Iya, Mom. I understand. Pekerjaanku masih bisa kulakukan dari rumah. Jadi jika mom berkenan mungkin kami harus memperpanjang waktu kami disini. Will that be okay?"
"Ofcourse baby! Oh god, terimakasih telah memberikan aku menantu seperti Tania! Now listen to your wife, Kale! Tania bilang kamu harus tinggal lebih lama disini," Tania hanya tertawa melihat kelakuan ibu mertua dan suaminya yang melas. Kale yang semula bersikeras kembali ke Jakarta pada akhirnya menyerah setelah mendengar keputusan sang istri yang ternyata lebih sulit ia taklukkan dibandingkan ibunya sendiri.
"Baiklah karena kalian memperpanjang waktu kalian disini, bagaimana jika malam ini kita mengadakan BBQ party? Sudah lama sekali sejak kita berkumpul bersama seperti ini!" Seru Casey semangat. Tania hanya tertawa sembari mengangguk-angguk sedangkan Kale hanya geleng kepala melihat kelakuan ibunya.
"Kalau begitu, Mom akan menyiapkannya sekarang. Ayo Tania bantu Mommy di dapur! Oh, I'm so Excited!" ujar Casey sebelum melenggang pergi kearah dapur diikuti oleh Tania yang masih tidak bisa menyembunyikan rasa gelinya karena melihat tingkah laku ibu mertuanya tersebut.
Sementara Tania, Casey, Keira dan Keesha sedang mempersiapkan BBQ party mereka, Kale lebih memilih untuk kembali ke kamar dan berkutat dengan laptopnya. Tentu saja untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggalkan beberapa hari ini. Setelah melakukan beberapa panggilan kepada sekretaris dan juga asisten pribadinya ia pun mulai melancarkan aksinya. Hingga tanpa ia sadari, waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Tepat saat itu juga, Tania masuk ke dalam kamar memergoki suaminya yang pikirannya terfokus pada pekerjaan dihadapannya.
Dengan tangan yang ia lipat di dadanya, ia menyandarkan diri pada daun pintu sembari memperhatikan Kale yang masih belum menyadari kehadiran Tania di ruangan tersebut.
"Kamu ngapain?" suara Tania yang tiba-tiba mengagetkan Kale. Dengan cepat, ia segera menutup laptopnya dan melepas kacamata yang bertumpu pada tulang hidungnya.
Kale memandang Tania sembari tersenyum canggung memamerkan deretan gigi putihnya yang terbentuk sempurna. Pada beberapa detik, Tania sempat merasakan dorongan aneh yang berdesir didadanya. Tapi ia tidak mengerti, maka ia tak menghiraukan hal tersebut.
"A-aku tidak bisa terus-terusan berdiam diri tanpa melakukan apapun, Tania. Aku merasa sangat tidak bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin bagi karyawan-karyawanku," Kale mencoba mengemukakan alasannya terlebih dahulu sebelum Tania menyemprotnya. Astaga, bagaimana bisa ia tidak menyadari kedatangan Tania? Dan mengapa ia tidak mengunci pintu? Kale merutuki kebodohan fatal yang ia buat sendiri.
"Terserah apa alasanmu Kale. tapi jika kamu membawa-bawa tanggung jawab pada argumenmu, mohon maaf aku tidak bisa menerimanya." Tania tidak mengubah posisinya yang masih melipat dada sembari bersandar di daun pintu dengan tatapan dinginnya kepada Kale.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romantik[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...