JIExpo pagi ini sudah mulai memadat. Seluruh crew dan pihak lainnya seperti vendor panggung, sound maupun lighting telah ramai-ramai berkumpul dan mengerjakan tugasnya masing-masing sejak dini hari tadi untuk mempersiapkan acara yang telah dinanti-nanti oleh semua pihak dan pastinya tim perencana Soul en Sky sendiri.
Tidak sia-sia seluruh perjuangan Tania dan Timnya selama 1 tahun belakangan ini. Berbekal perencanaan yang matang, tidak kemudian membuat Tania lantas berbangga diri. Rasa cemas dan overthinking yang dideritanya terus menerus berkelakar di pikirannya sejak kemarin hingga ia melupakan dirinya sendiri.
Memaksakan diri untuk bermalam dikantor dan membantu tim perencana bolak balik dari kantor ke venue cukup membuat tubuhnya lemas. Dan jangan lupakan juga bahwa hal itu membuatnya melupakan jam-jam makannya.
Tapi bukan Tania namanya jika ia bisa duduk dengan tenang dan hanya menyaksikan rekan-rekan kerjanya dalam diam. Ia harus melakukan sesuatu juga untuk membantu, walaupun sebenarnya hal itu tidak perlu. Apalagi, kehadiran Tania justru membawa beban tersendiri untuk anak-anak buahnya tersebut.
"Bu, ini saya bawakan sarapan kesukaan ibu. Tuna fat sandwiches dan Mango Long Black. Saya yakin sejak semalam ibu belum makan dan tidur, jadi paling tidak saya bawakan ini untuk asupan energi ibu," ujar Vio sembari menyodorkan 1 kantong plastik dengan isi sarapan favoritnya ketika wanita itu baru datang.
"Ya ampun. Terimakasih,Vi. Sebenarnya kamu gak usah repot-repot, saya baik-baik aja," ujarnya sebelum kemudian menerima kantong plastik tersebut. Vio kemudian duduk disampingnya.
"Sebagai sekretaris yang baik, saya harus memastikan bahwa bos saya sehat apalagi di hari yang paling penting seperti ini, Bu," jawab Vio dengan tegas membuat Tania merasa agak sedikit terintimidasi layaknya anak kecil yang tengah di marahi oleh ibunya sendiri.
"Baiklah, baiklah. Saya takut sama kamu kalo kamu udah ngeliatin saya kayak gitu hehehe,"
Vio hanya tersenyum kemudian mengeluarkn tab nya dari dalam tas dan membacakan schedule Tania di hari ini.
Sambil tetap mengawasi lapangan, ia mendengarkan dengan seksama setiap kata-kata yang keluar dari bibir sekretarisnya itu dan mengangguk-angguk mengerti.
"Ok. Sudah saya hafal semuanya," ujarnya ramah.
"Baik bu, Kalau begitu saya akan mengumpulkan seluruh tim Soul en Sky 15 menit lagi. Saya undur diri terlebih dahulu," jawab Vio sopan. Tania menganggukan kepalanya lagi mempersilahkan Vio untuk pergi.
Tapi belum juga melangkahkan kakinya, Vio berbalik dan duduk kembali disamping bosnya tersebut. "Bu, sebelumnya saya minta maaf karena lancang. Tapi saya penasaran. Sebenarnya, apa yang membuat soul en sky di tahun ini jadi sebegitu berharga di mata ibu, sampai Ibu rela bermalam di kantor? Seingat saya, sejak Soul en Sky pertama, sesibuk-sibuknya ibu saat itu, Ibu tidak pernah sampai merelakan diri untuk bermalam di kantor?" tanya Vio panjang lebar dengan polosnya. Rasa penasaran yang kental dan matanya yang tajam sekali lagi mampu membuat Tania terintimidasi. Vio memang sangat mengenal bosnya itu dan Tania pun sadar akan hal itu. Walaupun sejujurnya ia agak ngeri karena sikap tegas yang dimiliki oleh Vio, Tania tau bahwa separuh hidupnya akan hancur jika tidak ada wanita itu.
"Well actually, i can't answer your question because the fact is, i myself don't have the exact reason why do i did that. Tapi mungkin, karena saya sangat bangga pada kalian dan saya tidak ingin hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun," jawabanya enteng dengan pura-puara memerhatikan arah lain selain kedua bola mata tajam milik Vio tersebut.
"Baiklah bu, maaf karena kelancangan saya. Permisi," ujarnya dengan wajah yang tidak puas kemudian meninggalkan Tania ditempatnya.
Tania mendesah berat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romansa[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...