Saat ini Tania sudah kembali ke kamar tidurnya kembali, namun ia tidak sendiri. Kale kini berada disisinya, tengah memeluknya dengan erat di atas tempat tidurnya, menemaninya hingga ia tidak kesepian lagi.
Sebetulnya, setelah menyelesaikan pembicaraan mereka sebelumnya, Kale menyarankan agar Tania tidur bersamanya di salah satu hotel di bagian Selatan Bali yang telah anak buahnya booking sebelum ia mendarat di pulau ini. Namun Tania segera menolaknya dengan alasan bahwa saat ini ia harus selalu berada di samping Teesha untuk menjaganya.
Alasan tersebut segera membuat Kale menyuguhkan opsi lain, yaitu dengan meminta Tania untuk membiarkan dirinya bermalam disini karena Kale sungguh tidak ingin melepaskan pandangan dari Tania bahkan sedetik pun dengan adanya Josh yang muncul tiba-tiba di sekitar wanita itu. There's no chance he would allowed Tania to be apart from him even for an inch only.
Dengan Tania berada didalam kedua lengannya, Kale merasa sangat bodoh untuk pernah berpikir melepaskan Tania. Ia harus mulai menghentikan pikiran-pikiran anehnya atas hal yang bahkan belum tentu akan terjadi.
Jika ia bisa, bahkan ia rela untuk menjalani kehidupan abadi yang membosankan selama ia menjalaninya berdua dengan Tania.
Kesunyian yang tengah mereka nikmati terpecah oleh suara Tania yang tiba-tiba berbicara,
"By the way, kamu tidak berpikir bahwa aku akan pulang denganmu ke Jakarta bukan?"
Merasa terganggu dengan pertanyaan Tania, ia mengernyitkan kening sembari menatap Tania siap untuk menyemburkan kekesalannya jika Tania tidak segera menjelaskan maksud dari pertanyaannya.
Melihat reaksi suaminya membuat Tania tertawa kecil. "I mean, you do know that my main reason coming here was for work right?"
Kale semakin mengernyitkan dahinya tidak mengerti.
"Ok, so you don't know. Apart from this running away thing, I was coming here for my work, Kale."
Ia melanjutkan, "Aku akan memindahkan kantor utama kesini dan menjadikan kantor di Jakarta sebagai kantor cabang. Dan saat penandatanganan kontrak dengan perusahaan kontraktor yang saat ini tengah membangun gedung baru disini, aku memberikan syarat yaitu untuk memberikan seluruh kuasa dalam pembangunan gedung saat pembangunannya hampir selesai. Karena aku ingin semuanya terlihat sempurna. Bagaimanapun ini akan menjadi kantor utamaku. Dan aku baru akan pulang ke Jakarta mungkin sekitar 2-3 minggu setelah pembukaan dan peresmian gedung sekaligus kantor." Jelasnya sebelum kemudian membalikkan badan menatap Kale.
Kale berpikir sejenak, "Can you give me the exact date?"
"I don't know just yet but since the construction are almost done, I think I'll be back home in 1 and a half month from now." jawab Tania.
Mendengar itu membuat Kale segera terduduk. Dalam keadaan ini, tentu saja Kale tidak akan memberikan opsi untuk mereka menjalani hidup terpisah. Tapi bagaimana dengan pekerjaannya di Jakarta?
Saat ini perusahaannya pun masih berada di masa transisi sejak kedatangannya ke Indonesia, yang mana mengharuskannya untuk hadir dan memberikan perubahan baru demi perkembangan yang lebih baik untuk perusahaannya.
Kale terjepit pada dua keadaan yang tidak bisa ia dapatkan bersamaan. Ia harus memilih salah satu, dan ia tahu bahwa ia tidak mungkin merelakan keselamatan Tania daripada pekerjaannya.
Melihat Kale yang terduduk dan terdiam beberapa saat, membuat Tania menyadari bahwa ada yang tengah Kale pikirkan saat ini.
"What's wrong, Kale?"
Kale yang sebelumnya termenung kembali tersadar dan segera menggelengkan kepalanya, "N-no, Nothing. Aku hanya tiba-tiba teringat sesuatu," jawabnya bohong yang segera diketahui oleh Tania. "Aku tahu ketika kamu berbohong, Kale. Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romansa[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...