PART 8

4.5K 132 2
                                        

Nyiahahaha. AKHIRNYA. Setelah berbulan-bulan terjerat pada pekerjaan dan kuliah, ku punya waktu untuk sekedar nge pos part ini. Well sebenernya, aku udah megang 12 part. Tapi, karena oh karena... ku ngerasa part yg kemarin aku bikin agak melenceng terlalu jauh dan kayak rada gak nge feel gitu shay. So, ku bikin lagi saja daah dari part 8 - part 12 ehe. Buat teman2ku tershayank yang suda sabar menanti cerita Kale dan Tania, TERIMAKASIH SEBANYAK-BANYAKNYA. No words can desribe how grateful i am just to know that ternyata cerita Kale dan Tania sudah mencapai 1k readers! Luv!!!💙💙💙
Hal-hal kayak gini yg sbnrnya ngebuat aku semakin semangat buat nulis. Sekali lagi terimakasih banyak. Maaf kalo tulisanku masih belum sesuai ekspektasi kalian semua. Ku love you all so much!! Muah muah muah!

Happy reading!💕💕
(Vote sm commentnya tetap ku tunggu lho ehe)

----------------------------------------------------------------------------------—–—----

"Bagaimana bisa kau dengan bodohnya melakukan itu, Diana? Kau tahu bukan bahwa Soul en Sky adalah satu-satunya harapan kita untuk mempertahankan posisi perusahaan ini? Dan kau menghancurkannya? Dimana kau letakkan otakmu saat memutuskan kontrak kerja dengan Incognito, eh?" bentak Tania pada salah satu anak buahnya, Diana.

Setelah satu minggu kemarin meliburkan diri, akhirnya hari ini ia kembali ke kantor melakukan rutinitasnya seperti biasa. Namun melihat keadaan kantor yang ternyata dapat membuat kepalanya pecah rasanya ia ingin sekali kabur dan kembali berlibur.

Tania menatap wanita berambut lurus berwarna pirang dengan panjang sebahu yang tengah menunduk memainkan jemarinya tanpa berani menjawab pertanyaan bosnya itu.

"Jawab saya, Diana!" suara Tania lebih tinggi lagi kali ini. Ia benar-benar kesal. Wanita bernama Diana tersebut hanya bergidik ngeri tanpa berani mengangkat wajahnya. Tania menghela nafasnya lelah. Haruskah hari pertamanya kembali ke kantor menjadi seburuk ini?

"Saya akan memberikanmu kesempatan. Tidak peduli bagaimana caranya, rebut kembali kepercayaan incognito untuk bekerja sama dengan perusahaan kita. 1 minggu. Jika kamu tidak dapat melakukannya dalam kurun waktu tersebut, maka jangan harap kau masih memiliki kesempatan untuk bekerja dengan perusahaan ku lagi. Mengerti? Now, get your ass out of here!" ucap Tania ketus. Diana mengangguk-anggukan kepalanya cepat lalu segera mengangkat tubuhnya yang sedari tadi gemetar keluar dari ruangan sang Bos.

Setelah pintu tersebut ditutup Tania kemudian menyandarkan dirinya pada kursi besar berbulu miliknya, memutarnya menghadap kaca, lalu menikmati pemandangan dibaliknya. Lelah. Itu yang dapat ia rasakan saat ini. Ia menutup kedua matanya, mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya yang entah kenapa ikut terasa lelah.

Lalu tiba-tiba saja intercom miliknya berdering, menganggu istirahatnya yang hanya sebentar itu. "Ada apa, Viola?" tanyanya malas.

"Mohon maaf menganggu, Bu. But, Mr. Kale are waiting outside. Should I let him in?" jawab Viola, sekretaris pribadinya dari seberang ruangan. Tania mengangkat sebelah alisnya, heran. Ada urusan apa Kale ke kantornya? Ia kemudian menekan kembali tombol intercom tersebut sebelum mulai berbicara.

"Persilahkan ia masuk," ujarnya yang kemudian segera di mengerti oleh anak buahnya itu. Tak berapa lama kemudian, pintu ruangannya di ketuk, lalu memunculkan wajah tidak asing setelahnya.

Laki-laki tampan itu masuk dengan gagahnya, menebar senyuman manis tepat setelah mata mereka saling menyapa. Tania membalas senyuman laki-laki itu tidak kalah hangat, sebelum kemudian mempersilahkannya duduk di sofa berwarna mauve miliknya.

Tania menutup semua dokumen-dokumen di atas mejanya, kemudian menghampiri Kale yang baru saja mendaratkan tubuhnya di atas sofa.

"Ada apa, Kale? Apa yang membawamu kesini?" tanya Tania ramah.

Shed Your Tears AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang