YEAYYYY! Terimakasih sudah vote sampai 550! Sesuai janji, aku bakal update 2 part! Yohooo! Langsung aja deh cuss markica!
******
Siang ini rasanya terlalu terik dan menyengat di Yorkshire Barat, Inggris.
Seolah-olah matahari tidak rela menerima kenyataan bahwa kini ia dapat kembali menghirup udara segar selama hampir 20 tahun mendekap di balik jeruji besi.Perjuangannya tidak sia-sia. Beberapa tahun ini ia terus-terusan bersikap baik di hadapan para petugas yang berjaga, dan akhirnya mimpinya pun terwujud. Ia dihadiahi kehidupan layaknya orang normal lainnya di luar sana. Bukan hukuman mati seperti yang sebelumnya sempat mereka jatuhkan padanya.
Ia merasa sangat bangga terhadap dirinya sendiri. Senang? Bukan main. Ingin sekali rasanya ia memeluk semua orang yang masih berada di balik tiang-tiang bodoh itu untuk mengekspresikan rasa senangnya.
Pria berbadan besar itu melangkahkan kakinya dengan enteng menuju tempat pengambilan barang.
"Hey Josh! Good day, huh?" sapanya pada sipir yang tengah bertugas untuk mengambil barang-barang dan pakaiannya yang disita.
Josh ikut tersenyum membalas sapaan pria itu, kemudian melambaikan tangan kepadanya ketika ia telah mendekati gerbang kebebasan.Semua orang di tempat ini percaya bahwa pria itu adalah pria baik-baik. Mungkin, kejahatan yang ia lakukan dimasa lalu hanyalah sebuah kesalahan yang tidak dapat diterima oleh para jaksa. Karena sekali lagi, mereka percaya bahwa orang sebaik dirinya tidak akan mungkin tersesat di kubikel jahanam ini.
Padahal, mereka tidak tahu saja betapa pandainya ia bersandiwara. Rasanya, sandiwara yang ia lakukan selama ini bahkan lebih baik daripada artis-artis tampan di luar sana.
Kini setelah semua drama yang ia lakoni, ia akan datang. Datang dengan jati dirinya yang telah lama ia sembunyikan, Untuk anak itu. Anak dari pelacur yang telah mematahkan hatinya. Anak yang selalu membawa kesialan dalam hidupnya.
Selama beberapa tahun ini, ia telah menyiapkan berbagai rencana. Dan kini semua rencana itu akan terlaksana. Ia akan menghancurkan seluruh kehidupan yang dimiliki oleh anak itu. Agar anak itu dapat merasakan apa yang ia rasakan.
*****
"Kale!?" tanyanya agak berseru.
Kale tersenyum dengan senyum andalannya seraya berkata, "Aku tidak terlambat kan?"
Laki-laki bertubuh jangkung itu kemudian masuk kedalam kamar dan mengeluarkan sepasang sepatu dari kotak yang dibawanya.
"Ini. Pakai," ujarnya sambil menyodorkannya didekat kaki wanita itu.
Tania mau tidak mau, memindahkan pandangannya pada sepatu yang baru saja Kale keluarkan dari kotaknya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sepasang sepatu sneakers berwarna hijau 'mentereng' yang definitely a No-no untuk Tania.
"What the-?!" Umpatnya dengan pandangan paling menggelikan yang tidak pernah Kale lihat sebelumnya dan tentu saja membuatnya semakin senang.
"Kamu tidak ada pilihan lain selain menggunakan ini, ikut aku turun menuju lobby, dan berangkat ke pembukaan Soul en Sky denganku. Karena akulah yang membawakan sepatumu, Bukan Vio. Dan sepatu itu aku sembunyikan di dalam mobil. Jadi menurut saja ya," jelasnya. Tania memandang Kale tidak percaya. Mimpi apa dia tadi sampai ia harus menerima kejahilan Kale seperti ini? Ia melihat jarum jam pada arloji yang menggantung di pergelangan tangannya.
Sudah pukul 6 lewat 15. Orang-orang pasti sudah menunggu.
"Bu, Pak, mohon maaf. Ibu Tania dicari oleh mbak Diana dan teman-teman lainnya. Acara pembukaan akan segera di mulai," sela Vio yang masih berdiri di tempatnya setelah menerima telfon yang Tania yakini dari Diana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romantizm[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...