NIH APDET NIH EKEKEK (PART 28)

848 51 2
                                    

Hai. Hehe.

PLEASE YA MAAFIN AKU YA PLEASE YA.......

TO ALL MY BELOVED READERS....

MAAFIN AKU YA.....

hehehehe
Sebenernya aku udh nyimpen lanjutannya sampe di draft dr bulan february.......

Tapi,
Hehe

Aku agak deg2 serrr mau publish karena ada *spoiler alert* part yang ada uhuk uhuknya. Dan ini kali pertama aku nulis ada gt nya wkwkwk.

Soalnya aku sejujurnya pengen adegan itu tuh kek penuh perasaan dan menciptakan kesedihan juga romantisme sendiri buat kalian yang baca. Jadi aku tuh niatnya pengen adegan itu gak vulgar2 amat wkwkwkw tp ya gt deh aku udh coba bikin berulang2 dan menurut aku, part yg nanti di publish yang terbaik yg aku bikin.. Wkwkwk jadi maafin aja yah😭

Btw, aku baca semua komen kalian satu-satu walaupun aku gak bales kok. Makasih ya karena selalu support aku.

Maafin aku ya sekali lagi😭

Capek gak sih dengerin aku minta maaf mulu wkwkwk

Yaudah gpp deh katain aku aja aku ikhlas yg penting kalian sayang sama Kale dan Tania ekekekek.

So, yauda with no further do, lets continue!

Here's the chap 28 for u all! ❤

PS: Ini bukan part yg ada uhuk2nya yah.

----


"Halo, selamat pagi. Dengan siapa saya bicara? Oh, baik. Baik nanti akan segera saya sampaikan ke bu Tania ya. Terimakasih atas infonya. Selamat pagi," Vio menutup teleponnya. Belum juga ia duduk di tempatnya, pagi ini sesampainya ia dikantor ia sudah disibukkan dengan beberapa telepon masuk yang harus ia sampaikan untuk atasannya itu.

Sudah 3 hari lamanya Tania lagi-lagi membolos dari pekerjaannya dan secara tidak langsung merepotkan banyak pihak terutama Vio sebagai sekretarisnya. Pekerjaannya sudah sangat menumpuk ditambah pesan-pesan dari Vio yang semakin lama semakin mengganggu mau tidak mau memaksanya untuk berangkat ke kantor hari ini.

Tepat pada pukul 8 pagi, setelah memarkirkan Beetle kesayangannya di lobby ia segera naik ke ruangannya. Vio yang melihat kehadirannya dapat tersenyum lega hari ini, akhirnya ia mendapat kepastian bahwa paling tidak hari ini ia dapat bersantai di waktu luangnya sejenak.

"Langsung ke ruangan saya ya," titah Tania sembari menunjuk ruangannya setelah melihat Vio di mejanya. Vio tersenyum lega sembari mengangguk hormat.

Vio segera mengumpulkan berkas-berkas yang menumpuk dimejanya, kemudian ia segera membawanya masuk kedalam ruangan Tania untuk diserahkan dan diproses kembali oleh bosnya tersebut.

"Ini file-file yang harus di tandatangani, proposal untuk event-event kolaborasi, berkas pengajuan kerjasama dari dan untuk investor, serta laporan-laporan dari masing-masing divisi yang harus ditinjau ulang," jelas Vio sembari menyerahkan file-file ditangannya yang hanya di sambut dengan hembusan nafas panjang oleh Tania. Vio mengambil langkah menjauh sebelum kemudian berbicara lagi.

"Selama 3 hari ini, terdapat total 12 panggilan masuk. 4 diantaranya adalah panggilan dari MPC Corporation, 2 panggilan dari Manajemen Terry Liye, 5 panggilan dari project developer untuk ekspansi perusahaan kita di Bali, dan terakhir panggilan dari Gugun Siregar's Law Firm" jelasnya singkat dan padat.

Shed Your Tears AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang