Tania menatap kembali wajahnya di cermin yang bertengger manis di meja riasnya. Ia menatap matanya dari cermin lekat-lekat, Berbicara pada dirinya sendiri. Meyakinkan keputusan yang telah ia ambil.
"Semua akan baik-baik aja, Tan. Gak perlu ada tangis, nafsu, apalagi cinta. Kamu yang mengatur hati kamu, bukan orang lain. Semua akan baik-baik aja." Bisiknya pada dirinya sendiri sembari mengepalkan tangannya di udara, seolah menyerap energi dari sekitarnya.
Ia kemudian tersadar, sudah terlalu lama ia berbicara dengan dirinya sendiri hingga melupakan waktu yang kian berputar. Jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 7 malam. Shit. Seharusnya pukul 7 malam ia sudah berada disana. Ia beranjak dari tempatnya, berdiri dan memastikan penampilannya sudah cukup untuk malam ini.
Walaupun biasanya Tania bukanlah sosok wanita yang ribet, tapi mengingat ini adalah acara formal dan dia tidak ingin dipandang rendah oleh siapapun yang akan ia temui nanti, jelas saja ia harus memaksimalkan penampilannya. Well at least, tidak memalukan sudah cukup.
Ia mengenakan anting gantungnya yang berwarna rosegold dengan ornament lingkaran kecil diujungnya, dan sebuah kalung mutiara melingkari lehernya. Lalu Ia menambahkan sedikit liptint di bibirnya yang kecil agar tidak terlihat pucat. Ia tampil menawan malam ini, dress berwarna pink pucat dengan model sabrina hingga menonjolkan bahu dan lehernya, menggantung sempurna di tubuhnya sampai betis. Tidak ingin terlalu lama membuat orang lain menunggu, Tania pun bergegas meninggalkan apartemennya, melaju dengan taksi yang ia hentikan di pinggir jalan.
Taksi yang ia tumpangi menurunkannya di tujuannya. Ia membayar taksi tersebut dan memberikan sedikit bonus karena sudah mau mempercepa laju kendaraannya agar Tania tidak terlalu terlambat. Ia pun berlari memasuki gedung setinggi 64 lantai tersebut dan menaiki lift menuju lantai tertingginya.
Ting!
Pintu lift terbuka dan tania segera menghambur keluar dari lift tersebut. Ia berjalan dengan kakinya yang mungil ke arah pintu kayu besar berwarna hitam di hadapannya. Melihat pintu tersebut, ia benar-benar merasa sekecil semut. Saat ia baru saja ingin membuka pintunya, pintu tersebut sudah terlebih dahulu dibuka oleh seseorang di dalam ruangan, membuatnya agak terlonjak sedikit karena kaget. Para pelayan menatap Tania dengan ramah lalu membungkukkan tubuh mereka ke arah Tania yang masih berdiri di ambang pintu.
Seseorang dengan pakaian dan dandanan bak seorang Geisha menyapanya. "Selamat malam miss, Ada yang bisa saya bantu?" ucapnya sembari
"Ibu Hera Respati Hanggara sudah memesan tempat disini. Saya anaknya, Tania. Apakah beliau sudah datang?"
"Ah, betul. Ibu Hera sudah berada di dalam. Beliau telah menanti anda sedari tadi. Mari ikuti saya."
Setelah menyusuri ruangan penuh lorong berputar-putar tersebut, tibalah ia di sebuah ruangan tertutup yang didepan pintunya berdiri 2 orang pelayan lainnya dengan pakaian yang sama, menjaga ruangan tersebut. Pelayan yang menggiringnya kesini mengundurkan diri meninggalkannya berdiri di depan pintu ruangan itu. Tania menghela nafasnya panjang. Kedua pelayan tersebut kemudian membuka pintunya mempersilahkan Tania untuk masuk.
Tania melangkahkan kakinya kedalam setelah mengucapkan terima kasih kepada pelayan-pelayan itu. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Disana Ayah dan Ibunya duduk menatapnya yang baru datang lalu ada 3 orang lagi yang membelakanginya yang ia tahu siapa.
"Malam semuanya. Maaf saya terlambat." Ujarnya sembari menundukkan kepalanya sopan, membuat ketiga orang yang membelakanginya memutar tubuh mereka. Tania menatap mereka semua bergantian hingga ia menemukan satu sosok laki-laki bermata abu-abu kehijauan menatapnya dingin dibawah mata yang teduh.
![](https://img.wattpad.com/cover/118431201-288-k838709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romance[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...