Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Kini Kale tengah berada di dalam mobilnya, merebahkan diri pada kursi pengemudi sembari menunggu Tania menyelesaikan pekerjaannya hari ini.
Seharian ini ia tidak bosan sama sekali, walaupun Tania sibuk dengan tugasnya, Kale juga bisa menyibukkan diri dengan pekerjaannya sendiri yang ia lakukan secara remote.
Untungnya lagi, karena gedung ini sudah hampir selesai pembangunannya, Kale jadi dapat meminjam satu ruangan yang belum di gunakan untuk bekerja disana. Senang sekali rasanya bisa bekerja di bawah atap yang sama dengan Tania, apalagi dari balik kaca ruangannya, Ia bisa mengawasi Tania yang bolak-balik kesana kemari selama itu.
Ia mungkin lelah, namun lelah yang ia rasakan tidak seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan yang ia rasakan hari ini.
Baru saja Kale ingin memejamkan matanya sebentar, tiba-tiba ia mendengar kaca mobilnya di ketuk.
Ia segera bangkit dan mendapati Eric berada di samping pintu kemudi, menunggunya membuka kaca.
"Ada apa?" Tanya Kale setelah kaca penghalang mereka diturunkan.
Eric kemudian memberikan kabar bahwa Adi, salah satu anggota body guard yang ia tugaskan untuk membuntuti Josh, terluka di lapangan. Pria itu ketahuan oleh Josh dan Josh yang panik segera menusuk laki-laki malang tersebut hingga ia tidak sadarkan diri sebelum akhirnya Josh melarikan diri. Untungnya Adi terselamatkan dan sudah melewati masa kritisnya, namun Josh sendiri kini telah menghilang lagi dan belum di temukan lagi keberadaannya hingga saat ini.
Mendengar kabar itu membuat Kale semakin was-was dan tentu saja marah. Ia merasa apa yang ia lakukan kini sia-sia dan terpaksa memulainya lagi dari awal. Tapi ia memutuskan untuk menahan emosinya dengan mengepal tinjunya keras-keras sebelum akhirnya ia mengangguk.
"Just find him as soon as possible," ujarnya dingin dengan rahang yang menajam, lalu membiarkan Eric meninggalkannya untuk kembali melakukan pekerjaannya.
Tidak lama setelah itu, Tania keluar dari lobby gedung dan melambaikan tangannya ke arah Kale dengan senyuman yang paling cerah yang bisa ia berikan. Membuat Kale melupakan kabar buruk yang ia dengar sebelumnya sejenak.
Tania segera berlari ke arah mobil dan masuk kedalamnya setelahnya.
"I'm sorry, you wait too long," Sapanya sebelum kemudian ia mengecup pipi suaminya dengan sayang.Kale tersenyum tipis, "No problem, It's not that long,"
Wanita itu hanya tersenyum lega, sembari memasangkan seatbelt di tubuhnya.
Merekapun segera melesat pulang kerumah Tania, dan dalam beberapa menit kemudian mereka telah sampai dan segera bergegas masuk ke dalamnya.
Ketika mereka masuk, Tania sedikit bingung dengan keadaan rumahnya. Tidak biasanya rumahnya gelap gulita seperti ini. Apakah Teesha belum pulang?
Ia kemudian segera menyalakan lampu di beberapa ruangan dirumahnya mengingat hari sudah mulai gelap.
Ketika ia merasa rumahnya sudah cukup terang, ia segera bergegas menuju kamarnya, membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman. Kale sendiri saat ini tengah berkutat di dapur mengudap beberapa snack yang bisa ia temukan dari dalam kulkas. Sebenarnya Kale tidak lapar, ia hanya tidak tahu harus melakukan apa sambil menunggu Tania keluar dari kamarnya.
Kale kemudian duduk pada barstool di dapur, dan menemukan secarik kertas kecil di atas cabinet.
"I'll be sleeping in the boutique. Bali Fashion Week is near. Got a lot to do! Ciao!❤
- T."
Baru selesai membacanya, Tania tak lama kemudian muncul dengan wajah fresh dan rambut basahnya yang menguarkan aroma mint yang lembut ke seantero ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shed Your Tears Away
Romansa[BAHASA INDONESIA] [THIS STORY REALLY IS MY OWN CREATION AND IS PROTECTED BY LAWS! NO COPYCATS ALLOWED! RESPECT!] Bagi Tania, menikah itu munafik dan cinta hanyalah nafsu belaka. Jangan salahkan dirinya karena tidak mempercayai cinta dan meremehkan...