PART 26

1.5K 103 11
                                    

"Nah, ini kamar kamu ya Sha," Tania membuka kamar yang biasa ia gunakan dan menunjukkannya pada Teesha. Mereka berdua pun masuk dan Tania mempersilahkan Teesha untuk beristirahat.

"Makasih ya kak. By the way, kamar ini baunya kayak bau kakak. Kakak sering tidur disini? Baunya gak seperti kamar kosong pada umumnya..." ucap Teesha dengan polosnya. Tania tersenyum kecut berusaha menutupi gugupnya.

"Ah, enggak lah. Tapi memang kamar ini biasanya aku jadikan make up room-ku. Soalnya dikamar aku dan Kale sudah terlalu penuh. Mungkin karena itu disini baunya seperti aku ya? Hahaha," elak Tania mencoba menjelaskan. Semoga saja aktingnya tidak terlalu jelek sehingga Teesha mengurungkan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.

Teesha mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Melihat peluang itu, ia pun segera beranjak dari kamar itu dan sekali lagi mempersilahkan Teesha untuk beristirahat.

"Kamu mandi dan bersih-bersih gih, terus istirahat. Sudah malam. Besok pagi kita sarapan bareng ya?" ujarnya lembut. Teesha mengiyakan dan membiarkan Kakak sulungnya itu meninggalkannya.

Tania segera bergegas menuju kamar utama dan merapihkan barang-barangnya yang sore tadi ia pindahkan dari kamar yang kini ditempati Teesha secara asal.

Setelah semuanya rapi, ia segera masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan diri.

Hingga akhirnya waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Ia yang seharian ini sibuk merasa sangat kelelahan dan memutuskan untuk menyudahi malam dan beristirahat.

Ia mengambil selimut dan bantal baru dari dalam lemari dan meletakannya di sofa panjang di dalam kamar itu.
Hari ini dan seterusnya, sofa ini akan menjadi teman tidurnya yang paling nyaman. Ia tidak mungkin semena-mena tidur diatas kasur dan membiarkan Kale sang pemilik kamar malah mengambil tempat di sofa. Menurutnya, ia sudah sangat merepotkan Kale beberapa waktu ini sehingga ia tidak ingin merasa terbebani lagi dengan rasa bersalahnya. Lagi pula ia ingin Kale yang sudah terlalu lelah bekerja seharian di kantor dapat tidur dan beristirahat dengan nyaman sesampainya dirumah.

Tania menaiki sofa tersebut dan membungkus tubuhnya dengan selimut. Ia merasa sangat nyaman sekali walaupun hanya tidur di atas sofa sampai-sampai dalam hitungan detik tanpa ia sadari, ia telah terlelap dan memasuki alam lain dimana semua hal yang ia inginkan dapat terjadi selama ia memejamkan mata.

******

Matahari bersinar begitu cerahnya pagi ini, membangunkannya dari tidur lelapnya. Ia membuka matanya dengan perlahan, mengedipkannya beberapa kali hingga pandangannya kembali jelas. Hal pertama yang ia lihat setelah membuka kedua matanya adalah langit-langit berwarna abu-abu kamar itu. Ia kemudian menurunkan kakinya dan mencoba mencari ponselnya. Ia mengecek waktu yang ditunjukkan disana. Pukul 6 pagi. Ia kira ia terlambat bangun untuk berangkat ke kantor. Akhirnya ia menyandarkan tubuhnya pada kepala kasur dibelakangnya sembari mengecek notifikasi yang masuk ke ponselnya selama ia tertidur.

3 pesan dari Kale.

Tania membelalakkan matanya.
Kale? Mengiriminya pesan?
Cepat-cepat ia membuka isi pesan tersebut dan membacanya.

"Aku tidak marah padamu, Nia." tulis laki-laki itu dipesan pertama. Tania kemudian membuka pesan selanjutnya.

"Aku juga tidak benci padamu," Tania menutup bibirnya yang terbuka saking kagetnya. Hatinya sakit. Air matanya tiba-tiba berada dipelupuk mata. Ada apa dengan Kale? Mengapa ia tiba-tiba mengirimkan pesan seperti ini? Apakah ia mabuk dan mengirimkan pesan ini secara tidak sadar? Ia segera membuka pesan terakhir yang di kirimkan oleh Kale.

"Aku hanya takut.... Aku takut karena aku terlalu gembira mendengar pengakuan cintamu. Aku takut jika aku mengambil kesempatan untuk mencintaimu dan tidak menjauhimu, kamu akan terseret masuk ke duniaku yang gelap dan tersakiti karenanya. Aku hanya tidak ingin melanggar sumpahku untuk selalu menjagamu walaupun perasaan dan bahagiaku adalah harga yang harus kubayar untuk itu,"

Shed Your Tears AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang