"Kecantikan sia-sia buatku jika ia tak bisa membuatku nyaman."
-Arga Rakyan-Bel istirahat baru saja berbunyi. Siswa-siswi SMA Bhakti Jaya berhamburan keluar dari kelas, namun ada juga yang memilih tetap diam di kelas.
Salsa, Meyra dan Andin lebih memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sedang lapar."Lo yang pesen lah." Ucap Meyra pada Salsa.
Salsa menghela napas dengan kasar.
"Oke. Lo semua mau pesen apa?"
"Gue nasi goreng sama jus jeruk." Jawab Andin.
"Samain aja deh." Jawab Meyra.
Salsa berjalan ke tempat penjualan makanan. Namun langkahnya terhenti saat melihat Arga yang sedang memesan makanan juga. Salsa terus saja menormalkan detak jantungnya yang seketika berdetak cepat karena kehadiran Arga.
"Bu nasi goreng 3 sama jus jeruk 3." Ucap Salsa pada Bu Diah.
Salsa sesekali menatap Arga. Entah Arga sadar atau tidak sedang ditatap oleh Salsa. Arga menatap Salsa sekilas kemudian tatapannya menatap yang lain.
Walaupun itu hanya tatapan sekilas. Tapi sangat berpengaruh pada Salsa. Salsa semakin gugup setelah matanya bertemu langsung dengan mata Arga.
Bu Diah memberikan makanan yang di pesan Arga kepada Salsa. Awalnya, ia bingung melihat Bu Diah memberikan 2 mangkok bakso padanya. Namun, akhirnya Salsa menyadari bahwa itu milik Arga karena di tempat itu hanya ada dia dan Arga."Punya lo?" Tanya Salsa.
Arga menatap Salsa kemudian hanya mengangguk, tak mengucapkan kata apapun. Arga mengambil nampan berisi 2 mangkok bakso yang sedang ada di hadapan Salsa dan langsung membawanya pergi ke tempat duduknya. Salsa menatap Arga sampai ia duduk di tempatnya. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Arga bahkan tak sedikitpun berbicara padanya atau menjawab pertanyaannya. Tapi tetap saja walau sikap dingin Arga begitu, Salsa tetap saja luluh pada orang sedingin Arga.
Salsa kembali ke tempatnya sambil membawa nampan berisi pesanan mereka bertiga. Namun saat Salsa kembali, Meyra dan Andin menatapnya aneh."Betah banget disana." Goda Andin pada Salsa.
"Iyalah. Apalagi kalau ada Arga, pasti betah banget." Goda Meyra juga.
Salsa menatap tajam, kemudian duduk di tempatnya.
"Lo berdua liat?" Tanya Salsa kepada mereka berdua.
"Iya gue liat. Lo gugup kan?" Jawab Andin.
"Beneran keliatan?"
Mereka berdua mengangguk bersamaan.
"Sayangnya gak ada kesempatan buat ngobrol. Biasalah Arga."
Salsa mendesah kecil. Memikirkan Arga dan dirinya sebentar. Bisa-bisanya dia menyukai orang seperti Arga.
Arga memang tampan, matanya kecil namun bukan sipit, ia juga pintar, tapi sayang sekali dia dingin pada setiap wanita. Tapi menurutnya cowok dingin lebih baik daripada cowok player.
Mereka bertiga menghabiskan makanannya sambil berbincang-bincang. Entah itu membahas lelaki tampan di sekolah atau membahas pelajaran. Namun, daritadi perhatian Salsa tertuju pada Arga yang sedang mengobrol dengan Ryan. Sesekali Ryan memergoki Salsa yang sedang memperhatikan Arga.
Ryan menyeringai mengetahui Salsa terus saja memperhatikan Arga."Lo kenapa sih suka diemin cewek-cewek yang suka sama lo?" Tanya Ryan pada Arga.
Arga mengerutkan alisnya. Merasa aneh pada Ryan yang tiba-tiba saja menanyakan hal seperti itu.
"Gue gak suka sama mereka. Ngapain ladenin mereka." Jawab Arga datar sambil kembali meminum minuman yang ia pesan.
"Lo tahu kan Nasya dari kelas kita suka sama lo. Masa lo gak suka sih sama cewek secantik dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}