16. Dia, Akmal

1.9K 145 0
                                    

Hanya orang bodoh, yang saat ditanya apa, jawabnya apa.

( Putri Olivia )

...

"Sekalian aja, kita pulangnya hari minggu kak Vi," Deo berucap saat ia diajak Oliv pulang, ia menoleh dan mendapati wajah Oliv yang menatapnya datar. "Aih kak Vi, ya ya ya?"

Akhirnya Oliv mengangguk. "Kalo gitu kak Vi pulang dulu. Mau ambil baju sama seragam baru, nanti punya Deo juga kak Vi ambilin."

Deo mengangguk lalu tersenyum. "Makasih, kak Vi. Ayo kak Indra, kita main ML lagi."

Indra mengangguk lalu mereka kembali bermain, membiarkan Oliv melangkah keluar dari kamar Indra setelah mengambil beberapa baju kotor Deo. Ia bergegas menuju kamarnya dan mengambil baju kotornya.

"Mau kemana, Vi?" Rahmi menatapnya heran, Oliv seperti mau pergi lagi padahal ia baru pulang sekolah setengah jam yang lalu.

"Mau pulang bentar, Tan. Ambil baju sama seragam." Oliv mendekat lalu menyalimi tangan Rahmi.

"Gak usah, Vi. Kamu bisa pake baju Mila. Anggap aja ini rumah kamu sendiri, kamu bebas mau ngapain aja," Ia menatap paper bag besar yang berada ditangan kiri Oliv. "Itu, kamu bawa apa?"

Oliv melirik tangannya. "Oh, ini. Via bawa baju kotor pulang, ntar Via tukar sama baju baru lagi."

Rahmi menggeleng, "Cuci disini aja Vi, ada pembantu. Kalo kamu gak mau dicuci pembantu, kamu bisa cuci sendiri. Buat apa dibawa pulang?"

Oliv menggeleng lalu tersenyum tipis, "Via dikasih izin nginap disini aja, udah berterimakasih banget, Tan. Via, gak mau ngebebanin lagi," Ia melirik jam ditangannya. "Via berangkat sekarang ya, Tan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

...

Oliv kembali setelah membawa beberapa lembar baju, seragam serta buku pelajaran miliknya. Ia juga mengambilkan semua kebutuhan Deo.

Keesokan paginya, ia sudah lebih siap berangkat ke sekolah, karena ia juga tak lupa lagi membawa seragamnya. Hari ini, jadwal pertama kelasnya, Olahraga. Kalau pakai seragam putih-putih saja, dia ketahuan, apalagi kalau memakai seragam olahraga sekolah Mila yang merupakan anak Sma Nusantara. Sangat kentara nantinya.

Setelah sarapan dan berpamitan kepada yang lain, ia segera keluar dan menaiki motornya. Ia melihat Ozan lagi, kali ini cowok itu menyempatkan diri untuk menegurnya dengan melambaikan tangan, Oliv hanya mengangguk sebagai responnya. Ia segera menyalakan mesin motornya dan meninggalkan pekarangan rumah Mila.

Sampai diparkiran, Oliv segera memarkirkan motornya, melepas kunci dari motornya lalu mengantungi kunci tersebut. Ia melangkah tergesa menuju kelasnya. Karena ia tau guru olahraganya adalah guru yang sangat tepat waktu. Ia tidak akan terlambat meski hanya 1 menit dan biasanya, guru itu sudah berada didalam kelasnya tepat jam 7. Oliv menatap jam ditangannya, pukul 06.58.

2 menit lagi, pikirnya.

Ia memasuki ruangan kelas yang sudah hening sedari ia mengetuk pintu kelas. Menatap ke meja guru, dan ternyata benar, gurunya bahkan sudah duduk dan sedang mengabsen.

Oliv melangkah pelan menuju bangkunya yang berada tepat dihadapan guru itu. Ia duduk dan langsung terkejut saat guru itu memanggilnya. Ia segera mengangkat tangan, ia pikir ia akan dihukum atau semacamnya tapi saat setelah memanggil nama Oliv, guru itu menyebut "Putri Nur Cahya" ia baru sadar, gurunya kan sedang mengabsen.

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang