34. Sebatas Kakak

1.6K 117 4
                                    

Seenggaknya lo udah tau perasaan gue. Perihal lo nerima apa nolak, gue udah berlapang dada.

( M. Iqbal Prasetya )

...

Iqbal membukakan pintu mobil bagian penumpang lalu mengisyaratkan agar Oliv memasukinya. Setelah Oliv masuk, ia menutup pintu lalu ia berputar dan memasuki mobilnya.

Ia mengetukkan jarinya di kemudi, melirik ke arah Oliv lalu berdehem. "Liv."

Oliv masih sibuk mematah coklatnya. Ia bahkan tak melirik Iqbal. "Hm."

"Sebenarnya gu--"

"Nyalain radio ya? Sepi amat soalnya nih mobil lo kayak di kuburan." Oliv langsung menyalakan radio dan mencari saluran yang pas.

Iqbal tersenyum kikuk. Baru mau ngomong udah dipotong aja. Ia menyandarkan tubuhnya lalu menoleh ke Oliv. "Gue ada sesuatu buat lo."

Oliv menatapnya dengan menaikkan alis. Iqbal membuka pintu di sampingnya. "Tunggu bentar." Ia segera keluar mobil dan mengambil sesuatu yang ia letakkan di bagasi mobilnya.

Pintu kembali terbuka dengan Iqbal yang memegang sebuah paper bag berukuran kecil membuat Oliv mendengus. "Kecil gitu ngapain sampe ditaroh di bagasi, kak? Di dalam dashboard juga muat itu mah."

Iqbal terdiam. Ia juga baru sadar bahwa yang dikatakan Oliv memang benar. Tuh kan, Iqbal sudah kehilangan akal sehatnya. Ia terkekeh hambar. "Kan biar lo penasaran gitu, jadinya gue taroh di belakang."

Oliv menggelengkan kepalanya. Ia menerima paper bag yang di ulurkan Iqbal ke arahnya. "Beneran buat gue nih?"

Iqbal mengangguk membuat Oliv berdehem. "Atas dasar apa ngasih gue hadiah?"

Iqbal diam. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Menatap lurus ke depan tanpa mau menoleh ke Oliv yang kini memandanginya penuh tanya. "Kak Iqbal?"

Iqbal mengunci rapat mulutnya. Ia menatap jendela di sampingnya membuat Oliv kesal sendiri. Langsung saja ia membuka paper bag dan melotot kaget melihat isinya sebuah kotak beludru merah.

"Jangan bilang kak Iqbal mau ngelamar gue?!" batinnya berteriak heboh.

Tangannya kembali masuk mencari yang lain. Siapa tau ada sesuatu lagi yang akan ia dapat. Secarik kertas tersentuh oleh tangannya yang sedari tadi berusaha meraba isi paper bag. Ia mengeluarkan secarik kertas yang ternyata terlipat itu. "Ini kertas apaan?" tanyanya masih mencoba membuat Iqbal berbicara.

 "Ini kertas apaan?" tanyanya masih mencoba membuat Iqbal berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbal menghela nafasnya. Lelaki itu kini menundukkan kepalanya. "Baca aja dulu."

Oliv mengangguk pelan. Ia membuka lipatan kertas itu dan membeku seketika.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang