Tapi jauh dilubuk hati terdalam, dia juga suka, cara cowok itu mempedulikannya, menenangkannya, membuatnya bisa melupakan masalah untuk sejenak.
--Author (re: Ela)
...
Selesai memakai seragam Mila yang pas ditubuhnya, Oliv mengenakan sweater tipisnya lalu jam tangan dipergelengan kirinya kemudian memakai tas sekolahnya. Ia menatap Mila yang sibuk merias diri didepan cermin.
Ia sedikit heran dengan sepupunya itu, hanya ke sekolah tapi waktu Mila banyak dihabiskan untuk berdandan. Memakai gincu, maskara, soflents, alis. Padahal Oliv yakin, sampai dimeja makan dan saat bertemu kedua orangtuanya, Mila pasti diceramahi habis-habisan karena penampilannya bukan seperti anak sekolah.
"Anak kids jaman now," Oliv menggeleng ketika memakai sepatu sekolahnya, ia kemudian melangkah keluar dari kamar dan menuju meja makan untuk sarapan terlebih dahulu.
"Pagi, Vi." Sekar tersenyum menatap Oliv yang sudah lama tak ia lihat, "Sekarang udah SMA ya? Lama gak lihat kamu."
Oliv tersenyum menatap Sekar. Yang satu ini, adalah anak tertua dikeluarga ini. Saat ini sudah kuliah semester 3. Oliv lebih menyukai berbicara dengan Sekar dibanding Mila. Karena Sekar lebih sopan, padahal Oliv sadar, dia lebih muda dari Sekar. Tapi melihat Sekar begitu menganggap mereka seperti berteman, hal itu membuat Oliv terbiasa dan nyaman. Aksen Sekar yang berkata aku-kamu kesemua orang didekatnya membuat semua orang makin menyukainya.
"Duduk disini sayang," Ali memundurkan kursi kosong didekat Sekar membuat Oliv mengangguk lalu mendudukinya.
Ali sendiri sudah melangkah untuk duduk dikursinya sendiri yang berada diantara Sekar dan Rahmi.
Deo, Indra sudah duduk dan melahap makanan mereka masing-masing disamping Rahmi. Oliv mengambil selembar roti lalu mengoleskan selai kacang diatasnya.
"Gak makan nasi, Vi?" Rahmi menatapnya sembari menunjuk nasi dengan bermacam lauk pauk yang tersedia disekitarnya.
Oliv menggeleng. "Satu lembar roti aja, Via udah kenyang, Tan."
Sekar tertawa pelan. "Tidur sama Mila, gak buat kamu ikut diet ketat dia kan?"
Oliv menatapnya sembari menggigit rotinya. "Mila diet?"
"Anak itu susah diatur. Semaunya sendiri. Sekarang, dia lagi diet ketat Vi. Susah disuruh makan nasi," Rahmi menyendokkan nasi kemulutnya. "Tiap hari makannya tahu rebus, nasi merah, sayur-sayuran dan itu tanpa nasi. Padahal kalo diliat, badan Mila udah pas. Kalo kata anak zaman sekarang itu bodigol. Iya kan, Kar?"
Sekar tertawa ngakak menatap Mamanya. "Bodygoals, Ma."
Ali dan Oliv ikut tertawa mendengarnya. Sementara Deo dan Indra, jangan ditanya, mereka tetap fokus dengan makanan tanpa ikut perbincangan kali ini.
Oliv sudah menyelesaikan sarapannya, begitu pula dengan yang lainnya saat Mila baru saja sampai dimeja makan.
"Pagi semua," ia tersenyum lebar menatap semua orang didekatnya secara bergantian.
"Kamu mau kemana dandanan begitu?" Ali melipat tangannya dan menatap Mila dari atas ke bawah membuat Mila memanyunkan bibirnya.
"Mau sekolah, Pa. Udah ya, Mila gak mau telat. Mila berangkat," ia menyalimi sekaligus mencium pipi orangtuanya, kemudian ia juga mencium Sekar. Beralih ke Indra, ia mencium kening Indra lalu Deo juga. Saat Oliv, ia cipika-cipiki lalu berlari meninggalkan yang lain, yang termangu melihat kelakuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu
Novela Juvenil[ S E L E S A I ] Tahun ini adalah tahun kelulusannya dari bangku Sekolah Menengah Pertama. Karena itulah, sekarang ia berada didepan gerbang Sma Pancasila dengan seragam barunya, putih abu-abu. Setelah 3 hari sebelumnya mengikuti kegiatan Masa Orie...