23. Makam

1.7K 129 3
                                    

Kalau kamu disakiti, jangan balas menyakiti. Ingat, kamu itu gadis kuat. Disakiti itu salah satu proses yang membuat kamu semakin kuat.

( Hasan )

Gak pantes. Muka lo pada kan muka antagonis.

( Putri Olivia )

...

Gundukan tanah dihadapannya saat ini membuat Oliv terbayang kejadian setahun yang lalu. Saat Hasan (--Papinya) jatuh sakit karena bekerja keras hampir 24 jam nonstop setiap harinya. Oliv teringat ketika sang Papi harus mendapat perawatan intensif selama sebulan lebih dirumah sakit.

Saat itu adalah masa-masa yang begitu berat baginya. Ia yang sudah duduk dibangku kelas 9 smp, harus bisa konsentrasi penuh dalam pembelajaran, sementara disisi lain, ia juga memikirkan kondisi Hasan.

Terkadang ia ingin membolos sekolah dan juga bimbel, ia ingin menemani Riska menjaga Hasan, tapi ia selalu terpaksa kembali kesekolah karena mendapat omelan panjang lebar dari Hasan dan jeweran dari Riska.

Ada banyak hal yang dipelajari Oliv dari Papinya. Yang diingatnya hingga saat ini mungkin dua. Pertama, tentang menjadi kuat. Kedua, tentang waktu yang begitu berharga.

Hasan selalu bilang padanya. "Vi, kalau kamu disakiti, jangan balas menyakiti. Ingat, kamu itu gadis kuat. Disakiti itu salah satu proses yang membuat kamu semakin kuat."

Oliv selalu mengingat itu. Lalu Hasan juga pernah berkata. "Umur gak ada yang tau, Vi. Belum tentu besok kita masih sedunia, belum tentu besok kita masih bisa berbincang seperti ini. Setiap yang bernyawa pasti kembali. Jadi, selagi kamu masih diberi nafas, gunakan waktumu untuk melakukan hal-hal yang berguna."

Oliv memejamkan matanya ketika ingatannya itu kembali. Ia kembali sedih jika mengingat Papinya sudah tiada. Bukannya tak ikhlas, tapi kehilangan itu memang menyedihkan.

"Kak.. " tegur Deo yang menyadarkannya.

Oliv mengerjapkan matanya. Ia menghapus air mata dengan kerudung yang digunakannya. Mereka telah duduk dimakam Hasan. Oliv menyabuti rerumputan yang tumbuh diatas makam. Lalu mereka membaca yasin.

Selesai membaca yasin. Deo dan Oliv menabur bunga diatasnya kemudian menyiramkan air dan terakhir mereka pamitan. Deo sudah berpamitan dengan almarhum Papinya. Sekarang giliran Oliv.

Oliv mengusap batu nisan dihadapannya.

Hasan Wijaya
Wafat : 26-09-2017
Lahir : 02-03-1970

"Oliv, pulang dulu ya, Pi. Nanti Oliv sama Deo kesini lagi. Kalau Mami lagi gak kerja, nanti juga Via ajak kesini. Papi yang tenang disana ya. Oliv sayang sama Papi. Assalamu'alaikum."

Oliv berdiri sambil menepuk-nepuk belakang gamisnya. Ia memakai kacamata hitamnya dan mengangguk pada Deo. Mereka melangkah pergi.

"Kak.. Hari ini bantuin kak Genta gak?" Deo bertanya dengan antusias.

Oliv tersenyum tipis. "Hari ini kayaknya enggak deh, dek. Soalnya temen-temen kak Vi pada mau datang kerumah."

"Yah padahal Deo mau jualan koran lagi." Deo mengerucutkan bibirnya membuat Oliv gemas dan langsung merangkulnya dengan erat.

"Nanti kak Via ajak lagi deh kapan-kapan. Oke?"

Deo mengangguk. Mereka sudah sampai diparkiran ketika sebuah mobil terios hitam baru saja datang dan parkir tepat disamping motornya.

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang