21. Bertemu

1.6K 120 4
                                    

Apa susahnya jawab pertanyaan gue?

( Putri Olivia )

Gue ngerti, urusan hati itu urusan masing-masing.

( Akmal )

...

"Mami otw sekolah kamu, Vi."

Suara Riska terdengar diseberang sana.

"Kalo Mami sibuk, mending gak usah Mi."

"Kebetulan Mami lagi gak sibuk. Mami tutup dulu, Vi."

Tutt tutt.

Oliv memandang ponselnya. Panggilan selama 1 menit 23 detik itu berakhir.

"Nyokap lo datang?" Rima sedang bercermin dengan kamera depan ponselnya.

Oliv mengangguk membuat Rima tersenyum kecil. "Tuh, jangan nganggap nyokap lo gak peduli sama lo."

Oliv kembali mengangguk. Ia menoleh ke belakang ketika merasa Lala menepuk pundaknya. "Apa?"

"Gue heran, kenapa ya hari ini kita gak libur aja? Padahal kan semua guru ikut rapat dengan orangtua." tuturnya membuat Oliv mengendikkan bahunya.

Lala mendengus. "Percuma keles kita masuk, orang gak belajar juga. Gue mau bolos ah." Ia merapikan rambutnya lalu berdiri.

"Lo mau kemana, La?" Rima bertanya ketika Lala sudah berada dipintu kelas.

Lala menoleh dan menyengir lebar. "Ke kantin, mau nyari cogan. Kalian mau ikut?"

Oliv langsung menggeleng sementara Rima mengangguk. "Gue ikut. Tapi, temenin ke uks dulu ya. Gue mau nimbang."

Lala mengangguk. Lalu setelah itu, mereka pergi meninggalkan Oliv yang mulai membaringkan kepalanya diatas meja.

Keadaan kelas sangat sunyi. Hanya ada Oliv dan beberapa teman sekelasnya yang memang tak berniat keluar dari kelas. Oliv baru saja memejamkan matanya berniat tidur ketika ponselnya kembali berdering.

Mami is Calling

Oliv langsung mengangkat panggilan dari Riska. "Iya, Mi?"

"Mami sudah sampai disekolahan kamu."

"Mami dimana sekarang?"

"Mami diparkiran, Vi."

Oliv langsung berdiri dan melangkah. "Mami tunggu disitu, Via kesana."

Setelah itu, Oliv mengakhiri panggilan tersebut dan melangkah menuju parkiran.

Oliv dibuat kaget oleh seseorang yang menyenggol bahunya dari arah berlawanan. "Bisa gak sih? Gak ganggu gue? Ini masih pagi loh kak."

Orang didepannya meringis kesakitan membuat Oliv tertegun. "Hello," ia melambaikan tangannya. "Kak Rian.. Lo kenapa?"

Niat marah-marahnya tertunda ketika melihat Rian memegangi bahu kanannya sendiri sambil memijit-mijit pelan.

Oliv menjentikkan jarinya membuat Rian tersadar. "Eh, elo Liv. Sorry ya, gue gak sengaja nabrak lo."

Oliv manggut-manggut sambil melipat tangannya. "Bahu lo sakit?"

Rian berhenti memijat bahunya lalu menggeleng. "Ah, enggak kok. By the way, lo mau kemana?"

"Bahu lo kenapa?"

"Oh gue tau. Lo mau bolos ya?"

Oliv menghela nafasnya. "Apa susahnya jawab pertanyaan gue?"

Rian diam. Ia mengalihkan pandangannya, tak mau melihat Oliv didepannya. Oliv mau berbicara lagi ketika ponselnya berdering.

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang