Semua sudah anda dapatkan, bukan?
( Riska )
Dan sepertinya, ia juga lupa 'Putri' seperti Putri yang sempat melupakan 'Putra'
--Author yang sedang merindu (re: Ela)
...
Hari ini hari minggu. Oliv baru saja selesai mandi ketika waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Ia menggulung rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil lalu keluar dari kamar untuk mengecek Deo.
Oliv membuka pintu kamar Deo dan melihat Deo masih tidur nyenyak di balik selimutnya. Oliv mendekat dan duduk di tepi ranjang. Ia mengusap rambut lalu mengguncang tubuh Deo untuk membangunkannya.
"Enghh. Kak Vi, ini kan hari minggu, Kak. Deo gak sekolah kok." gerutunya lalu memeluk gulingnya dan memunggungi Oliv."Iya, Deo emang gak sekolah, tapi ini udah jam sepuluh loh. Deo mandi dulu sana, baru kita sarapan." Oliv menarik-narik lengan Deo membuat Deo membuka matanya lalu terpaksa duduk.
Deo menguap lebar lalu memejamkan matanya lagi membuat Oliv yang gemas langsung menjepit hidungnya. Deo yang terkejut langsung menepis tangan kakaknya sambil melotot. "Kak Vi apaan sih?!"
Oliv terkekeh. Ia menarik tangan Deo. "Buruan. Katanya mau ikut kak Vi, jualan koran lagi."
Deo turun dari ranjangnya. "Kan siang, kak. Gak sekarang, kan?"
"Iya, tapi Deo kan belum mandi. Belum sarapan juga," Oliv mendorong Deo menuju kamar mandi yang memang ada di kamarnya sendiri. "Sekarang, Deo mandi dulu. Bau banget badan kamu."
Deo mendengus lalu masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Oliv yang menggelengkan kepalanya.
Oliv keluar dari kamar Deo dan melangkah menuruni tangga menuju dapur. "Pagi, Bi."
Bi Diah yang sedang memasak air menengok lalu tersenyum. "Pagi, Non Via. Mau sarapan apa non?"
"Terserah Bibi aja." Oliv duduk di meja makan. Ia mengucapkan terimakasih ketika bi Diah menyajikan dua gelas susu coklat dimeja makan.
Oliv meniup-niup susu coklatnya yang masih panas. Ia menyeruput sedikit demi sedikit karena merasa lidahnya seperti terbakar.
"Mau Bibi buatin roti bakar atau ikan goreng non?"
"Ikan goreng aja deh, Bi. Ntar kalau roti, Deo bakalan malas makan nasi." Oliv mengambil sendok dan mengaduk susu coklatnya dengan sendok biar cepat dingin.
Deo berlari saat menuruni tangga membuat Oliv menegurnya. "Jangan lari-lari, dek. Ntar Deo jatuh."
Deo berhenti berlari lalu turun dengan melangkah cepat. Ia menduduki kursi di samping kiri Oliv dan langsung meminum susu coklat dari gelas yang berada di depannya.
"Kak Rian kok gak ada kesini lagi, kak?" tanya Deo santai. Tidak sadar kalau kakaknya sudah tersedak karena pertanyaannya.
Oliv meletakkan gelasnya kembali ke meja. "Emangnya kenapa?"
"Pengen main ps bareng dia lagi," Deo menyeruput susunya.
"Ntar deh, kapan-kapan kak Vi ajak ke sini."
...
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30. Oliv memutuskan untuk berangkat sekarang, karena ia mau mampir ke minimarket dulu, membelikan beberapa cemilan dan makanan untuk Genta.
Oliv sudah berada di teras rumah. Ia menunggu Deo yang masih bersiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu
Ficção Adolescente[ S E L E S A I ] Tahun ini adalah tahun kelulusannya dari bangku Sekolah Menengah Pertama. Karena itulah, sekarang ia berada didepan gerbang Sma Pancasila dengan seragam barunya, putih abu-abu. Setelah 3 hari sebelumnya mengikuti kegiatan Masa Orie...