FILE 4. MISTERI BAYANGAN DI DALAM CERMIN

21.2K 1K 61
                                    

LOKASI : SINGARAJA, BALI
WAKTU KEJADIAN : 5 JANUARI 1982

Setiap kali kita bercermin, entah itu untuk menyisir, berdandan atau hanya sekedar melihat wajah kita. Benarkah kita melihat bayangan kita sendiri ... atau ada yang lain ...

Ratna masih ingat benar awal kejadiannya. Malam hari, tanggal 5 Januari 1982. Saat itu, listrik rumah memang padam kalau hujan turun dengan lebat. Seperti hari, sebelumnya, malam itu pun hujan turun dengan lebat.
Lampu minyak dinyalakan di beberapa sudut ruangan tak banyak menolong.

Rumah Ratna tergolong besar untuk ukuran orang Bali. Rumah itu memiliki dua lantai. Lantai bawah dibiarkan terbuka lebar. Untuk ruang tamu, ruang keluarga dan dapur. Sementara di lantai dua, hanya terdiri dua kamar besar. Satu milik ayah ibunya, satunya kamar Ratna, berada di sisi kanan. Masing-masing kamar memiliki dua pasang jendela besar, yang menghadap ke laut lepas.

Ratna, yang saat itu masih duduk di bangku kelas 3 SMP, semenjak kecil memang telah memiliki kamar sendiri. Sebagai putri tunggal pasangan Ngurah-Kartoni, pengusaha kerajinan tangan, ia sama sekali tidak dimanjakan.

Hujan semakin lebat. Angin kencang ikut menerobos masuk kamar Ratna dan menggoyang lampu minyak. Malam semakin larut. Dalam keadaan gelap gulita dan dingin begini, tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain meringkuk di bawah selimut. Tak terdengar suara apapun di dalam kamar, selain nafas lembut milik Ratna. Gadis itu telah terlelap setengah jam lalu. Parasnya yang ayu nampak tenang sekali.

Tiba-tiba terdengar suara guntur. Keras sekali. Kaca jendela bergetar, hingga Ratna terlonjak dari tidur. Ia terjaga bukan karena bunyi guntur, melainkan oleh mimpi buruk. Wajahnya dicakar harimau nan buas !

Dengan sekali sentak, gadis itu loncat dari tempat tidur dan berlari menuju cermin barunya di sudut kamar. Ratna sungguh merasa beruntung memiliki cermin besar, bagus dan antik yang baru di beli ibunya siang tadi. Dengan cermin sebesar itu, ia bisa melihat seluruh tubuhnya secara sempurna, meskipun dalam keremangan lampu minyak.

"Ah, aku cuma mimpi," ujar Ratna pada diri sendiri sambil menatap cermin.

Tanpa sadar, kedua tangan Ratna mengusap kedua pipinya. Sungguh, tadi mimpinya menakutkan sekali. Ia tersesat di hutan dan di kejar-kejar harimau buas ! Agak lama Ratna menatap wajahnya sendiri di dalam cermin, samar-samar Ratna melihat sosok tubuh orang lain disebelahnya, berdiri dengan anggun sambil menatap Ratna dengan terseyum.

Ratna kaget bukan main ! Ia segera menoleh ke sisi kiri, tak ada orang. Ratna membalikan badan. Kosong ...

"Mustahil ada orang lain di dalam kamar ini," bisik hatinya.

Jantungnya berdebar kencang. Ingin rasanya ia berlari ke kamar ayah ibunya. Namun, entah mengapa, kedua kakinya seperti terpaku di lantai ... !

Perlahan ia membalikan badan lagi sudut matanya pelan-pelan menatap cermin rias. Jantungnya semakin berdebar. Benar. Dalam keremangan lampu minyak, Ratna melihat bayangan seorang gadis di dalam cermin, yang terus menatap dirinya tersenyum. Ia ada ...! Di sana... ! Di dalam cermin ...! Jerit hati Ratna.

Tubuh gadis itu bergetar karena takut. Tanpa terasa, air matanya meleleh.

"Apakah benar pandanganku ... ?"

"Tentu saja benar. Kamu jangan takut," ujar sebuah suara.

Ratna kembali celingukan. Kali ini, ia tidak hanya takut, namun juga bingung.

"Siapa kamu ... ?"

"Aku ... ? Lihatlah ke arah cermin. Kamu akan melihat sosokku."

Ratna menatap cermin. Memang benar di dalam cermin sana ia melihat sosok seseorang wanita muda. Nampak anggun dengan gaun putih panjang.

"Namaku Susi. Sudah lama aku berada di dalam cermin ini. Lama sekali. Bahkan, mungkin sebelum ibumu lahir !" Gadis itu berkata lagi.

"Ibuku ... ? Apa hubunganmu dengan ibuku ... ?" Tanya Ratna.

"Ya, engga ada. Ibumulah yang menyebabkan aku bisa berada di sini, di kamar ini. Susi tersenyum.

Ratna baru ingat. Cermin baru dalam kamarnya ini hadiah dari ibu dan baru di pasang siang tadi.

"Sebenarnya, dari mana asalmu ?" Tanya Ratna lagi.

"Aku ... ? Asalku dari jauh. Dahulu, aku lahir di tanah Jawa, pada masa kolonial Belanda. Waktu itu aku dan ibuku dijadikan budak belian dan dibawa ke Negeri Belanda menggunakan kapal layar. Dalam perjalanan, kami mengalami berbagai penyiksaan. Tak tahan disiksa, ibuku meninggal ..."

Tanpa sadar, Ratna menelan air liurnya sendiri. Hatinya ikut sedih mendengar kisah hidup Susi.

"Terus bagaimana kamu bisa berada di dalam cermin ini ?"

"Seorang pemuda Belanda bernama Roland jatuh cinta kepadaku. Nampaknya ia bersungguh-sungguh. Roland lalu membuat cermin ini, sebagai tanda cintanya kepadaku. Sayang orang tuanya tidak setuju. Roland begitu putus asa."

"Lalu ... ?" Potong Ratna.

"Ia mengambil sebilah pedang dan menusuk dadanya sendiri. Roland roboh di depan mataku, di atas cermin buatannya !"

"Lalu, kamu sendiri bagaimana ?"

"Orang tua Roland begitu marah padaku. Aku dianggap sebagai penyebab kematian anak mereka. Siang malam aku disiksa ... hingga, suatu hari, aku tidak menahan sakit lagi. Setelah itu, tubuhku terasa ringan sekali. Entah kenapa aku kini bisa berada dalam cermin. Mungkin, sebagai tanda terima kasihku atas cinta Roland yang tulus kepadaku !"

Untuk sekian lama, Susi kembali tersenyum. Tanpa terasa bibir Ratna ikut tersenyum.

"Ratna, kamu mau kan menjadi temanku ...? Disini aku sendirian ... !"

Hati Ratna bimbang sejenak. Kemudian kepalanya mengangguk perlahan !

Begitulah sejak saat itu, diam-diam Ratna punya teman baru. Setiap malam, mereka ngobrol dengan bebas. Sebabnya hanya pada malam hari saja Susi datang entah apa alasannya. Cermin antik dan bagus itu di beli ibu Ratna dalam pameran di kota Rotterdam, Belanda.

CATATAN FILE : Sudah 14 tahun telah terlewati. Ratna cantik telah menjadi ibu rumah tangga dengan satu putra dan sepasang putri kembar. Cermin yang dahulu menemaninya sampai kini masih ada dan tersimpan dalam ruangan terkunci. Dan apakah Susi masih ada di dalam cermin ... ?

KASUS DI TUTUP

KISAH - KISAH MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang