LOKASI : JOGYAKARTA - SURABAYA
WAKTU KEJADIAN : SEPTEMBER 1995Dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, orang cenderung jadi lupa dan teliti serta tidak melihat lingkungan sekitar. Hal inilah yang di alami Retno.
Sudah 45 menit Retno menunggu. Semakin lama semakin menggelisahkan. Hampir tiap 20 detik, ia melongok jalanan sepi. Sesekali muncul juga kendaraan seperti truk, sedan, atau kendaraan pribadi lainnya, namun tetap bukan bis umum yang ia tunggu-tunggu.
Retno melirik jam tangan mungilnya pukul 00.45 ! Atau 45 menit lewat tengah malam, bisa berarti sudah tiga perempat jam memasuki hari Senin.
"Saya sudah harus berada di Surabaya Senin siang ... ! Tak ada pilihan lain, kecuali berangkat sekarang juga. Kalau ada Bis tengah malam nanti, saya sudah di Surabaya pukul 8 atau 9 pagi. Setelah istirahat sebentar, bisa langsung mengurus pekerjaan. Ini perkara penting. Kalau lewat, lepas juga kesempatan emas ini." Ujar Retno meyakinkan tantenya.
Retno melirik jam lagi. Sekarang menunjukan pukul 00.55. Ia makin gelisah dan pasrah. Dalam keadaan putus asa, samar-samar telinganya mendengar suara berisik di sisi kanan.
Brok...rrr ! Brok...rrr ! Brok ...rrr ! Mirip suara mesin rewel dan ngadat.
Retno menoleh. Kira-kira berjarak 30 meter, ia melihat sepasang lampu kendaraan. Agak berbeda dari kendaraan lain, sorot lampu kendaraan ini redup saja. Mungkin hanya cukup menyinari jalanan sekitar lima meter. Laju kendaraan juga nampak lambat sekali. Retno tak habis mengerti bagaimana sang pengemudi bisa tahan dengan penerangan minim dan kecepatan seperti itu.
Makin mendekat, suara mesin itu semakin berisik. Brok ! Rerrr ... brok ! Brok ! Brok ! Samar-samar Retno mulai melihat hidung kendaraan. Hatinya agak senang, sebuah Bis ... !
Terdengar suara rem berderit. Berisik benar bunyinya. Tepat di saat bis di sisi Retno, saat itu juga tiga lampu yang menyala didepan toko padam. Gelap total ... !
Retno kaget bukan kepalang. Bis itu nampak sudah tua. Berhidung dan bentuknya kotak memanjang, tidak seperti bis model sekarang yang lebih bagus dan tanpa hidung.
Warna bis itu hitam total ... !. Meskipun hanya sekilas, sudut kanan mata Retno sempat membaca tulisan yang menempel badan bis, (biasanya bis kan punya nama ?). P.O AR - Ah, mendadak pintu depan kiri bis terbuka. Sang sopir menyapa dari balik kemudi, hingga Retno tak sempat membaca tiga huruf terakhir.
"Selamat dini hari, eh selamat pagi, Mba. Ke Surabaya ... ? Ayo naik," kata sang sopir dengan lembut sambil tersenyum.
Retno ragu-ragu. Sang sopir, ko tahu ... ? Ia memang harus ke Surabaya sekarang. Tapi dengan bis rusak seperti ini ... ?
"Ayo, Mba, nanti terlambat !" Ajak sang sopir lagi.
Tak ada pilihan lain. Berangkat sekarang atau terlambat sampai Surabaya. Retno melangkah masuk. Bis mulai merangkak . Samar-samar Retno memperhatikan sang sopir. Jantungnya berdebar. Entah mengapa ia merasa ada yang tidak beres dengan bis ini. Saat tersenyum tadi, giginya kelihatan putih bersih. Wajahnya pucat dan matanya cekung sekali ... !!
Tinggal satu bangku yang kosong. Retno duduk. Biar bis berisik dan lambat begini, namun banyak penumpangnya. Semua kursi terisi dan, jantung Retno makin berdebar, seluruh penumpangnya nampak lelap tertidur... !
"Ngomong-ngomong sampai di Surabaya jam berapa, Pak... ?" Tanya Retno kemudian.
"Yah, nda tahu, Mba. Mudah-mudahan tidak ada halangan di jalan ..." jawab sang sopir.
Retno melihat jam tangannya, pukul 01.05. Perjalanan normal sebuah bis dari Jogya ke Surabaya delapan sampai sembilan jam. Kalau memakai bis malam malah bisa cepat lagi, sekitar tujuh jam. Jadi, kurang lebih pukul 9 atau 10 pagi nanti ia sudah berada di Surabaya. Namun, Retno jadi sangsi sendiri, entah kalau memakai bis siput seperti ini ...
Retno memperhatikan jalanan. Pelan benar bis ini. Dua menit berlalu, kali ini bukan hanya telinga Retno yang terganggu suara berisik. Hidung ...! Hidung Retno juga mulai terganggu. Selama di dalam bis, terus menerus ia mencium bau yang sangat menusuk.
Lima menit ke kemudian, rasa kantuk luar biasa sulit ditahan. Retno tertidur pulas di dalam bis.
"Mba, bangun, sudah sampai ... !" Seseorang membangunkannya.
Tubuh Retno terguncang. Ia menggeliat sedikit, lalu membuka mata.
"Sampai Surabaya, Mba ... !"
Retno berdiri, mengangkat tas tangannya lalu turun. Rasanya belum sadar benar saat keremangan cahaya itulah ia bisa membaca tiga huruf terakhir bis yang ditumpanginya.
Bis berlalu. Retno pelan-pelan menyadarkan diri. Saat berjalan itulah ia baru sadar.
"Kok malam gini sampai Surabaya ... ? Apa karena bis jalannya pelan lalu saya baru sampai Senin malamnya ? Dan, bukannya Senin siang sekitar pukul sepuluh ... ?"
Sekali lagi Retno memandang sekelilingnya. Bulan bersinar terang diatas.
"Celaka ... ! Aku ketiduran sepanjang hari Senin ... ! Bis itu menempuh Jogya - Surabaya lebih dari 12 jam ... ! Lalu ... lalu bagaimana dengan pekerjaanku ... ?"
Retno benar-benar panik, ia berlari ke terminal. Seorang satpam mencegatnya.
"Ada apa, Mba, pagi-pagi begini lari-lari... ?"
Retno kaget.
"Pagi... ? Memangnya jam berapa sekarang... ?"
Satpam melihat jam tangannya.
"Sekarang pukul tiga lewat lima menit, senin dini hari."
Mata Retno melotot. Ia tidak percaya, lalu melihat jam tangannya sendiri dan memang benar. Tanpa terasa kakinya gemetar.
"Saya dimana, Pak ...?"
Kali ini Satpam yang bingung.
"Surabaya. Lho, memangnya kenapa to, Mba ...?"
"Jadi, saya berangkat dari Jogya jam satu tadi sekarang sampai di Surabay pukul tiga. Jogya - Surabaya cuman dua jam ...? Mana mungkin ...?"
Retno benar-benar takut. Baru ia ingat bau yang sangat menusuk di dalam bis ... seperti bau ... mayat !!
Bis yang aneh, sopir yang misterius dengan penumpang yang tertidur (mati ??) Semua ! Dan, Retno lalu ingat tiga huruf terakhir di badan bis yang sempat dibacanya sewaktu turun tadi : W ..A..H
Gadis itu langsung pingsan...
CATATAN FILE : Memang mustahil menempuh Jogya - Surabaya melalui darat hanya dalam 2 jam ! Tapi Retno benar-benar sudah merasakannya ... menembus ruang dan waktu ! Bus apakah itu sebenarnya ... ?
KASUS DI TUTUP
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH - KISAH MISTERI
Mystery / ThrillerDi sekitar kita banyak sekali misteri yang tidak terjawab ... kalo takut jangan baca ...^^