FILE 24. MISTERI PESAN ANEH TENGAH MALAM

8.6K 485 9
                                    


LOKASI : JOGYAKARTA
WAKTU KEJADIAN : OKTOBER 1983

Semula seperti kejadian biasa. Tepat pukul 12 tengah malam, telepon di ruang tengah berbunyi. Pak Budi yang masih terjaga mengangkatnya.

"Halo ?" Ia menyapa halus

Namun, keningnya tak urung berkerut juga. Siapa, sih yang menelepon malam-malam begini ? Lalu terdengar jawaban sepotong.

"Rumah ... "

Klik. Telepon ditutup di ujung sana. Bingung, penasaran, bercampur jengkel. Pak Budi juga menutup telepon. Kemudian, dengan sikap masa bodoh, ia melanjutkan pekerjaannya merampungkan sebuah lukisan pesanan seorang pengusaha besar.

Esok malamnya, tepat saat jarum jam dinding bergerak ke angka duabelas, telepon kembali berbunyi. Lupa peristiwa kemarin, sambil lalu Pak Budi mengangkatnya.

"Halo ?" Ia menyapa.

"Anda ... " terdengar suara di ujung sana.

Klik. Telepon ditutup. Nah, pada saat itulah sepasang mata Pak Budi menatap jam dinding. Ia lalu ingat peristiwa kemarin ! Telepon berbunyi pada waktu yang sama, tepat pukul duabelas tengah malam ! Pesan yang disampaikan singkat saja : hanya satu kata ! Suara si penelepon juga sama, suara seorang laki-laki dengan tekanan berat.

Hampir satu jam kemudian dihabiskan Pak Budi untuk berfikir. Siapa kira-kira orang iseng yang meneleponnya malam-malam begini ? Ia memang memiliki beberapa teman yang suka jahil. Namun, yang suka menggangu di tengah malam begini, rasanya tidak ada ! Kalaupun ada, selera humornya sudah kelewatan !

Pelukis itu mulai menyusun beberapa nama teman yang suka usil. Namun, iseng menelepon orang di saat tidur rasanya tidak ada ! Semua nama disusun gugur. Kalau begitu siapa, ya ! Ia berpikir lagi.

"Wah, besok, sebaiknya aku tunggu ..." ia bertekad.

Esok malamnya, pesan yang muncul juga singkat. "Sangat ..."

Malam berikutnya, makam keempat sama saja.

"Angker ... !"

Begitu telepon ditutup, dahi Pak Budi berkerut hebat. Ia terkejut sekali ketika merangkai keempat pesan selama empat malam "Rumah anda sangat angker ... !"

Ia tertawa sendiri, merasa tidak percaya dan menuding si penelepon hanya mengada-ngada ! Masa iya, sih, rumaku angker ? Pikir Pak Budi geli.

Memang benar. Belum sebulan ia menempati rumah baru, rumah yang dibeli dari hasil menjual lukisan. Namun, selama 30 hari itu, ia tidak menemukan tanda-tanda yang aneh di rumahnya.

Di luar dugaan, malam berikutnya Pak Budi menerima pesan lagi. Kali ini agak panjang.

"Bila Anda merasa selama ini tidak terjadi apa-apa di dalam rumah, memang benar. Namun, mulai awal bulan besok, bersiap-siaplah .... !" Ujar si penelepon.

"Siapa, sih, anda ? Kok, mengganggu saya setiap malam ?" Kata Pak Budi benar-benar marah kali ini.

"Itu tidak penting benar. Tugas saya hanya mengingatkan. Dan, ini telepon terakhir dari saya. Mulai besok, saya tidak akan merepotkan Anda lagi. Nah, selamat melukis ... !"

Telepon ditutup. Pak Budi jadi kesal. Ia membanting telepon. Bagaimana si penelepon tahu pikirannya ? Ia menang tidak ambil pusing dengan pesan si penelepon. Rumahnya. Toh, tak terjadi apa-apa ! Lalu ... ah, ia jadi merinding si penelepon tahu setiap malam ia tengah melukis !

Esoknya, telepon memang tidak berbunyi di tengaj malam. Ia merasa lega bukan main ! Lukisan si pengusaha telah selesai. Dan, menurut jadwal, besok akan diserahkan : tepat tanggal satu ...

Hah ! Hari ini tanggal satu ? Ia jadi ingat pesan si penelepon gelap "Mulai awal bulan besok, bersiap-siaplah ... !"

Tanpa sadar hati kecilnya berdebar-debar juga. Pukul 02.15, saat mau tidur, keanehan mulai muncul. Lampu dalam kamar yang biasanya dimatikan mendadak menyala ! Dengan malas, ia bangun dari tempat tidur, menuju saklar dan mematikan lampu kembali. Namun, belum lagi kedua kakinya sampai ke sisi tempat tidur, lampu nyala lagi ... !

Keringat dingin mulai muncul. Penelepon gelap ternyata benar. Lima kali Pak Budi "bertempur" memperebutkan saklar lampu, sampai akhirnya kelelahan sendiri. Ia pasrah. Akhirnya, Pak Budi tertidur dalam keadaan kamar terang benderang !

Ternyata tak berhenti sampai disitu. Menjelang pagi, pintu kamarnya diketuk orang keras-keras. Bunyinya benar-benar mengagetkan !

"Siapa ?" Pak Budi berteriak jengkel.

Sepi. Tak ada jawaban di luar kamar. Pak Budi langsung terlonjak. Bukankah ia tinggal seorang diri di rumah ini ? Kalau begitu, siapa yang mengetuk pintu ?

Ketukan terdengar lagi. Kali ini lebih keras dan lebih mirip gedoran. Penasaran, Pak Budi berlari ke pintu dan dengan sekali gebrak daun pintu terbuka lebar. Kosong !

Hari itu, ia tidak bisa memejamkan nata dengan tenang. Gangguan terus terjadi di hari berikutnya. Bentuknya bermacam-macam. Suara orang berjalan menggunakan sepatu boot, keran air yang tiba-tiba mengucur deras, kuas yang menari-nari di atas kanvas, atau kompor gas yang mendadak menyala, dan masih banyak lagi. Menakutkan dan melelahkan.

Sepuluh hari Pak Budi tetap bertahan. Tubuh Pak Budi kini kurus dan wajahnya pucat pasi, karena tidak bisa tidur ! Gangguannya kini semakin "berani". Memindah-mindahkan alat dapur, piring yang tiba-tiba jatuh dari tempatnya, sampai yang paling kurang ajar : menempeleng wajah Pak Budi !

Kejadian bukan hanya malam hari. Si pengganggu juga beraksi di siang bolong ! Hari keempat belas, Pak Budi benar-benar tidak tahan ! Ia lalu memanggil seseorang ahli paranormal. Saran sang ahli singkat saja.

"Pindah dan jual saja rumah bapak. Ada energi kemarahan yang tak terlihat bersumber di bawah rumah bapak ! Agaknya rumah ini dibangun secara sembarangan, tanpa melihat sejarah tanah ini dimasa silam."

Penasaran, Pak Budi mulai mengadakan penyelidikan. Ia bertanya kesana kemari. Hasilnya tak ada penjelasan yang pasti mengenai sejarah tanahnya. Setelah itu, Pak Budi mencoba bertahan. Namun, belum satu hari, ia sudah angkat kaki ! Sebuah batang kayu nyaris memukulnya dari belakang.

Sesuai saran, Pak Budi mencoba menjual rumahnya. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan ... satu tahun ... hingga tepat 1 Oktober tahun 1997 ini, atau genap empatbelas tahun kemudian, rumahnya tak kunjung laku !

Pernah ada pasangan pengantin baru yang mencoba mengontrak. Namun, mereka hanya bertahan dua hari ! Uang kontrak terpaksa dikembalikan.

CATATAN FILE : Kasus rumah Pak Budi tak terselesaikan hingga kini. Rumah itu benar-benar kosong, entah sampai kapan. Namun kisah ini tidak sendirian, karena di desa Amytheville di pesisir timur Amerika Serikat sana, terdapat sebuah rumah besar berlantai dua dengan pemandangan danau di belakangnya. Siapapun akan tertarik melihatnya ! Tapi pada kenyataannya rumah ini mempunyai kekuatan yang tidak dapat dijelaskan ...! Sehingga sampai saat ini rumah ini masih kosong ... dan kisahnya sudah di film kan ...

KASUS DI TUTUP

KISAH - KISAH MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang