FILE 16. MISTERI BISAKAH ORANG TIDUR NGOBROL

10.2K 568 17
                                    

LOKASI : SUKABUMI, JAWA BARAT
WAKTU KEJADIAN : 1994

Rani punya kebiasaan agak aneh. Kalau tidur, ia bisa diajak ngobrol ! Ia bercerita apa adanya dan jujur, layaknya orang normal yang sedang terjaga ! Dan ini kisahnya ...

Kebiasaan ini aku temukan secara tidak sengaja. Pada suatu hari, aku menginap di rumah Rani yang masih tergolong saudara. Sore itu, setelah mandi, aku bingung mencari bajuku, aku yakin, baju yang akan dipakai masih tergeletak di atas meja belajar Rani. Kok, sekarang tidak ada ...? Kemana ... ?

Tengok kiri dan kanan, hasilnya nihil. Aku lalu menatap ke atas tempat tidur. Aku melihat saudaraku sedang berbaring dengan posisi menghadap tembok. Aku tidak melihat wajah Rani.

Menduga saudaraku hanya tiduran, bukan tidur beneran, aku membuka penbicaraan.

"Ran, kamu sakit ?"

"Ah, ngga, kok," jawab Rani.

"Ada masalah ?" Kejarku.

"Engga,"

"Kok, tiduran menghadap tembok begitu,"

"Aku enggak tiduran, tapi tidur Mba !"

Aku tersenyum. Lucu juga Rani. Mana ada orang tidur bisa memberitahu dirinya sedang tidur dan bisa diajak ngobrol ?

"Baik, kalau kamu sekarang tidur ..." aku menahan geli.

"Ngomong-ngomong, bajuku yang tadi di atas meja belajar kemana ya ?"

"Oh, baju kembang-kembang putih itu ya, Mba. Tadi waktu Mba Anya mandi, saya simpan di lemari baju. Saya pikir Mba tidak akan memakainya," ujar Rani dengan posisi tetap menghadap tembok.

Satu hal yang membuat aku heran dengan jawaban Rani adalah nada bicaranya ! Tak ada nada naik atau turun, datar saja, bagai orang yang malas berbicara !

"Benar kamu tidak sakit, Ran ?" Aku penasaran.

"Mba ini bawel juga, ya. Orang ngga sakit, kok, di paksa,"

Aku kaget dengan perkataan "bawel" yang dilontarkan Rani. Jarang sekali Rani berkata kasar. Penasaran, aku pelan-pelan naik ke atas tempat tidur dan melongok tubuh Rani dari atas. Kaget juga aku begitu mendapati mata Rani benar-benar tertutup rapat. Alis matanya tak bergerak. Dan nafasnya turun naik dengan teratur. Rani benar-benar tidur !

Aku heran bukan main. Baru kali ini menjumpai ada orang tidur bisa diajak ngobrol.

"Ran, kamu tahu tidak, tadi sore, saat kamu tidur, kamu menyebut saya bawel !" Tanyaku petang harinya, ketika Rani sudah bangun.

Rani terlihat heran.

"Ah, masa saya sekejam itu ?"

Aku mengangguk mantap. "Bukan hanya itu. Saat kamu tidur tadi, bahkan saya bisa ngobrol banyak !"

"Mba Anya ngaco ! Mana ada orang tidur bisa diajak bicara ?" Rani tertawa.

Aku hanya angkat bahu. Percuma berdebat lebih lanjut ! Malamnya, saat Rani sudah tidur, aku kembali "ngobrol" dengan saudaraku. Kali ini, Rani justru mengawalinya.

"Mba Anya tahu engga, tiga hari lalu, di sekitar sini ada kejadian paling heboh ?"

"Oh, ya, apa itu ?"

"Wah, seru deh, Mba. Rumah Bu Retno kecurian !"

"Bu Retno ? Pedagang kaya yang tinggal di ujung jalan itu ?"

"Iya ! Suatu siang, rumahnya jadi gempar. Satu kotak perhiasan yang dibanggakan Bu Retno hilang dicuri orang !"

"Wah, hebat !" Ujarku.

Sebenarnya, aku juga telah mendengar cerita itu, yang sampai kini pelakunya belum tertangkap.

"Padahal, pelakunya bukan orang jauh, lho, Mba !" Ucap Rani polos.

Aku jadi kaget.

"Ah, masa ? Dari mana kamu tahu ? Jangan nuduh sembarangan, lho ! Bisa gawat nanti."

"Mulai, deh, Mba Anya bawel lagi."

Aku tersenyum.

"Bener, Mba ! Pada hari kejadian, saya sebenarnya main petak umpet. Saya ingat, waktu si Yadi, teman saya yang sedang jaga. Saya ngumpet di halaman belakang rumah Bu Retno."

"Lalu ?"

"Nah, saat itulah saya melihat Parmi, pembantu rumah Bu Retno berjalan mengendap-ngendap di halaman belakang. Ia membawa sebuah bungkusan plastik putih. Dua meter ke arah selatan pohon kelapa gading, Parmi kemudian membuat galian ! Saya melihat semuanya dengan jelas karena, saya bersembunyi sekitar tiga meter dari situ."

"Terus ?"

"Karena ingin tahu lebih banyak, saya lalu melongok kepala agak tinggi. Eh, tanpa disangka, Parmi mendadak menoleh ke belakang. Saya jadi ketahuan."

"Apa yang terjadi kemudian ?" Tanyaku tegang.

"Leher saya langsung dicekal. Ia mengancam "kamu jangan coba-coba bicara pada siapapun ! Bisa celaka kamu !" Saya sungguh takut bukan main, Mba. Sejak itu, saya tidak berani bicara apa-apa !"

"Mengapa kamu harus takut ? Tahu engga kalau Parmi tidak menyembunyikan sesuatu, dia tidak akan mengancam. Nah, karena ia sudah main ancam, pasti ada sesuatu yang disembunyikan."

"Iya, ya, Mba. Tapi Rani takut."

"Tak usah takut. Biar Mba Anya yang mengatasi hal ini."

Aku tak sabar menunggu sampai ayam berkokok esok harinya. Pagi-pagi, disaksikan ketua RT setempat, dilakukan penggalian di tempat yang "diceritakan" Rani malam tadi. Benar saja. Mereka menemukan sekotak perhiasan milik Bu Retno yang dikabarkan dicuri orang.

Ah, seandainya Rani tak bisa diajak  "ngobrol" saat tidur, kejadian itu akan tersimpan entah sampai kapan ...

CATATAN : Kalian percaya kalau orang tidur bisa di ajak ngobrol ...?

KASUS DI TUTUP

KISAH - KISAH MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang