ELEVEN

2.8K 353 38
                                    

.

.

.

.

.

Lisa berdiri dibalkon kamar hotelnya yang menghadap kelaut menikmati pemandangan matahari terbenam.

Di angkatnya tangan sebelah kirinya untuk melihat benda berbahan dasar logam mulia yang terlingkar di jari manisnya.

"Kau tahu, terkadang aku ragu dengan hatiku sendiri ..."

"Aku terlalu takut kalau keputusanku tak sejalan dengan keinginanku ..."

Monolog Lisa pada dirinya sendiri sambil menghembuskan nafasnya pelan ...

"Tapi saat keraguan itu datang kau juga datang dengan membawa suatu keyakinan"

Lisa mengelus cincinnya itu dengan telunjuk kanannya.

"Kau selalu membuatku yakin kalau keputusanku memilihmu tak pernah salah"

Lisa tersenyum manis sambil terus ber monolog memainkan cincin di jari manis kirinya.

Lisa menurunkan tangannya memegang pembatas balkon dan kembali menyaksikan sunset dengan senyuman lebarnya.

Lisa mengeratkan pegangannya pada pembatas balkon itu sambil memejamkan matanya merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Lisa membuka matanya perlahan saat sepasang tangan melingkar di pinggang nya. Lisa membuka matanya dan menatap sepasang tangan yang memeluknya, Lisa memegang sepasang tangan itu dan tersenyum manis.

"Kau sudah pulang rupanya Gyeom"

"Kau terlalu asyik dengan kegiatanmu sampai tidak menyadari kedatanganku"

Lisa tersenyum sambil membalik badannya.

Lisa mengangkat tangannya menangkup wajah Yugyeom yang terlihat kelelahan sedangkan tangan Yugyeom tetap melingkar dipinggang gadis itu.

"Mandilah aku akan menyiapkan makan malam mu"

Lisa menyibak poni Yugyeom dengan
jarinya kemudian menyisirnya dengan jarinya kembali.

Yugyeom masih dengan kegiatannya menatap kedua bola mata yang menjadi favoritnya itu hingga menyadari perkataan Lisa.

"Kau meminjam dapur hotel lagi?"

Lisa hanya menganguk dengan bibir manyun dan wajah lucu sambil menangkup kembali wajah Yugyeom.

"Bagaimana bisa kita menikmati ini sebagai liburan kalau kau terus membuat kita makan dikamar seperti ini?" tanya Yugyeom kemudian mendaratkan kecupan kilat di kening Lisa.

"Apa kau bosan memakan masakanku?"

Lisa melepaskan tangannya dari wajah Yugyeom dan kembali memajangkan bibirnya.

Sungguh ekspresi Lisa sangat lucu dan membuat siapa saja gemas.

Ini yang membuat Yugyeom sedikit tidak rela jika orang banyak harus menikmati ke imutan Lalisa.

Yugyeom mengangkat tangan kirinya menyentuh dagu Lisa.

"Bukan begitu sayang, kau tahu aku sangat menyukainya ... tapi apa kau tidak ingin berjalan jalan menghabiskan waktu liburmu? Apa kau tidak bosan dikamar terus tiga hari ini sementara aku keluar untuk pemoretan?"

"Aku tidak pernah bosan karna aku tahu selesai kau bekerja kau akan pulang kesini"

Lisa tersenyum polos pada Yugyeom. Yugyeom hanya menggeleng geleng kepalanya heran.

WHEN ______ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang