.
.
.
.
.
.
Yugyeom, Lisa dan Rose baru saja menyelesaikan acara makan bersama. Rose berdiri dengan hati hati mengeringkan piring dan menata piring yang sudah dicuci oleh Lisa kedalam lemari. Lisa tersenyum melihat Rose, terutama pada bagian perutnya yang sedikit menonjol itu.
Lisa menoleh tanpa sadar menatap perutnya dan tersenyum kecil sambil mengelus perutnya.
"Bagaimana ya rasanya saat kau sudah ada disana nanti?" Rose tersenyum jahil melihat Lisa yang tersenyum sendiri menatap perutnya didepan wastafel.
Rose mendekat dan mematikan keran air yang belum dimatikan oleh Lisa dan mencubit kecil tangan Lisa menyadarkan sahabatnya itu.
"Eyy kau ternyata sudah tak sabar" Lisa terkejut saat Rose mencubit tangannya lalu tersipu saat menyadari telapak tangannya yang ada diatas perutnya.
"Aiih Loje-ya ..." rajuk Lisa. Rose terkekeh sambil menarik tangan Lisa menjauhi wastafel dan duduk dikursi depan meja dapur.
Rose tersenyum menatap Lisa.
"Kenapa kau tak menerima ajakannya untuk menikah?" Tanya Rose lembut menatap wajah Lisa. Lisa menunduk sambil menghelah nafasnya.
"Aku ... aku masih ragu Loje-ya" Rose tersenyum jenaka menatap Lisa lalu mengelus lembut pipi Lisa.
"Apa yang membuatmu meragukan pria seperti Yugyeom Lice?" Lisa mengangkat wajahnya menatap Rose lurus.
"Banyak hal Rose, bahkan pria seperti Park Jimin yang selalu serius dan bersungguh sungguh saja mampu meninggalkanmu" perlahan senyum diwajah Rose memudar, Lisa tanpa sadar meremas kecil bibirnya.
"Maaf Rose" lirih Lisa pelan saat menyadari ucapannya yang sudah membuat Rose terdiam. Cepat cepat Rose mengangkat wajahnya menatap Lisa kemudian merubah mimik wajahnya dan tersenyum teduh pada Lisa.
"Setiap orang punya alasan untuk keputusan yang mereka ambil dalam hidupnya. Jimin oppa punya alasannya sendiri, dan kau tidak punya alasan untuk menyamakan Jimin oppa dengan Yugyeom Lice" Lisa mengangkat wajahnya menoleh ke arah lain menghindari tatapan Rose.
"Entahlah Rose" Rose menyentuh tangan Lisa lembut.
"Aku tahu kau hanya sedang banyak pikiran. Tapi kau harus ingat, jangan kau meragukan ketulusan Yugyeom hanya karna tekanan sekitarmu" Lisa menjilat bibir bawahnya sambil menghelah nafasnya kecil.
"Aku ... akan berusaha Chaeng-i" Rose tersenyum tipis meremas lembut tangan Lisa.
Lisa melirik kecil Rose sambil merenungkan perkataan Rose. Tidak seharusnya Lisa goyah hanya karna semua tekanan yang dialaminya saat ini.
Setelah mereka melangkah sejauh ini kenapa Lisa harus goyah hanys karna ancaman dan kedatangan gadis itu? Setelah memutuskan memulai semuanya di Amerika dengan Yugyeom, kenapa Lisa harus kembali memikirkan Jungkook yang kembali hadir disekitarnya?
Lisa membuka ponselnya yang bergetar disakunya. Keningnya mengernyit membaca pesan masuk disana.
Eunha
Lice, bisa kita bertemu?
Lisa terlihat berpikir sebentar sebelum membalasnya.
Me
Maaf Eunha, ada apa?
Bisakah kita bertemu
besok? Gyeom ulang
tahun hari ini dan aku
akan menghabiskan
waktu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN ______
FanfictionCr. Cover by horxans Idol Love Story (Yugyeom-Lalisa-Jungkook)