.
.
.
.
.
.
.
"Ahggg!"
Seokjin melepaskan begitu saja pengorengan yang dipegangnya, mematikan kompor dan berlari menghampiri gadis manis yang tengah berdiri membelakanginya.
"Astaga, kenapa tanganmu bisa teriris begini Jisoo?" ujar Seokjin sambil menarik tangan Jisoo menjauhi potongan wortel yang tadi dipotong oleh Jisoo lalu melangkah menuju ke wastafel, mengalirkan air disana mengguyur tangan Jisoo yang berdarah.
Seokjin mematikan sebentar kompor yang dipakainya memasak lalu menarik tangan Jisoo, mendudukannya disisi meja.
Seokjin menuju kepojokan dapur dan mengambil kotak P3K dari sana lalu segera mengobati jari Jisoo. Jisoo sedikit meringis saat obat merah itu tertuang dilukanya.
Seokjin mengangkat wajahnya menatap wajah Jisoo saat mengobati lukanya dan ternyata Jisoo juga sedang menatapnya lurus.
"Kenapa?" gunam Jisoo.
"Ne?" tanya Seokjin yang tidak paham dengan arah pertanyaan Jisoo.
"Kenapa oppa masih disini menemaniku? Bukankah sudah pernah kukatakan kalau aku tidak akan pernah kembali untukmu oppa?"
Seokjin merasa jantungnya diremas.
Tapi dengan cepat dikontrolnya ekspresinya lalu tersenyum sambil menyentuh helaian poni Jisoo.
"Aku bukan bertahan disisimu untuk mendapatkanmu kembali. Aku hanya bertahan untuk menemanimu karna kau terluka. Aku tahu kalau kau tidak akan memberikan kesempatan itu lagi padaku setelah aku mengecewakanmu dulu."
Mata Jisoo perlahan berkaca mendengar perkataan Seokjin yang sedang memasangkan plester ditangannya.
"Aku hanya akan berada disisimu sampai kau menemukan orang yang akan bertahan disisimu untuk membahagiakanmu."
Perkataan itu terdengar sangat tulus dan Jisoo ... tersentuh mendengarnya.
Seokjin tersenyum menatap Jisoo yang memandang kosong tangannya.
"Yang mesti kau ingat, jangan sampai satu kesalahan seseorang membuat kau lupa dengan semua kebaikan yang pernah dilakukannya untukmu"
Jisoo mengangkat wajahnya menatap Seokjin cepat membuat pria itu salah tingkah.
"Ehmm, aku berbicara ini bukan tentang diriku. Hmm maksudku untuk orang orang lain yang tentu berhubungan dengan hidupmu"
Jisoo masih menatap Seokjin tanpa berkedip.
"Sudahlah, berhenti menatapku seperti itu dan sekarang kau duduk saja. Terimakasih karna kau sudah selesai mengiris bawang bawang itu. Sekarang aku akan kembali membuatkan makanan kesukaanmu. Sebentar lagi pasti chocolate cake berisi cheese itu selesai terpanggang."
Seokjin bangkit berdiri meletakan kembali kotak obat itu dan melangkah menuju oven.
Jisoo terdiam menatap Seokjin yang sedang beraktifitas didapur dorm Blackpink.
Akhir akhir ini Seokjin memang sering mendatanginya dan menemaninya melakukan banyak hal disela kesibukannya. Entah untuk mengobrol, atau masak seperti sekarang.
Lagian Seokjin bisa berada disana juga karna Rose yang sedang menghadiri acara lain. Karnanya Seokjin menemani Jisoo.
Jisoo tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN ______
FanfictionCr. Cover by horxans Idol Love Story (Yugyeom-Lalisa-Jungkook)