Kakakku menerima kutukan itu dari ayahku.Hujan turun dengan deras di siang hari. Melody duduk di dekat jendela sambil menyelami kesedihannya. Bau hujan yang bercampur daun busuk dan tanah basah begitu tajam, namun itu tidak mengganggu pikirannya sama sekali.
"Mel! Tutup jendelanya!" rengek Eline. Dia kedinginan sampai harus menutupi seluruh badannya dengan selimut tebal.
"Percuma saja, dia sedang sedih, El!" kata Leth yang sedang sibuk menyikat punggung Izzy di dekat perapian.
Setelah kasus pemberontakan itu, Tuan Billy terpaksa memindahkan Melody ke tempat lain. Dia memberikan sebuah rumah kayu di dekat tebing bukit batu yang dikelilingi hutan pinus dan kebun bougenville. Tempat ini semakin jauh dari keramaian.
Melody memeluk boneka kesayangannya lalu menangis dalam diam. Entah berapa lama lagi dia harus melalui hari-hari yang sepi di tempat terpencil seperti ini. Dia tidak tahan apabila sudah bertemu kakaknya, tapi harus berpisah saat itu juga. Dia ingin tahu tentang kabarnya, lalu apa yang kakaknya kerjakan akhir-akhir ini. Kalau kakaknya punya masalah, setidaknya dia menceritakan sedikit masalahnya itu daripada tidak sama sekali.
"Ngomong-ngomong kak Emory, dari mana kakak dapatkan pedang itu?" tanya Leth pada Emory yang sedang duduk meminum tehnya di meja makan.
Mulai saat ini Emory ditugaskan untuk menjaga Melody dari dekat. Leth, Eline dan Izzy pun terpaksa membantunya atas perintah Tuan Billy. Kalau mereka menolak, Tuan Billy berjanji akan membuat mereka menderita. Berbeda dengan Eline dan Leth yang kerjaannya hanya mengoceh, bermain dengan naga atau tidur, Emory adalah sosok yang sangat rajin dan apik. Pemuda itu selalu menata ruangan dengan rapi, memasak sarapan dan makan malam, juga membersihkan ruangan yang kotor. Dia memang jarang bicara, tapi sekalinya bicara mampu membuat Leth dan Eline terpaku di tempat.
"Phillippe yang memberikannya untukku," jawab Emory.
Walau Melody melihat pemandangan luar dengan tatapan kosong, telinganya tetap mendengarkan percakapan ketiga penghuni di dalam rumah itu. Saat dia terkejut, dia hanya mengedikkan bahunya dengan cepat.
"Saat itu kau memotong kendaraan Quimiste dalam sekali tebas. Itu tidak mungkin pedang biasa," kata Leth.
"Ya. Pedang ini bekas Hana Julia."
"Hana Julia!?" pekik Eline hingga dia terlonjak dari duduknya. "M-maksudmu pemimpin kaum ksatria bintang itu!?"
Emory mengangguk. "Ini pedang pertama yang beliau gunakan saat melawan Time Lord. Namanya Licht."
"Hebaaat! Kau orang beruntung yang mendapat senjata milik ketua ksatria bintang!" puji Leth. Matanya menatap pedang abu itu dengan penuh kekaguman.
"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan senjata ksatria bintang lainnya? Dulu kan mereka menggunakan busur, pisau laser dan lain-lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]
Fantasy[TELAH TERBIT | High Fantasy Romance] REPUBLISH Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014 Nominasi Best Fantasy Story dari @PejuangKata Bertahun-tahun setelah kabar duka melanda Freltalida, Melody ditinggalkan di sebuah desa terpencil...