Aku tidak akan istirahat kalau kakak tidak istirahat.Tidak ada yang tahu waktu dan apa yang sedang terjadi di luar sana. Melody meringkuk di atas kursi sel sambil mencoret-coret dinding dengan pena yang ditemukannya di saku. Digambarkannya sketsa keluarganya yang sedang bertamasya di Kota Meara. Tersenyum dalam diam, berharap impiannya terkabul dengan keajaiban kecil yang bisa tercipta kapanpun. Sesekali khayalannya terganggu oleh suara sumbang Eline di sel sebelahnya. Dia menegurnya, tapi terkadang membutuhkannya untuk menghibur mereka dikala bosan.
Ruang pengasingan berada di perut pesawat yang dikelilingi gudang persenjataan dan laboratorium mineral. Suara gemuruh mesin pesawat dan peralatan laboratorium terkadang terdengar hingga menembus dinding. Melody tidak bisa tidur di tempat ini. Dia ingin bertemu kakaknya. Seringkali dia bertanya pada petugas yang membawakan makanan padanya tentang kabar kakaknya, tapi tidak ada yang bisa menjawabnya.
"Berapa lama lagi sih kita akan tinggal di sini?" gerutu Leth. Dia memandang Izzy yang dikurung di sel seberangnya. Naga itu terkulai lemas karena tidak bisa bersama tuannya.
"Yang Mulia! Bebaskan kami! Kami berjanji tidak akan menyusup ke pesawat Anda lagi!" teriak Eline. Kemudian dia kembali berjalan mondar-mandir di selnya.
"Pada awalnya, ini memang idemu," tuding Leth.
"Enak saja! Siapa yang bilang ingin melihat dunia luar dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkannya?" bantah Eline.
"Itu bukan aku, tapi Jeremy," geram Leth.
Jeremy yang sedang duduk di atas kasur langsung melompat ke pagar sel dan memprotes. "Kok aku? Kalian sendiri yang bilang Melody akan mengamuk kalau berpisah dengan kakaknya."
"Sudahlah! Itu tidak penting," seru Melody sampai mereka bertiga terdiam. Gadis itu sudah lelah mendengar perdebatan teman-temannya tentang topik yang sama dalam beberapa hari ini. Mau bagaimanapun ini adalah salahnya karena mengiyakan tawaran mereka.
Seseorang masuk ke ruang pengasingan. Rupanya itu Emory. Melihat sosoknya, Melody langsung berdiri dan berjalan menghampiri pagar sel.
"Emory, bagaimana kabar kakakku?" tanya Melody.
Emory mendekati pintu sel Melody. Tanpa bicara sepatah katapun pemuda itu memasukkan kunci ke dalam lubang pintu dan memutarnya hingga terdengar suara klik dari dalam. Emory membuka pintu lalu mempersilahkan Melody keluar dari ruang selnya.
"Kami meminta maaf karena telah membawa Anda ke tempat ini," kata Emory dengan sopan.
"Apa aku boleh mengunjungi kakakku?" tanya Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]
Fantastik[TELAH TERBIT | High Fantasy Romance] REPUBLISH Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014 Nominasi Best Fantasy Story dari @PejuangKata Bertahun-tahun setelah kabar duka melanda Freltalida, Melody ditinggalkan di sebuah desa terpencil...