Mereka Quimiste! Kakakmu penyihir. Quimiste dan penyihir saat ini sedang tidak begitu akur. Para bangsawan yang mengincarmu juga Quimiste!Karena adanya ancaman dari Leth dan Eline, pagi ini Josh tidak menghina Melody seperti biasanya. Teman serumahnya itu hanya menatap Melody dengan sorot mata dendam. Dia kesal karena tidak bisa mempermalukan Melody bersama teman-temannya lagi. Kalau saja Leth tidak membawa naga, Josh pasti akan mengerjai Melody seperti biasanya.
Ah ya, naga. Sudah lama sekali Melody tidak mencari tahu tentang mereka. Hari ini dia menghabiskan waktunya di kebun yang tenang sambil membaca buku ensiklopedia naga. Izzy yang ditemuinya kemarin adalah naga pengendali elemen listrik. Ukuran tubuhnya masih sebesar kereta kuda yang menandakan dia masih anak-anak, mungkin sekitar tujuh sampai sembilan tahun.
Freltalida memiliki banyak naga. Naga memang kuat, tapi mereka sulit dijinakkan. Para naga tinggal di wilayah utara Freltalida. Tapi naga terkuat tinggal di kedalaman samudera dan pulau naga di atas langit. Tempat itu sangat jauh dari desanya. Lagipula tempat manapun yang dilalui naga-naga besar bukanlah tempat yang cocok untuk kehidupan manusia. Lalu bagaimana ceritanya Leth bisa menjinakkan Izzy? Apa dia punya bakat pejinak?
"Sepertinya kamu memang penasaran dengan naga," kata Eline yang tiba-tiba berada di belakangnya. Melody terperanjat dan melempar botol minuman ke kepala peri itu. Eline berteriak kesakitan. "Aw! Sakit!"
"Kenapa kau membuntutiku terus sih!?" geram Melody.
"Memangnya tidak boleh?"
"Sudah kusarankan untuk menjauhiku!"
"Itu kan saran. Kalau larangan baru kupatuhi."
"Kalau begitu anggap saja menjadi larangan."
"Sudah terlambat," timpal Eline. Peri itu duduk di tikar piknik dan mengambil potongan roti dari keranjang milik Melody. "Roti ini enak. Siapa yang membuatnya?"
"Pelayan di rumah," jawab Melody ketus. Dia kembali membaca bukunya. Inginnya telinganya disumpal sesuatu agar dia tidak mendengar ocehan Eline.
"Sudah kuduga. Rumahmu itu isinya pasti penjaga bayaran kakakmu," komentar Eline sambil menegakkan badannya untuk melihat atap rumah Melody dari kejauhan. "Tapi kok mereka tidak menembakku saat mengikutimu?" Melody tidak menyahutnya dan tetap sibuk membaca. "Aku sedang berusaha akrab denganmu, Mel."
"Usahamu tidak akan kuhargai."
"Kenapa sih kamu cuek sekali? Nanti susah punya teman tahu!"
"Aku punya teman. Mereka adalah buku, kebun stroberi dan bonekaku."
"Aku serius! Kamu perlu mendapatkan pendidikan persahabatan dariku." Melody mengernyit seraya memandang Eline dengan kesal. "Kamu harus banyak bergaul dengan orang lain. Mereka harus memahami siapa dirimu. Minimal warna kesukaanmu, lagu yang kamu benci atau tempat yang paling ingin dikunjungi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]
Fantastik[TELAH TERBIT | High Fantasy Romance] REPUBLISH Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014 Nominasi Best Fantasy Story dari @PejuangKata Bertahun-tahun setelah kabar duka melanda Freltalida, Melody ditinggalkan di sebuah desa terpencil...