Mereka adalah tentara berbakat yang bermasalah di markas.
Eline mengobrak-abrik tumpukan baju berdebu yang baru saja dilemparkan Melody dari lemari lamanya. Dia terperangah begitu melihat pakaian ukuran mini yang pernah Melody gunakan waktu kecil. Kebanyakannya adalah gaun dan baju katun.
"Seleramu benar-benar payah!" ejek Eline.
"Jangan mengacak-acak bajuku, El!" geram Melody.
"Tapi kan bajunya sudah berantakan di atas lantai. Salah siapa?"
Melody sedikit kesal saat kakaknya meminta Eline tinggal sementara di kamarnya. Padahal Melody ingin mendapatkan privasi di rumah lamanya. Tempat ini menyimpan banyak kenangan saat dia kecil. Dia ingin membahas kenangan itu bersama kakaknya, tentu saja tanpa kehadiran Eline yang mengganggu.
"Kakakmu cukup ramah juga. Tapi aku agak merinding kalau membayangkannya sedang bermuka serius. Dia... entahlah, aku tidak mau dekat-dekat dengannya."
"Kalau begitu menjauhlah! Dia tidak boleh dekat dengan siapa-siapa."
"Memangnya kenapa?"
"Aku ingin dia jadi milikku."
Pernyataan Melody membuat Eline terperangah dan mengerjap-ngerjap di tempat. "Kau gila! Dia itu kakak kandungmu!"
"Aku dan kakakku kan bisa memperbaiki keturunan keluarga kerajaan."
Seketika Eline tertawa terpingkal-pingkal di atas lantai. Melody sempat kebingungan saat melihatnya, tapi dia tidak peduli dan kembali membereskan isi lemarinya. "Mel! Dengan menikahi orang lain, kau juga sudah memperbaiki keturunan keluarga kerajaan!"
Melody mengembungkan pipinya. Semburat merah menghiasi pipinya yang tirus. "A-aku cuma ingin bersama kakakku."
"Apa tidak ada pria lain yang kira-kira bisa jadi pendamping hidupmu?" Melody menggeleng. "Karena itu kau butuh pendidikan persahabatan dariku! Kita akan berkenalan dengan orang luar dan mencari tahu sifat mereka hingga ke dasar-dasarnya."
"Aku tidak butuh orang luar."
"Ya ampun! Cowok di duniamu tidak hanya kakakmu, tapi juga masih banyak yang lain. Seperti Emory, Fred-"
Eline menghentikan ceramahnya saat seseorang mengetuk pintu kamar. "Apa aku boleh masuk?" Suara Leth menembus dari balik pintu.
"Masuk saja, Leth," jawab Melody.
Leth membuka pintu dengan hati-hati. Dia melirik sekelilingnya dan nyaris sakit mata melihat pemandangan kamar cewek bernuansa merah muda itu. Leth benci merah muda. Jadi dia berjalan sambil menunduk menuju Melody dan Eline yang sedang sibuk mengobrak-abrik tumpukan pakaian. "Apa aku mengganggu?"
"Kami sedang melihat-lihat pakaian lama Mel. Lihat-" Eline mengambil salah satu gaun kecil dari kain sutra dan menggoyang-goyangkannya di depan Leth, "-dulu si Mel kecil sekali ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]
Fantasy[TELAH TERBIT | High Fantasy Romance] REPUBLISH Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014 Nominasi Best Fantasy Story dari @PejuangKata Bertahun-tahun setelah kabar duka melanda Freltalida, Melody ditinggalkan di sebuah desa terpencil...