74. Dua Rencana

1.9K 172 52
                                    


Belum pernah ada anak Zhelpar danFrelles di dunia ini. Kebanyakan dari mereka mati karena kekuatan yang berbeda

 Kebanyakan dari mereka mati karena kekuatan yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana duka kembali menyelimuti Freltalida. Tangis kerabat terdekat terdengar memilukan di sepanjang aula istana. Kain hitam bergaris emas berkibar di antara pilar raksasa yang berdiri kokoh, mengumumkan kematian orang terpenting dalam hidup Sang Pangeran.

Phillippe berdiri di balkon istana sambil memandang jasad Christina dan Allan di tepi tebing yang menghadap lautan. Kedua jasad itu terbaring di dalam peti dan dikenakan pakaian putih. Ratusan bunga mawar putih mengelilinginya tubuh mereka. Enam biarawati berdiri di dekat mereka, melantunkan lagu duka dengan diikuti para tamu lainnya. Angin berembus kencang bersama deburan ombak yang menggulung dan menghantam dasar tebing.

Jika ada kekuatan yang bisa membangkitkan orang mati, Phillippe akan melakukannya sekarang. Tapi kematian tetaplah kematian—tidak bisa dicurangi—dan yang bernyawa tetap harus menjalani kehidupan.

"Dia sudah pergi, mendahului kita," kata Fred, memandang jasad Allan dengan pilu.

"Dia telah melakukan yang terbaik untuk melindungi negeri ini," ujar Emory di samping Fred. Matanya memandang punggung Phillippe—yang berdiri di hadapannya—yang tidak bergerak sama sekali. Dia tahu sahabatnya kembali merasakan kehilangan.

"Kenapa harus dia? Kenapa tidak nyawaku saja?"

"Kematian akan melahap siapapun yang bernyawa."

Fred meremas kedua tangannya. "Aku bersumpah atas nama Dewi Honn, aku akan membunuh Larry dengan tanganku sendiri!"

"Ini salahku," ujar Phillippe tiba-tiba. "Seharusnya kita tidak pergi keluar."

"Kau hendak menyelamatkan Christina. Itu bukan perbuatan salah," bantah Fred.

"Dan sekarang dia sudah tiada, bersama Allan," balas Phillippe.

Tidak ada yang bicara lagi. Semua orang menyaksikan upacara pemakaman dalam keheningan. Keluarga Phantom dan Elliandale terisak di bawah sana, seolah berat merelakan jasad anak-anak mereka dikembalikan ke lautan, pada Dewi Honn yang akan mengantarkan mereka semua ke Firdaas, surga bagi penduduk Freltalida.

Setelah para biarawati menutup peti, seorang hamba cahaya berdiri diantara kedua peti, memanggil para Dewi dari lautan dengan suara lantang. Seketika angin berembus semakin kencang dan ombak lautan menggulung tinggi, semakin tinggi hingga mencipratkan air ke puncak. Air semakin naik dari dasar jurang bagaikan gundukan pasir yang terus dihantam badai. Lalu air laut membanjiri tebing, terbelah diantara seorang hamba cahaya yang masih berkomat-kamit. Begitu air kembali turun ke lautan, kedua peti itu telah tiada. Tempat yang tadi digenangi air juga tampak kering. Air laut di jurang kembali surut dan tenang.

Keempat kesatria bintang yang berdiri di balkon lain tampak tercengang. Mereka tidak menyangka akan melihat upacara pemakaman semacam ini.

"Jika Dewi Honn adalah makhluk terkuat di Freltalida, kenapa mereka tidak melawan saat Larry tiba di sini?" tanya Lydia.

The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang