71. Penjelajah Memori

2.1K 165 43
                                    


Aku menemukan tempat Gale bersembunyi.

"Apa masih sakit?" tanya Phillippe sambil memutar perban yang menutupi luka di pergelangan tangan kiri Melody

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa masih sakit?" tanya Phillippe sambil memutar perban yang menutupi luka di pergelangan tangan kiri Melody. Adiknya mengangguk pelan dan ekspresi di wajahnya terlihat masam. Seolah tahu apa yang dipikirkan adiknya, Phillippe mendecak kesal sambil menalikan perbannya dengan cepat. "Itu bukan salahnya, tapi salahku. Kau tidak perlu khawatir."

"Tapi kau mengusirnya saat hendak bertemu denganku," gerutu Melody. Padahal dia sangat ingin bertemu Fendrel, tapi kakaknya malah melarangnya seperti dulu.

"Maaf. Aku sedang murka sehingga tidak ingin bertemu siapapun. Gale berhasil kabur, Emory dan Leth terluka, lalu Christina diculik." Tangannya mengepal saat menyebut nama mantannya—seolah menyesal akan kelalainnya dalam melindungi wanita itu. "Dan salah satu boneka sampahnya menyamar menjadi Christina untuk melukaimu!"

"Beruntung Tuan Cevada membunuh boneka itu."

"Beruntung tidak ada racun ditubuhmu," potong Phillippe tanpa merasa kagum pada kemampuan Erzalore.

"Mereka datang menggunakan portal tanah hisap."

"Itu portal kuno yang hanya dimiliki Larry. Keparat itu pasti membukanya untuk menculikmu dan Christina."

"Kenapa portal itu bisa muncul di sini? Bukankah Freltalida aman dari segala jenis portal musuh?"

Phillippe tertegun, tampak kacau memikirkan jawaban. "Tidak lagi semenjak pusaka tidak stabil. Banyak kebocoran perisai di beberapa tempat karena energi yang keluar di menara pusat sudah terlalu banyak."

"K-kalau begitu, apa mereka akan menyerang lagi?"

"Aku dan para Erzalore akan mencegahnya. Tenang saja!"

Sambil memandang kakaknya yang terlihat lelah dan murka, Melody kembali bicara. "Sekarang Kak Christina berada di tangan mereka. Apa yang akan kau lakukan?"

Phillippe mengalihkan pandangannya ke arah perapian kamarnya. "Gale berkata akan menyembunyikannya di suatu tempat. Aku tidak tahu di mana."

"Kakak masih mencintainya," gumam Melody. Wajahnya muram seraya tersenyum hampa. Meski sudah bersama Fendrel, entah kenapa kepedulian pada kakaknya masih ada.

"Kenapa kau bicara begitu?"

"Aku tahu dari nada bicaramu. Kau akan marah jika sesuatu terjadi padaku, dan kau juga marah karena sesuatu terjadi padanya."

"Tentu aku marah. Kau dilukai oleh musuh."

"Tapi kakak juga terlihat mengkhawatirkannya. Jika memang masih mencintainya, katakan saja dengan jujur. Aku sudah tidak mempermasalahkan lagi soal itu."

Dengan napas tertahan, Phillippe bersandar di kursinya dan mulai memejamkan kedua matanya. "Seharusnya aku tidak mengabaikan sejak dulu." Kelopak mataya kembali terangkat dan memperlihatkan retina biru yang kini menatap lurus dengan sayu. "Aku merasa menjadi pria paling tidak bertanggung jawab di dunia. Aku berusaha membuatnya jatuh cinta padaku waktu itu, lalu aku membuangnya seolah tidak dibutuhkan lagi."

The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang