Berjanjilah untuk tidak melanggar semua perintahku lagi!
Ratusan nasihat dan larangan bergerayang di kepala Melody seakan hendak tumpah. Gadis itu mengacak-acak rambutnya sambil berusaha mengingat ultimatum kakaknya tentang banyak hal di pagi ini. Karena kejadian semalam, Phillippe mengurung gadis itu di sebuah ruangan tertutup yang dijaga oleh Lydia.
Lydia sangat irit bicara dan lebih tertarik pada mesin. Wanita itu duduk di kursi sambil membongkar jam hias berlapis emas tanpa sepengetahuan walikota. Setiap kali Melody bicara, wanita itu selalu membalasnya dengan dehaman.
"Kenapa sih kau cuek padaku?" gerutu Melody.
"Aku sedang fokus. Kalau bicara terus nanti komponennya berjatuhan," jawab Lydia. Mata hijaunya memandang logam sebesar kutu dengan penuh ketelitian.
Bibir Melody mengerucut, tampak cemberut. Dengan dongkol dia memalingkan wajahnya ke arah jendela. Pemandangan Kota Langui yang dulunya kotor dan berantakan disulap menjadi rapi dan indah. Para penduduk beramai-ramai merombak setiap sudut kota karena kehadiran tamu luar. Kakaknya telah melenyapkan semua penyihir hitam sampai menciptakan kepanikan seisi kota.
Ini tidak adil di mata Melody. Semua orang berterima kasih pada kakaknya, tanpa ada dirinya yang berdiri di sampingnya. Padahal gadis itu ikut berkontribusi dalam melindungi Ljorath dari penyihir hitam.
Suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu. Lydia mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk. Anders dan Ryuu memasuki ruangan sambil menjinjing tas anyam berisi makanan. Aroma mentega roti dan kopi mulai tercium dan menggugah selera makan.
"Para gadis cantik di kota memberikan bingkisan ini," kata Anders.
"Sangat beruntung," kata Lydia.
"Tidak, Anders hanya menggoda mereka sehingga bisa mendapatkan makanan gratis," celetuk Ryuu yang langsung mendapatkan pelototan Anders.
"Sudah kuduga! Kau mengikuti jejak Fred, dasar playboy," desis Lydia. Pemuda yang dihina itu malah tertawa sambil duduk santai di sofa dekat perapian.
"Pada dasarnya aku ini memang terlahir tampan. Di tempatku dulu banyak bangsawan wanita yang tergila-gila padaku," tutur Anders dengan senyum simpul maut yang seratus persen dapat membuat wanita manapun luluh padanya, terkecuali dua perempuan yang ada di ruangan itu.
Kalau boleh jujur, Anders memang memiliki paras tampan. Namun pesonanya tetap kalah saing dengan kakaknya. "Phillippe paling tampan sedunia!" bantahnya.
Anders tertawa pelan. "Iya, iya. Bagi Melody, Phillippe adalah yang nomor satu."
"Dan dia digilai banyak wanita dibandingkan dirimu," tambah Melody.
Lydia yang sedang memasang beberapa komponen langsung tersedak. Baud kecil yang tergeletak di depannya nyaris berguling ke sisi kanan, tapi dengan gesit dia menangkapnya sebelum jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]
Fantasía[TELAH TERBIT | High Fantasy Romance] REPUBLISH Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014 Nominasi Best Fantasy Story dari @PejuangKata Bertahun-tahun setelah kabar duka melanda Freltalida, Melody ditinggalkan di sebuah desa terpencil...