48. Bintang Pemurung

1.8K 154 22
                                    

Nelly dijuluki bintang pemurung Freltalida. Indah tapi selalu redup. Aku tidak ingin Melody menjadi seperti itu.

"Mel!!" teriak Eline saat melihat Melody berada di pintu ruang tamu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mel!!" teriak Eline saat melihat Melody berada di pintu ruang tamu rumahnya. Orang tua Eline panik dan menegur anak semata wayangnya yang bertingkah tidak sopan, tapi Eline tidak menggubrisnya dan tetap memeluk sahabatnya itu seperti boneka hadiah yang diberikan dari orang tersayang. "Aku tidak menyangka kau datang ke sini!"

"Eline! Jangan perlakukan Putri seperti itu!" tegur ibunya sambil menarik Eline. "Maafkan putri kami, Yang Mulia." Dua tangannya kemudian mengayun lembut dan mempersilahkan ketiga tamu dihadapannya untuk masuk. "Silahkan duduk dulu."

"Tidak apa. Terima kasih." Melody membalas dengan senyuman ramah, lalu berjalan memasuki ruang tamu dan duduk di sofa hijau bersama Tuan Billy dan Fendrel.

Rumah Eline begitu sederhana. Di ruang tamu seluas empat puluh lima meter kubik itu dipenuhi lampu hias dan tanaman rambat yang memanjang dari bawah tanah hingga ke atap. Beberapa barang seperti lampu, pigura, tumpukan majalah dan botol cairan berwarna-warni terpajang di rak dan meja dekat dinding. Rumah peri tidak bidang seperti rumah-rumah umumnya. Dinding mereka menyerupai kuncup bunga yang belum mekar sehingga ruangan ini terasa sempit.

"Kalau begitu, Joe dan aku akan membuatkan teh dulu. Eline, jaga sopan santunmu!" kata ibunya lalu bergegas ke dapur untuk membuat teh bersama suaminya.

"Aku senang sekali kau mau berkunjung ke sini!" kata Eline sambil mengangkat kedua tangannya seolah akan memeluk Melody lagi.

"Jangan senang dulu! Dia hanya diizinkan hari ini saja," tegur Tuan Billy sambil mengarahkan satu tangannya di depan Melody—hendak melindunginya dari peri periang aneh yang bisa memeluknya lagi.

Wajah ceria Eline seketika berubah menjadi kesal. "Aku ini kan temannya."

"Ingat statusmu, peri jelata!"

"Issh! Kenapa sih Tuan Billy tidak mau melihat usahaku melindungi Melody?"

"Apanya yang melindungi? Kau dan Leth membawanya kabur dari istana. Aku sampai mengancam keluargamu agar menerima hukuman berat apabila sesuatu terjadi padanya."

"Surat itu bikin keluarga besarku geger tahu!"

"Karena itu jangan pernah macam-macam dengan keluarga kerajaan!"

"Hmph, iya, iya," gerutu Eline sambil melipat kedua tangannya di dada. Saat mulutnya masih cemberut, matanya memandang Fendrel yang sedari tadi tidak mengatakan sepatah katapun. "Ngomong-ngomong, kenapa Kak Fendrel ada di sini?"

The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang