65. Berjalan Melintasi Waktu

2.2K 195 95
                                    


Apa aku bisa menjadi sosok yang ayahmu bicarakan?

"Kenapa kakak membiarkannya tinggal disini dan tidur di kamarku?!" geram Melody sambil memandang tajam kakaknya yang duduk di kursi kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kakak membiarkannya tinggal disini dan tidur di kamarku?!" geram Melody sambil memandang tajam kakaknya yang duduk di kursi kerja. Mereka berada di kamar Phillippe yang begitu sunyi. Perabotan di kamar kakaknya tidak sebanyak di kamarnya, tapi semuanya nampak bersih seolah tak pernah disentuh, bahkan oleh debu sekalipun.

Phillippe berhenti membaca laporan dan memandang adiknya dengan ekspresi memohon. "Aku akan memindahkannya ke kamar Lydia."

"Tapi dia tunangan Gale!!" pekik Melody. Kedua tangannya menggebrak meja hingga wadah pena milik kakaknya berguling dan nyaris jatuh ke lantai. "Bagaimana kalau dia mencoba membunuhku lagi?"

"Dia tidak akan melakukannya—"

"Ya, dia akan!" bantah Melody sampai Phillippe mendongak dan merapatkan kedua rahangnya. Lesung pipi pemuda itu tampak berkedut seolah sedang menahan emosinya. "Dia masih mencintaimu. Aku tahu dari matanya. Bagaimana jika dia ingin menyingkirkanku darimu? Bagaimana jika dia sengaja ingin tinggal disini—"

"Apa buktinya?" tantang Phillippe hingga permata adiknya membelalak dan berkaca-kaca. "Kenapa kau menuduhnya melakukan itu? Kau mengenalnya sejak kecil. Kenapa kau bisa berpikir dia akan membunuhmu?"

"Karena tunangannya mencoba membunuhku! Dia bisa saja bersekongkol dengan Gale untuk membunuh kita dan mengambil takhta," geram Melody sambil mengentukkan jarinya ke meja dengan penuh penekanan.

Phillippe mendesah dan kembali bersandar di kursinya. "Ketakutanmu berlebihan, Melody. Fendrel sudah membuktikannya kalau dia tidak bersalah."

"Tapi kak—"

"Pergi!" usir Phillippe, sorot matanya nampak tajam dan kembali menghujam hati adiknya—melukainya semakin dalam hingga asanya meredup dan menyisakan gema kebencian. "Aku sedang membaca laporanku dan teriakanmu menggangguku."

"Kak—"

"Christina adalah korban. Gale pelakunya. Dia akan tinggal di sini sampai kami menemukan Gale dan membunuhnya. Apa kau mengerti?" tegas Phillippe.

Melody melangkah mundur dengan ekspresi tertekan. Bulir air matanya jatuh membasahi pipinya. "Kau tidak menyayangiku, Kak. Jika aku mati, ini semua salahmu."

"Melody—" Belum Phillippe menyelesaikan kalimatnya, Melody sudah bergegas keluar kamar dan membanting pintu. Phillippe meraih wadah penanya lalu melemparkannya ke lantai. Pemuda itu memijat pelipisnya, kemudian duduk dan memejamkan kedua matanya untuk mendapatkan ketenangannya kembali.

The Last Children of Moon (#1 Moon Series) ✔ [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang