WEAK (22)

39.2K 1.8K 26
                                    

-Rasa sakit di tubuhku memang menyakitkan tapi setidaknya aku masih mampu bertahan. Dibanding rasa sakit di hati yang tak pernah bisa disembuhkan dan membuatku menyerah pada akhirnya-

°°°°°

"Bu Rahayu, kita harus segera bawa dia ke rumah sakit. Dia butuh perawatan lebih lanjut. Dan segera hubungi Pak Aldian tentang kondisi cucunya. Sekarang juga." jelas dokter itu dengan wajah tegang.

"Baik, Dok."

Bu Rahayu keluar dari UKS dan segera menelpon Pak Aldian yang merupakan Kakek dari Caitlin sekaligus pemilik Yayasan SMA Tunas Harapan.

"Bu, gimana Caitlin?" tanya Davin saat melihat Bu Rahayu keluar dari UKS.

"Caitlin harus segera dibawa ke rumah sakit. Dia butuh perawatan lebih lanjut" ujar Bu Rahayu yang sibuk mencari kontak Pak Aldian.

Bu Rahayu pun menghubungi Pak Aldian lalu memberitahu kondisi Caitlin saat ini. Untung saja, Pak Aldian baru sampai di sekolah tersebut dan meminta salah satu siswa untuk membawanya ke mobil.

"Davin? Tolong bawa Caitlin ke mobil Pak Aldian sekarang!" pinta Bu Rahayu dengan wajah tegang.

"Baik bu" jawab Davin lalu menerobos masuk dan segera menggendong tubuh gadis itu.

Saat Davin keluar dari UKS ada beberapa teman kelas Caitlin yang datang membawakan tas gadis itu dan menanyakan kondisinya. Namun, Davin hanya diam dan melangkah cepat menuju parkiran. Stella dan Rachel panik seketika saat melihat wajah Davin, Dokter, dan Bu Rahayu tegang dan panik. Mereka berdua pun mengikuti Davin yang sedang menggendong temannya.

Setelah selesai memasukan Caitlin ke dalam mobil Pak Aldian. Stella membuka pintu mobil dan meletakan tas Caitlin tepat disamping gadis itu.

"Semoga lo cepat sembuh yah, Cait. Lo pasti kuat. Kita akan tunggu lo disini" Gumam Stella dan tak terasa ia meneteskan cairan bening ke pipinya.

"Kak, Caitlin kenapa? Apa dia separah itu? Sampai harus dibawa ke rumah sakit?" Tanya Rachel panik lalu menarik Stella ke pelukan dan mereka menangis bersama.

"Kak, jawab dong! Cait kenapa? Apa dia baik - baik aja? Kak" lirih Stella menatap sedih Davin yang kini juga ikut terdiam.

"Gue enggak tahu pasti. Tapi, yang pasti dia harus dapat perawatan lebih lanjut. Itu yang gue denger dari Bu Rahayu" jawab Davin.

Joshua melihat kepergian Caitlin dengan mobil Range Rover hitam. Ia tak percaya jika kondisi adiknya akan separah itu.

Gimanapun keadaan lo saat ini? Gue harap lo bisa cepat sembuh. harapnya dalam hati.

"JO!" panggil seseorang yang sangat dikenalnya.

"Oliv?"

"Lo kenapa masih disini? Kenapa lo enggak nyusul Caitlin? Dia lagi di bawa ke rumah sakit, karena dia harus melakukan perawatan lebih lanjut. Dan lo sama sekali enggak khawatir sama dia? Jo? Caitlin itu adik lo, adik kandung lo, sekalipun lo benci sama dia seharusnya lo masih punya rasa peduli sama dia walaupun cuma sedikit. Sekarang, disaat dia seperti ini dia butuh seseorang yang bisa ngelindungi dia, ngejaga dia dan membuat dia merasa nyaman. Dan gue tahu Caitlin cuman bisa merasakan itu saat dia bersama lo. Bersama lo, Jo. Karena lo adalah orang yang paling terpenting dan dia sayangi di keluarga lo, karena lo dan cuma lo yang anggap dia ada dan membuat dia ngerasa berarti." Ujar Olivia tak tahan dengan sikap acuh Joshua pada Caitlin.

"Lo kira gue enggak khawatir? Lo kira gue enggak ngerasa takut saat dia tiba - tiba pingsan dan denger dia harus dibawa ke rumah sakit. Banyak pikiran negatif yang muncul di otak gue dan itu membuat gue takut. Tapi, gue bisa apa? Lo tau kan Caitlin yang sekarang bukan Caitlin yang dulu. Dia udah berubah. Dia enggak butuh gue. Dan dia enggak butuh siapapun. Karena dia enggak mau nerima siapapun di dalam hidupnya karena rasa sakit yang selama ini dia rasain. Gue enggak mau bikin dia ngerasa lebih sakit lagi ketika ngeliat gue. Gue udah bikin hati dia terluka dan gue juga yang udah bikin dia berubah. Dia berubah karena gue, liv. Karena gue. Gue jahat sama dia. Gue jahat. Gue... gue----" Joshua tidak melanjutkan ucapannya saat Olivia tiba - tiba memeluknya erat dan Joshua membalas pelukan gadis itu.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang