Hari ini adalah hari yang paling dinantikan keluarga Pradipta dan keluarga Gibson. Karena hari ini kedua anak mereka akan saling mengucap janji suci di altar dan di hadapan mereka semua.
Caitlin mematut dirinya di depan cermin yang ada di ruangannya lamat - lamat, tangannya menyentuh hati - hati setiap riasan pada wajah dan rambutnya. Make up nya sangat menawan. Dan sejujurnya, Caitlin masih tidak percaya jika itu adalah dirinya. Perempuan di cermin itu terlihat mempesona. Perempuan bergaun pengantin di depan cermin itu terlihat seperti bukan dirinya sama sekali.
"Cantiknya anak Mommy ini."
Caitlin memutar tubuhnya mendengar suara Diana, sudah berdiri ditemani saudara kembarnya, Catherine. Caitlin tertegun sesaat melihat penampilan ibu dan adiknya, mereka terlihat sangat cantik.
"Woah! Kau cantik sekali, Cait."
"Kau terlihat sangat gugup, Cait" ucap Diana sambil menghampiri putrinya. "Tenangkan dirimu!. Cait sebentar lagi kau akan menjadi seorang istri. Hanya satu pesan Mommy, hormati suamimu dan jadilah istri yang baik" Kata Diana lalu mencium dahi putrinya lembut.
"Mom?" panggil Caitlin dengan suara yang bergetar.
"Jangan takut! Ini hari mu, dan kamu adalah ratu nya. Kami akan selalu ada disampingmu. Jangan takut!" pinta Diana berusaha menenangkan Caitlin.
"Lima belas menit lagi acaranya akan dimulai, Mommy dan Catherine akan kembali ke ballroom. Mommy akan meminta Rachel dan Stella untuk menemanimu" pamit Diana lalu meninggalkan Caitlin sendirian.
Tak berselang lama, pintu ruangan kembali terbuka menampakkan kedua sahabatnya. Tidak hanya itu, wajah mereka terlihat sangat terkejut ketika melihat Caitlin. Caitlin merasa tak suka saat kedua sahabatnya menatapnya terpesona seperti itu. Tak pelak itu membuat pipinya merona menahan malu.
"Jangan menatapku seperti itu! Aku tidak suka!" protes Caitlin sembari mengalihkan pandangannya ke cermin.
"Cait, kau sangat cantik" puji Rachel lalu menatap sahabatnya itu melalui cermin.
"Aku seperti sedang melihat penampakan seorang bidadari. Sangat cantik" timpal Stella dengan tatapan tak percaya.
"Berhentilah memujiku! Kalian hanya membuatku semakin gugup" tukas Caitlin.
"Baiklah, baiklah" ujar Rachel.
"Akan ku pastikan, David akan sangat terpesona padamu. Justru aku takut dia akan pingsan karena melihat penampilan mu yang sangat berbeda. Kau sangat cantik, Cait"
Ucapan Stella membuat Caitlin mengerucutkan bibirnya malu, pipinya sudah seperti tomat mendengar itu.
Ponsel Rachel berdering menandakan telepon masuk. Namun, tak dijawab olehnya. Rachel menatap Stella sesaat lalu menghampiri Caitlin. "Sudah waktunya. Mari!."
Mendengar itu, tubuh Caitlin menegang di tempatnya, napasnya seakan terhenti seketika. Tak hanya itu, jangtungnya pun tidak bisa berhenti bertalu - talu di dalam dadanya. Caitlin sendiri tidak mengerti apa yang bisa membuat jangtungnya seperti habis lari marathon begini. Caitlin gugup, hanya itu yang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Teen Fiction#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...