-Aku mencoba bertahan disaat orang lain ingin menyerah. Aku mencoba bertahan disaat orang lain selalu mengeluh. Aku mencoba bertahan disaat orang lain lebih memilih mati. Tapi, apakah aku bisa bertahan seperti ini terus? Aku tak tahu sampai kapan aku bisa bertahan dan ketika aku merasa lelah mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang lain-
°°°°°
Hari ini adalah hari dimana Caitlin akan mengikuti pertandingan basket untuk mewakili kelasnya. Awalnya ia ingin menolak, tetapi Caitlin berpikir lagi. Karena mungkin ini menjadi pertandingan basket terakhir yang akan ia ikuti setelah sekian lama tak bermain basket lagi. Hari ini juga Caitlin berangkat lebih pagi, karena ingin latihan sejenak sebelum memulai pertandingan.
Caitlin melakukan pemanasan singkat terlebih dahulu sebelum ia memulai latihannya. Setelah itu, Caitlin mulai mendribble basket, lalu ia menshoot basket tersebur ke dalam ring. Caitlin melakukan itu berulang kali sampai seseorang datang menghentikan kegiatannya.
"KAK CAIT!" panggil orang itu lalu mendekat kearah Caitlin.
"Gadis sepatu?" ceplos Caitlin.
"Na-o-mi. Bukan se-pa-tu. Ihh" kesal Naomi sambil mengeja.
"Iya, iya. Sorry" ujar Caitlin mengalah.
"Hari ini kakak ikut tanding basket? Lawan kelas apa? Aku pengen nonton deh, pasti keren" kata Naomi antusias.
"Iya, lawan kelas XII IPA 1" jawab Caitlin masih sibuk memainkan basket di tgue annya.
"Oh. Berarti lawan kelasnya kak Davin dong" ceplos Naomi dan itu berhasil membuat Caitlin terdiam. Caitlin mengingat jika ia akan melawan kelas Joshua. Dan itu membuatnya memiliki peluang bertemu dengan Joshua akan lebih besar atau sering.
"Kok diem?" tanya Naomi saat melihat Caitlin tiba - tiba diam.
"Ah, iya" jawab Caitlin bingung sendiri.
"Hai, Cait. Kumpul dulu yuk! Ada yang mau dibicarain sama Jasmin" ajak Stella yang baru saja datang.
"Gue kumpul dulu yah. Sorry enggak bisa nemenin lo. Bye." pamit Caitlin lalu meninggalkan Naomi sendiri.
"Tumben, sikap dia enggak dingin. Biasanya kalo ngomong sama gue nadanya dingin plus ketus banget." ujar Naomi pada dirinya sendiri.
Jasmin, Fanny, dan Lisa sudah menunggu kedatangan Stella dan Caitlin di kelas. Setelah yang orang ditunggu datang, Jasmin yang mulai kesal memarahi Caitlin dan Stella.
"Darimana aja sih kalian? Hah? Lama banget" ketus Jasmin dengan sikap bossy.
"Tadi gue habis latihan" jawab Caitlin dingin.
"Udah enggak usah berdebat. Buang - buang waktu tau enggak. Apa yang mau lo omongin?" ujar Stella menengahi.
"Oke, gue juga lagi enggak mau buang - buang tenaga. Jadi gini, nanti pas tanding gue yang jadi kaptennya. Fanny dan lo Caitlin kalian yang bakal nembus pertahanan lawan. Dan lo Stella dan Lisa kalian yang jaga pertahanan kita dan gue yang akan jaga belakang. Tapi, kalo salah satu terjepit kalian harus saling ngebantu. Inget itu!" jelas Jasmin. Dan yang lain hanya manggut - manggut setuju.
"Dan buat lo Caitlin kali ini kita harus kompak walaupun gue kesal banget sama lo bahkan enggak sudi satu tim sama lo. Tapi, ini pertandingan jadi kita lupain dulu masalah kita. Deal?" tambah Jasmin dan Caitlin segera menjabat tangannya menyetujui perkataan Jasmin.
"Deal" ucap mereka bersamaan.
"Oke, sekarang kita siap - siap terus ke lapangan. Inget harus kompak dan saling bantu, jangan individual" tegas Jasmin sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Teen Fiction#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...