(40) A

45.3K 1.6K 21
                                    

~Apakah seseorang butuh alasan untuk mencintai? Cinta? Perasaan itu tumbuh dengan sendirinya dan tak seorang pun bisa menghentikannya~

°°°°°

"Kalian!?"

Caitlin terkejut saat melihat di ruangannya sudah berkumpul semua orang yang ia kenal. Bukan hanya keluarganya, melainkan ada beberapa teman sekolahnya. Tapi, yang membuatnya heran ketika ia melihat 'The Red Velvet' juga hadir disana. Bagaimana Caitlin tidak heran mereka sangat membenci dirinya jadi mana mungkin mereka mau menjenguknya.

"Jasmin? Kau---" ucapan Caitlin terhenti saat mereka bertiga tiba - tiba memeluk tubuhnya erat. Tubuh Caitlin menegang sesaat sampai akhirnya ia membalas pelukan mereka. Ketiganya menangis dalam pelukan mereka. Namun, Caitlin masih tak habis pikir dengan ini. Yang ia tahu Jasmin, Grace, dan Fanny selalu berusaha membully dirinya jika ada kesempatan. Ia masih tak percaya dengan yang terjadi padanya saat ini. Caitlin sedikit mendongakkan kepalanya menatap Joshua dan David bergantian seolah meminta penjelasan tentang apa yang terjadi selama ia tidak ada. Tetapi, kedua laki - laki itu hanya tersenyum dan tak mengatakan apapun padanya.

"Caitlin? Maafin gue! Selama ini gue udah jahat sama lo, maafin gue. Gue selalu nyakitin lo tapi lo enggak pernah dendam sama gue. Lo orang baik. Gue enggak tahu kalo hidup lo lebih menyakitkan dari yang gue kira. Maaf Cait" ujar Jasmin penuh sesal.

"Gue juga, Cait. Maafin gue! Gue janji enggak akan jahat sama lo lagi" seru Grace.

"Maafin Fanny juga yah, Cait? Selama ini Fanny udah jahat sama Caitlin. Tapi, Fanny ngelakuin itu karena Jasmin yang suruh. Kalo Fanny enggak ngikutin nanti Fanny dihukum sama Jasmin dan Grace. Maafin Fanny juga yah enggak bisa nolongin Cait kalo lagi dibully sama mereka" ucap Fanny. Jasmin yang tak terima dengan ucapan Fanny menatap tajam kearah gadis itu.

"Apa - apaan lo? Kok jadi nyalahin gue sih!?" ketus Jasmin tak suka. Caitlin yang melihat pertengkaran diantara mereka hanya tertawa.

"Kan bener kalo aku enggak nurut hukum nanti aku dihukum. Kamu selalu bilang kayak gitu" jawab Fanny tak mau kalah.

"Siapa suruh lo nurut?" ujar Jasmin sinis. Grace yang berada di tengah - tengah mereka hanya menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Soalnya Jasmin galak. Nanti aku ikut dibully juga lagi" jawab Fanny yang justru membuat Jasmin semakin kesal.

"Lo tuh ngeselin banget tau enggak?" sergah Jasmin dengan tangan meraih rambut Fanny dan dicegah oleh Grace cepat. Grace mencoba menghentikan pertengkaran diantara kedua temannya itu. Yang entah mengapa justru membuat Caitlin tak berhenti tertawa.

"Eh kalian! Udah dong jangan berantem! Kayak bocah tau enggak? Udah deh kita kesini tuh untuk maaf bukan malah berantem kayak gini di depan Caitlin. Malu - maluin tau enggak?" tegur Grace.

"Udah enggak apa - apa kok. Justru kalian lucu tau enggak? Aku enggak bisa berhenti ketawa ngeliat kalian berantem" kata Caitlin sambil memegangi perutnya.

"Apanya yang lucu coba?" ketus Jasmin dengan tatapan seriusnya.

"Ehhh, enggak gitu. Maaf enggak bermaksud menghina kalian. Bener deh yang kalian perdebatkan itu lucu tau" tambah Caitlin cepat tak ingin membuat Jasmin salah paham padanya.

"Udah deh enggak usah baperan kayak gitu kenapa?" ceplos Grace.

"Lo yang lebay! Oh iya Cait? sekali lagi gue minta maaf" Ujar Jasmin lalu bangkit dari posisinya diikuti kedua temannya.

"Makasih udah mau maafin kita. Sekali lagi kita minta maaf" tambah Grace.

"Maafin Fanny yah? Semoga Caitlin cepat sembuh dan bisa sekolah bareng kita lagi. Kita pengen jadi teman Caitlin boleh kan?" Ucap Fanny dengan senyuman indah di wajahnya. Caitlin menggangguk sebagi jawaban dan membalas senyuman Fanny tak kalah indahnya.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang