-Berusaha tersenyum disaat hati terluka itu lebih menyakitkan dari luka itu sendiri.-
Caitlin Emma Gibson
°°°°°
Sampai kapan gue harus kayak gini? Gue udah enggak kuat sama semuanya. Gue pengen balik kayak masa lalu, seperti saat Kak Viona masih ada. Sampai kapan Tuhan? Caitlin udah enggak kuat harus berpura - pura baik - baik saja terus - menerus seperti ini. Cailin capek. Caitlin lelah. Jerit Caitlin dalam hati kecilnya dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi mulusnya. Sampai Caitlin merasakan pasokan oksigen dalam paru - paru mulai menipis, dan dadanya terasa sesak. Tak peduli dengan wajahnya yang kini sudah berantakan, ia tetap pada posisinya dan menangis sesunggukan seperti tak bisa berhenti. Ia merasa kepalanya mulai pusing karena sudah kelamaan menangis. Caitlin meremas pelan kepalanya, dan menghapus air mata di pipinya sebelum ia mencuci wajahnya lalu tidur.
Diana sudah rapih dengan seragam kantornya, mengetuk pintu kamar Caitlin untuk membangunkan gadis itu. Namun, tak ada jawaban dari Caitlin. Diana mencoba menekan kenop pintu kamar gadis itu, tetapi gagal karena Caitlin menguncinya dari dalam. Dan tidak biasanya Caitlin mengunci pintu kamarnya. Diana khawatir dengan apa yang terjadi dengan anak perempuannya, ia memanggil Kenan untuk meminta tolong membukakan pintu kamar Caitlin, tetapi sama saja, gagal. Kenan dan Diana mengetuk pintu kamar gadis itu sembari memanggilnya berulang kali, tapi tetap tidak ada jawaban. Kenan mencoba mendobrak pintu kamar Caitlin, namun saat pintu terbuka mereka tidak menemukan Caitlin. Dan melihat jendela kamar itu terbuka.
"Kemana Caitlin?" tanya Diana panik. "Bi Ira? Bi Ira?" panggil Diana dari lantai dua.
"Iya, nyonya?" jawab Bibi Ira sambil menaiki tanggga dengan sedikit berlari. "Ada apa?"
"Apa Bi Ira tahu dimana Caitlin?" tanya Diana khawatir.
"Maaf, nyonya saya tidak tahu. Hari ini saya belum melihat nona Caitlin" jawab Bibi Ira yang juga merasa khawatir.
"Ya Tuhan lalu dimana dia sekarang?" Tanya Diana dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Tenanglah, aku yakin dia akan baik - baik saja. Percayalah! Dia bukan gadis yang lemah." ucap Kenan lalu merangkul Diana dan mengusap bahunya.
"Tapi, kita harus cari dia!" pinta Diana.
"Pasti! Aku akan menyuruh anak buahku mencari Caitlin. Tenanglah kita pasti menemukannya" Ucap Kenan dan mencoba menenangkan istrinya.
"Ada apa ini?" tanya Joshua bingung.
"Mom, Dad ada apa ini?" tanya Alan bingung.
Namun, tak ada satupun yang menjawab. Alan dan Joshua saling bertukar pandang karena bingung saat melihat Diana yang menangis dalam pelukan Kenan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Alan lagi.
"Caitlin hilang" ucap Kenan nada suara yang sedikit berat.
"Apa?" Alan terkejut. Sedangkan Joshua hanya menaikan alis matanya.
"Alan, Joshua kalian tolong bantu cari Caitlin, yah!" pinta Kenan yang masih mencoba menenangkan Diana.
"Oke" jawab Alan dan Joshua kompak.
***
Setibanya di sekolah, Joshua segera memarkirkan mobilnya. Saat Joshua berjalan menyusuri koridor, matanya menangkap sosok gadis yang tak bisa ditemui di rumah tadi pagi dan sudah membuat panik Mommy dan Daddy-nya. Dengan cepat Joshua menghampiri gadis itu, yang sedang asik bermain basket dengan headphone melingkar di lehernya dengan tangan yang terkepal. Gadis itu terkejut ketika melihat Joshua di hadapannya dengan memegang bola basket yang ia rampas dari gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Fiksi Remaja#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...