(35)

42.5K 1.6K 8
                                    

Joshua berusaha menaiki tangga yang mengantarkannya ke lantai dua dimana kamarnya berada dengan sisa tenaga yang ia punya. Namun, baru di tangga ketiga tubuhnya benar - benar terasa lemas dan kedua kakinya tak mampu menopang tubuhnya lebih lama lagi. Tubuh Joshua  pun terhuyung ke depan hingga membuatnya terduduk di tangga dengan kepala yang bersender pada pinggiran tangga.

Tiba - tiba muncul seorang gadis lalu menghampiri Joshua yang sudah lemas di tempatnya. Joshua melirik lalu menatap nanar gadis itu.

"Caitlin? Kamu disini?" seru Joshua parau. Dan gadis itu hanya tersenyum miris dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku bantu kakak ke kamar yah" ujar gadis itu lalu melingkarkan tangan Joshua pada lehernya. Joshua pun hanya menggangguk setuju.

Gadis itu terdiam sejenak saat Joshua meminta dirinya untuk duduk di sisi ranjang dengan tangan yang digenggam erat oleh Joshua.

"Biarkan seperti ini sampai kakak tertidur, kakak mohon!" pinta Joshua lalu meletakkan tangan gadis itu ke pipinya.

"Baiklah, sekarang istirahat lah!" jawab gadis itu sambil mengelus puncak kepala Joshua.

Gadis itu menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dan memejamkan matanya. Bukan sedang tertidur melainkan sedang memikirkan sesuatu yang selalu membuat dirinya serba salah. Sudah hampir satu jam ia terjaga hanya untuk menjaga Joshua. Gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangannya dengan Joshua saat rasa kantuknya benar - benar tak bisa ditahan lagi. Namun, saat genggaman mereka terlepas Joshua justru mengigau dan terus menyebut - nyebut nama Caitlin dengan keringat bercucuran di wajahnya.

"Cait? Caitlin? Jangan pergi!"

Segitu sayangnya kah Kak Jo sama Caitlin?

Joshua selalu mengucapkan kata - kata yang sama berulang kali. Sampai - sampai membuat gadis disampingnya cemas dan mencoba membangunkan Joshua namun laki - laki itu tak kunjung membuka matanya. Gadis itu mencoba mengelap keringat yang mulai membasahi wajah laki - laki itu. Namun, saat ia menyentuh dahi Joshua gadis itu merasakan suhu tubuh laki - laki itu meningkat.

Astaga! Dia demam.

Gadis itu mengambil baskom berisi air hangat dan sebuah handuk kecil untuk mengompres Joshua. Sudah tiga jam gadis itu terjaga, namun ia tidak ingin beranjak dari tempat itu sedikit pun. Gadis itu benar - benar khawatir dengan keadaan Joshua saat ini. Saat pertama kali gadis itu melihat di tangga Joshua  dengan wajah yang tampak kacau dan pucat. Ia tidak tega melihat Joshua seperti itu. Melihat keadaan Joshua yang seperti ini seakan mengingatkan dirinya pada kejadian dua tahun yang lalu. Kejadian dimana laki - laki itu kehilangan separuh jiwanya. Separuh jiwanya telah pergi dan tidak akan pernah kembali, Viona nama gadis itu. Gadis yang berhasil merubah Joshua yang kasar, kejam, nakal dan berandalan bahkan kedua orang tuanya tidak mampu membujuknya, tetapi hanya Viona dan Caitlin lah yang mampu menjadi Joshua yang saat ini. Joshua yang penyayang, penurut, dan tidak sekejam dulu walaupun Joshua masih terbilang irit bicara dan dingin.

Seandainya kakak tahu? Catherine juga pengen disayang sama kakak. Seperti kakak sayang sama Caitlin. Walaupun,aku sadar posisi Caitlin tidak akan pernah tergantikan di hati kakak oleh siapapun termasuk aku.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang