Caitlin memantapkan tekadnya untuk pergi dari kehidupannya saat ini. Ia ingin keluar dari rumah mewah ini. Ia ingin pergi ke suatu tempat dan tak seorang pun bisa menemuinya. Caitlin juga tak mempermasalahkan jika David menganggap Catherine sebagai dirinya. Karena bagi Caitlin itu sangat menguntungkan. Caitlin sedikit bersyukur, rencananya untuk dibenci oleh semua orang terdekatnya dapat terwujud secara perlahan. Walaupun setengah hatinya merasa tak rela untuk itu, tapi ia harus melakukannya. Caitlin tidak ingin suatu saat dimana dirinya menjadi alasan orang yang ia cintainya merasakan kesedihan dan rasa penyesalan. Ia tidak ingin itu, tujuan Caitlin saat ini hanya ingin membuat mereka semua membenci Caitlin. Dengan itu, saat dimana dia menyerah, dia tidak akan menyebabkan mereka merasakan kesedihan ataupun terluka karena dirinya.
Caitlin memasukkan barang - barang miliknya ke dalam tas, gerakannya terhenti saat matanya tak sengaja menangkap sebuah kotak berwarna hitam. Dengan cepat tangannya, mengambil kotak hitam itu dan memasukkan ke dalam tas. Lalu, ia mengambil kertas dan mulai menulis sesuatu disana. Setelah itu, Caitlin meletakkan ponsel dan kartu kredit beserta kunci mobil dan motor miliknya diatas meja belajar. Caitlin melirik jam di dinding kamarnya.
02.16 WIB
Caitlin sudah siap dengan pakaian serba hitamnya, tak lupa ia juga menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya. Ia menghela napasnya berat, sebelum akhirnya Caitlin keluar dari kamarnya sambil mengendap - endap. Setelah sampai di halaman depan rumahnya, Caitlin memastikan keadaan benar - benar aman, lalu memanjat pohon yang ada disitu untuk memudahkan dirinya melompati tembok tinggi yang mengelilingi rumahnya. Caitlin lebih memilih melompati tembok dibanding dia harus melewati pagar dan harus berurusan dengan bodyguard daddy nya.
Prak...
Caitlin berhasil mendarat mulus di tanah. Ia bangkit lalu berlari menuju jalan raya dan keluar dari kompleks perumahan mewah ini. Caitlin memutuskan pergi ke apartemennya malam ini.
Setibanya di apartemen, Caitlin membuang tasnya asal lalu bergegas untuk tidur.
Maafkan aku. Aku hanya tidak mau kalian merasakan kesedihan itu. Maaf.
🌿🌿🌿
Kenan, Diana, Alan, dan Catherine sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Joshua yang baru saja ingin menuruni tangga terdiam dan berbalik arah menuju kamar Caitlin saat ia tidak melihat gadis itu di meja makan.
"Mom, kemarin ada teman Caitlin yang mencari Cait. Tetapi, saat melihat ku dia langsung memelukku. Dan menanyakan keadaanku. Dia pasti mengira kalo aku ini Caitlin." ujar Catherine santai.
"Siapa?"
"Aku tidak mengenalnya"
Diana yang masih penasaran dengan teman yang Catherine maksud pun bertanya pada Bibi Ira.
"Apa benar kemarin ada yang mencari Caitlin?" tanya Diana penasaran.
"Iya, nyonya ada."jawab Bibi Ira sambil meletakkan segelas susu di meja.
"Siapa?"
"Den David, nya"
"David?"
"Iya"
Catherine hanya memperhatikan mereka dengan tatapan bingung sekaligus penasaran.
"David? Memangnya dia siapa?" tanya Catherine polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Teen Fiction#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...