Di sebuah ruangan ada dua orang sedang berbincang. Salah satunya tidak dapat menutupi kekhawatiran dan ketakutan yang dialaminya. Dan seorang lagi mencoba menenangkan dan memberikan saran terbaik.
"Bagaimana dok?"
"Dari hasil pemeriksaan, sel kanker itu kembali menyerang sumsum tulang belakangmu sama seperti sebelumnya. Tetapi, kali ini sel kanker tersebut berkembang lebih cepat"
"Apa yang bisa lakukan agar aku bisa mempertahankan bayiku dan juga kesembuhanku?"
"Kemoterapi"
"Apa itu akan berdampak buruk untuk bayiku?"
"Kehamilan sudah masuk trisemester ketiga, itu tandanya plasenta dapat menjadi penghalang obat kemoterapi masuk ke tubuh bayimu. Jadi ini akan aman"
"Tapi, tetap saja itu beresiko. Apakah aku bisa menjalani kemo setelah melahirkan? Sekitar dua bulan lagi mungkin?"
"Bisa saja. Tapi, kita tidak tahu seberapa cepat sel kanker itu berkembang dan menyebar. Dan itu justru akan membahayakan dirimu dan juga bayimu"
"Tapi---"
"Cait! Dengarkan aku! Akan lebih baik jika kau menjalani pengobatan sedini mungkin. Karena yang kau alami saat ini berbeda dengan pertama kali kau terkena penyakit itu"
"Apa mungkin aku melahirkan bayiku kurang dari sembilan bulan?"
"Prematur maksudmu? Tidak, aku tidak menyarankan itu"
"Tapi, aku tidak ingin bayiku terlahir tidak normal akibat dari kemoterapi yang aku jalani. Aku tidak ingin membuat bayiku menderita"
"Kemoterapi yang dijalani di usia kehamilan trisemester ketiga tidak akan membahayakan bayi yang dikandungnya. Karena plasenta sudah bisa menjadi penghalang dan pelindung untuk bayi terhadap benturan, dan lainnya termasuk juga dari obat kemoterapi. Kau tenang saja, bayimu akan baik - baik saja. Percayalah! Cukup ikuti prosedurnya"
"Akan ku pikirkan dulu"
"Baiklah, aku harap jangan terlalu lama. Dan ingat jangan sampai terlambat! Kanker bukan penyakit sembarangan."
🌿🌿🌿
Akhir - akhir ini David sering melihat istrinya melamun dan tidak fokus. Sudah sering kali David menanyakan keadaan istrinya itu tetapi Caitlin selalu memberikan jawaban jika dia baik - baik saja. Tak hanya itu, terkadang David melihat Caitlin tengah meringis sembari memegangi pinggangnya. Namun, saat David ingin membawanya ke rumah sakit selalu ditolak olehnya. Itu membuat David bingung dan khawatir. Karena ia tidak ingin sesuatu buruk terjadi pada istrinya. Saat ini juga, Caitlin sedang mengandung bukankah itu tugasnya untuk selalu siaga setiap waktu.
Hari ini David pulang lebih awal, entahlah ia merasa tidak tenang dan tidak fokus saat bekerja. Jadi, David memutuskan meninggalkan kantor lebih dulu. Setibanya di rumah, ia sama sekali tidak menemukan Caitlin. Di ruang tamu, ruang keluarga, dapur, taman belakang, dan terakhir kamar mereka tetapi David tetap tidak melihat keberadaan Caitlin. Lalu, terlintas di otaknya untuk mengecek kamar mandi. Dan benar saja, istrinya ada disana dengan posisi terbaring di lantai membelakanginya. Saat David mendekat, ia bisa melihat banyak darah di lantai sekitar wajah Caitlin. Dan yang membuatnya terkejut, darah itu keluar dari hidung istrinya yang sudah terbaring dengan mata terpejam.
Setelah selesai memeriksa keadaan Caitlin, dokter Rey keluar membuat David dan keluarganya yang sudah menunggu bangkit dari posisinya. David pun menghampiri dokter Rey dan menanyakan keadaan istrinya. Dokter Rey hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu, dokter Rey berkata,"Bisa kita bicara di ruangan saya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Ficção Adolescente#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...