Acara inti sudah selesai, sekarang saatnya acara bebas. Caitlin pun memilih untuk kembali ke kamarnya dengan membawa toples kaca yang sudah kosong. Namun, langkahnya terhenti saat melihat ruangan yang selalu terkunci kini terbuka lebar. Ruangan yang Caitlin sendiri belum pernah masuk kesana, rasa penasaran pun memuncak dalam diri gadis itu. Dengan langkah pelan, namun pasti Caitlin memasuki ruangan itu lalu menyalakan lampu ruangan itu. Betapa terkejutnya Caitlin saat melihat hiasan di ruangan itu yang serba pink. Ini bukan ruangan kosong melainkan sebuah kamar anak perempuan.
"Kamar siapa ini? Apa ini kamarku? Tapi kan mereka tahu aku tidak suka pink. Lalu kamar siapa ini?" tanya Caitlin pada dirinya sendiri.
Caitlin kembali melangkah menuju meja belajar yang ada di ruangan itu. Disana ada sebuah foto terpajang dengan bingkai bermotif hello kitty. Di foto itu Caitlin melihat ada dua orang gadis kecil yang sedang tersenyum dan mereka memiliki wajah yang mirip, bukan hanya mirip melainkan sama persis. Dan Caitlin yakin salah satu dari mereka adalah dirinya, namun siapa orang yang satunya lagi.
"Jika ini aku, lalu siapa gadis ini? Dan kenapa wajahnya begitu mirip denganku?" ucap Caitlin pada dirinya sendiri. Caitlin semakin bingung dengan semuanya. Pertama, ruangan ini merupakan kamar perempuan yang serba pink, namun untuk siapa kamar ini?. Kedua, foto yang menampilkan dirinya dengan seseorang yang memiliki wajah sangat mirip dengannya.
Caitlin menarik kain putih yang menutupi sebuah foto yang di tempel di dinding kamar itu. Caitlin semakin bingung ia kembali menemukan foto gadis kecil yang memiliki wajah yang mirip dengannya, namun kali ini foto bersama keluarganya Kenan (Daddy), Diana (Mommy), Alan, dan Joshua.
Siapa perempuan ini sebenarnya? Kenapa aku merasa ada yang mereka rahasiakan dariku?
Caitlin kembali mencari - cari foto yang ada di ruangan itu. Ia menemukan sebuah foto yang menampilkan dirinya dengan gadis yang memiliki wajah yang mirip dengannya. Di foto itu juga di tambahkan nama dan tanggal lahir.
Caitlin Emma Gibson -170495- 04:30
Catherine Emma Gibson -170495- 04:35
Kata - kata itu ditulis tepat di bawah masing - masing foto. Caitlin sangat terkejut saat melihat foto itu sampai - sampai toples kaca yang ia bawa terjatuh dan pecah. Tanpa sadar cairan bening meluncur bebas dari mata Caitlin.
Prankkk...
Suara itu terdengar hingga ke telinga Bibi Ira. Dengan sedikit berlari Bi Ira menghampiri sumber suara. Ia hampir memekik kaget jika saja ia tidak menutup mulutnya, saat melihat Caitlin sedang terduduk di lantai ruangan yang seharusnya tidak ia masuki. Bibi Ira menghampiri Diana lalu memberitahukan apa yang telah terjadi.
"Nyonya, Non Caitlin, Non Caitlin." ucap Bi Ira terbata - batah.
"Ada apa dengan Caitlin?" tanya Diana.
"Non Caitlin, masuk ke kamar Non Catherine."
"APA?" ucap Diana mulai panik.
"Oh astaga, kenapa itu bisa terjadi? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Diana lebih pada sendiri.
"Ada apa? Kenapa kamu begitu panik?" tanya Kenan cemas.
"Caitlin, masuk ke kamar Catherine." jawab Diana. Mendengar itu, Kenan pun segera menarik Diana lalu bergegas ke ruangan dimana Caitlin berada.
Alan dan Joshua hanya mengerutkan alisnya bingung ketika melihat kedua orang tuanya tergesa - gesa.
"Bi, ada apa dengan mereka?" tanya Alan pada Bibi Ira yang gemetar di tempatnya.
"Itu, den. Non Caitlin, dia masuk ke kamar Non Catherine." jelasnya.
"APA?"
"Iya, den"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃)
Teen Fiction#3 on remaja (041119) #1 on remaja (071119) #1 on cool (030220) Caitlin Emma Gibson. Gadis remaja cantik blasteran Amerika-Indo harus menerima kenyataan pahit sejak kejadian 11 tahun silam. Dia menutup dirinya kepada siapapun. Ditambah kebencian dar...