"Because this heart is always yours"
...........................................................Laluna menikmati suara rintik hujan dan aroma hujan dari halte bus depan perumahannya. Luna sangat mencintai hujan, karna hujan memberikan kesan yang sejuk untuk pikiran dan jiwanya. Luna membiarkan jari jari lentiknya keluar dari batas atap halte bersentuhan dengan tetesan hujan, segar yang ia rasakan. Kedua matanya tertutup, ia hirup udara yg sejuk sore itu
Tiba-tiba ia membuka kedua matanya, karna ia merasakan ada orang yang berdiri di sampingnya.Luna rasanya ingin kabur, setelah mengetahui siapa yang ada di sebelahnya sekarang. Tapi hujan seperti menghalanginya untuk kabur pada hari itu
"Yok, pulang" Daniel membuka payung yang ia bawa
Luna melengos, ia jadikan kedua telapak tangannya seperti papan yang melindunginya dari hujan, lalu berlari menembus hujan. Berulang kali Daniel memanggil Luna untuk berhenti dari larinya. Masa bodoh, pikir Luna, bahkan hujan pun tak bisa mengalahkan gengsi dan amarahnya pada Daniel yang dulu pergi tanpa kejelasan
Daniel berhasil menarik tangan Luna. Tangan kanannya ia gunakan untuk memegang payung yang sekarang sedang memayungi mereka berdua, selagi tangan kirinya memegang tangan Luna. Luna jelas berusaha melepaskan tangannya
Daniel menarik tangan Luna yang masih ia pegang sedari tadi untuk menggantikan tangan kanannya memegang payung. Daniel menaikan bagian tutup kepala dari hoodie yang ia pakai, lalu berlari menembus hujan
"Loh? Daniellll" panggil Luna sambil kebingungan
"Kenapa?" tanya Daniel sambil berjalan mundur, agar bisa melihat Luna maksudnya
"Ujannnn. You're gonna catch a cold!!" Teriak Luna dari bawah payung
Suara hujan lebat yang turun saat itu membuat mereka harus berbicara agak keras
"It's okay. Gw tau lo masih marah sama gw, lo gamau pake payung itu bedua" walaupun terguyur hujan deras, senyuman Daniel masih bisa ia lihat
"But you are soaking wet! It's not okay!" Kata Luna dengan suara agak keras
"No, i am totally okay. Knowing that you still care about me like this. Even when you are angry" Daniel masih berjalan mundur dengan tubuhnya yang sekarang benar benar sudah basah kuyup. Senyumnya tapi tetap mengembang. Daniel melambaikan tangannya dan berlari menuju rumahnya
"Stop beating so fast, you, stupid heart!" Luna memukul pelan dadanya
..............................
Keringat dingin membasahi kening Clarisa malam itu, ia pegang dengan erat kedua shoulder straps ranselnya. Mempercepat langkahnya, ia merasa bahwa ada yg mengikutinya sejak ia naik bus hingga sekarang ia sedang berjalan menuju rumah
Merasa orang itu semakin dekat, Clarisa berlari. Perasaan takutnya makin menjadi jadi setelah ia mendengar suara langkah orang yang ia curigai mengejarnya, juga ikut berlari dibelakangnya
Untung Clarisa bisa berlari dengan cepat, akhirnya gang rumah Daniel sudah terlihat di depan matanya, ia segera membelokan diri, namun seseorang menarik tangannya, lalu menutup mulutnya, sehingga Clarisa tak bisa berbuat apa-apa
Tempat yang sempit antara dinding pos satpam dan dinding salah satu rumah warga, Clarisa sekarang berada di situ, dengan seorang cowok yang mendekap mulutnya. Clarisa mencoba memberontak, jantungnya seperti ingin copot. Ia tidak siap jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya hari ini. Seketika ia langsung merindukan mamanya yang berada di Amerika
KAMU SEDANG MEMBACA
Junior X Me [Kang Daniel]
Teen Fiction[Completed] Baca aja pokoknya, autornya ga jago buat sinopsis [cover by @kamubiru] [Don't forget to vote and leave comments if you like this story] [Happy Reading!]