part 1

15.7K 461 3
                                    


                                                                               "Uhuk! Aamiin!"
                                                                     ........................................


"Gila.. udah mau abis aja makanan lo" Samuel, kembaran Laluna, menarik salah satu kursi makan, lalu duduk tepat disamping Laluna. Sedangkan Tika, sang bunda, masih sibuk mengoleskan selai di roti untuk suami tercintanya, Fabian, yang masih saja sibuk terpaku pada koran segar pagi hari ini.

Laluna hanya menoleh ke arah Samuel lalu kembali asik dengan roti di piringnya.

"Buru buru banget? berangkat bareng lah!" lanjut Samuel, lalu menyantap rotinya.

"Ih ogah. Lo tau sendiri gw takut naek motor. Naek motor sama mama yang kecepatannya hampir sama kayak becak aja gw takut, apalagi sama lo! ngebut bgt kayak punya nyawa 9!" oceh Laluna sebelum menyeruput susu hangat yang sudah dibuatkan Tika.

"Samuel.. kamu masih suka kebut kebutan? Papa sita loh motor kamu nanti" sembari melipat koran yang telah selesai ia baca, Fabian mulai nimbrung ke obrolan kedua anaknya.

Samuel segera bersilat lidah, jangan sampai motornya disita lagi. Ia rasa Laluna perlu ia kasih peringatan agar omongannya tidak menjadi-jadi.

"Aw! Sakit!" Laluna langsung mengelus lengannya yang baru saja disikut oleh Samuel. "Awas lu ya! lo lupa seminggu ini lo tuh bakal di mos, yakin ga butuh bantuan kakak kelas lo yg super cantik ini?" Laluna mengibas rambutnya.

"Cihhh ga takut gw di mos doang. Palingan malah pada naksir sama gw" jawab Samuel pede sambil membenarkan dasi nya.

"yeee...ngomong tuh ama roti"

Jangan kaget. Laluna dan Samuel memang saudara kembar, Tapi mereka memulai awal sekolah mereka di tahun pelajaran yang berbeda. Bukan, bukan karna Laluna pintar dan Samuel bodoh. Ketika mereka masih kecil, Laluna sering merengek untuk masuk sekolah walaupun umurnya masih kurang 1 tahun untuk masuk Taman Kanak-kanak, tapi karna mereka lahir di awal tahun, entah bagaimana usaha mamanya, akhirnya berhasil membuat Laluna masuk sekolah lebih cepat, mengikuti angkatan yang seharusnya jadi seniornya. Itu lah mengapa Laluna dan Samuel berbeda angkatan.

Sambil mencium tangan kedua orang tua bergantian, Laluna pamit untuk pergi bersekolah.

"Naek bus atau sama Daniel hayoooo" goda Samuel

"Lah? Apaan sih? Kok jadi Daniel?"

Diceritakan oleh Samuel lebih jelasnya, bahwa Daniel, teman kecil sekaligus tetangga depan rumah mereka, sekarang juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Laluna dan Samuel, lebih tepatnya sekarang ia menjadi adik kelas Laluna.

Laluna memang terkejut, tapi tidak terlalu, karna entah mengapa dirinya sudah ada feeling, bahwa akan satu sekolah lagi dengan Daniel.

"Kamu kenapa sih ga coba buka hati buat Daniel? Daniel udah ganteng, pinter, baik, terus...." Tika tiba-tiba ikut nimbrung. Namun belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, Laluna memotong pembicaraannya.

"Mah, please deh, suka banget bahas itu. Udah deh, Luna pamit dulu yaa, daaaaa" Laluna segera berlari keluar rumah.

Percakapan di ruang makan justru makin berlanjut, koreksi, bukan percakapan, tapi gosip. Atau fakta? Belum jelas kepastiannya, bisa saja gosip yang akan menjadi fakta.

Tika bertanya pada Samuel soal perasaan Daniel yang sebenarnya terhadap anak gadisnya, bagaimanapun juga Tika merasa Samuel orang yang tepat untuk ditanyai soal seperti ini, karna Laluna atau yang sehari hari lebih sering dipanggil Luna, sangat tertutup jika bicara soal cinta.

Junior X Me [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang