"You've hurt me"
..........................................Daniel memasukan kedua telapak tangannya masing masing ke saku kanan dan kiri celana jeansnya. Berjalan kesana kemari di depan rumah Laluna. Rupanya malam ini Daniel ingin menemui Luna setelah hampir 2 minggu mereka tak bertemu karna Daniel ada urusan kampusnya di luar kota. Rindu itu ternyata rumit dan sulit, tak semua orang bisa melawannya
"Daniel.." Sapa Luna yg baru saja sampai di depan rumahnya, habis berpergian rupanya
Daniel menoleh ke arah Luna. Nampak jelas wajah letih Daniel, urusan kampus selama 2 minggu terakhir ini menyita segala pikiran, tenaga dan waktunya. Hilang sudah segala letih, saat melihat Luna menampakan diri
"kok disini? ngapain?" Luna menghampiri Daniel
Andai Luna tahu, alasan dibalik senyum Daniel yang merekah saat ini
"hallo? kok senyum sih? ada yg aneh ya?" Luna membenarkan rambutnya
Daniel menggeleng
"no, you are perfect.... as always.." Daniel menatap Luna
Luna menelan ludah, merasakan wajahnya yang mulai panas. Sebelum tanda tanda salting yang lainnya muncul, ia dengan segera menanyakan maksud Daniel yang berdiri di depan rumahnya. Daniel melangkah, lalu memeluk Luna
"hmm lagi kangen seseorang aja..." kata Daniel
dug-dag-dug-dag-dug-dag kacau balau detak jantung Luna, meskipun ia tak tahu, siapa yang Daniel rindukan
"s-si-siapa?.." tanya Luna ragu-ragu
"seseorang yang lebih indah dari bintang-bintang.." Daniel mengeratkan peluknya
"o-oh.. pacar kamu ya?" Luna berharap Daniel menjawab 'bukan'
"hmm" Daniel mengangguk
Luna rasa cukup sampai disini batas kesabarannya, adakah seorang wanita yang bisa lebih sabar dari pada dirinya? diperlakukan seperti seorang kekasih oleh lak-laki yang selalu berkata telah memiliki pacar. Luna melpaskan pelukan Daniel
"bohong, bohong kalo aku bilang, kamu ga pernah muncul di ingetan aku.." katanya
Daniel terkejut bahagia, akhirnya Luna mengingatnya?
"aku tau, yang aku inget ini belum semuanya, makanya aku masih ga ngerti. Daniel, i don't know who you are, i don't who i am to you..." mata Luna mulai berkaca-kaca
"kamu bilang kamu punya pacar? terus aku siapa kamu selama ini? cuma the other girl yang selalu ada pas pacar kamu gaada? apa dia tau kamu perlakuin aku kayak gini? Daniel, aku gatau apa yang terjadi di antara kita sebelum aku kecelakaan..."
"tapi satu yang kamu harus tau, jangan kayak gini.. you'll hurt your girl.." air mata yang sedari tadi Luna tahan mengalir, membasahi pipinya
"Luna.. Luna, ga kayak gitu.. jangan nangis.." Daniel ingin menghapus air mata Luna
Dengan cepat Luna menepisnya
"and you've hurt me..." air mata itu mengalir lagi ketika Luna menatap Daniel lirih
"to be honest, i do hate her, so much... aku benci kenapa dia gaada disini saat kamu butuh dia, aku benci denger kamu kangen sama dia, aku benci kenapa aku harus cemburu sama dia, dan.. aku benci.. kenapa harus dia.. bukan aku.."
"Lun.. dengerin dulu.. kamu salah paham.." Daniel menarik tangan Luna
"udalah.." Luna lagi-lagi menepis tangan Daniel
KAMU SEDANG MEMBACA
Junior X Me [Kang Daniel]
Teen Fiction[Completed] Baca aja pokoknya, autornya ga jago buat sinopsis [cover by @kamubiru] [Don't forget to vote and leave comments if you like this story] [Happy Reading!]