part 36

2.4K 139 3
                                    

"I gave you all my heart... kurang?"
...................................................

Isak tangis masih terdengar jelas di ruang ICU ini. Rela tak rela mereka akan melepas Luna. Detak jantung Laluna yang sedari tadi melemah, seperti telah mengucapkan salam perpisahan kepada mereka yang masih mengharapkan keajaiban. Tidak ada seorang ibu yang rela anaknya pergi mendahuluinya, Tika tak sanggup melihat wajah Luna, anak perempuannya yang malang ini, lemas seluruh badannya, hanya bisa menangis di pelukan sang suami. Sedangkan Fabian yang selama ini tegar, tak kuasa pula menahan kesedihannya, dibelainya lembut kepala Laluna, sama seperti pertama kali Luna lahir ke dunia ini. Belaiannya ini diartikannya sebagai rasa sayangnya pada Luna, bahwa tak pernah berubah rasa sayangnya pada Laluna, dari awal ia menyambut Laluna lahir ke dunia ini sampai akhirnya akan melepas Luna meninggalkan dunia ini

Ada banyak hal yang ingin Samuel sampaikan kepada saudara kembarnya ini. Jika ia tahu Luna akan pergi secepat ini mendahuluinya, Samuel akan mengatakan pada Laluna, bahwa ia mencintainya, bahwa di balik pertengkaran mereka, ia sangat merindukan Luna, ketika Luna tak ada, bahwa ia begitu butuh Luna yang selalu ada saat Samuel butuh. Dan satu pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh takdir, jika ia dan Luna dilahirkan bersamaan, mengapa sekarang mereka dipisahkan. Tertutup oleh segala tangis kepedihannya, sehingga tak ada satu katapun yang mampu terucap dari mulutnya

Daniel menenggelamkan kepalanya di atas tangan Laluna yang sedari tadi ia genggam, semula ia masih sanggup berdiri, tidak untuk sekarang, ia hanya sanggup berlutut. Banjir air matanya, tak pernah seumur hidupnya ia menangis sepilu ini. Masih banyak samudra yang belum ia arungi bersama Luna, masih banyak gunung yang belum didaki, masih banyak kisah yang belum mereka tulis bersama. Jika Luna pergi, maka hanyalah raga Daniel yang masih hidup, jiwanya tak ada, hatinya pun ikut padam, ikut pergi bersama Laluna, dirinya akan diibaratkan kotak kosong yang hilang makna. Luna, jangan pergi... Luna, bangun... itulah yang sedari tadi batinnya terus katakan. Air mata yang tumpah ruah itu membasahi tangan Laluna

"maaf mas, pak, buk.. permisi" Suster meminta orang tua Luna, Samuel dan juga Daniel memberikan ruang untuk dokter

Dengan air mata pilu dan tak tau apa apa, mereka mempersilahkan Dokter melakukan tugasnya. Sang Dokter yang sedari tadi menyaksikan adegan yang memilukan ini, tiba-tiba terpanggil hatinya unutk melihat ke arah monitor ICU. Garis gelombang hijau yang semula menunjukan detak jantung Luna yang semakin melemah, tiba-tiba normal kembali. Dokter segera mengambil langkah cepat, agar tidak menyia-nyiakan harapan Luna untuk hidup

Setelah sibuk menangani Luna, dibantu oleh para perawat yang mendampingi. Dokter manyampaikan hasilnya kepada pihak keluarga

"Laluna ternyata belum mau pergi, Laluna berhasil melewati masa kritisnya. Detak jantungnya kembali stabil.." kata Dokter itu sambil tersenyum lega

Samuel dan papa mamanya segera berlari menuju Laluna, dengan air mata yang sudah berbeda artinya, bersyukur dan senang sekali yang mereka rasakan, Luna masih disini, di tengah tengah mereka. Sedangkan Daniel langsung membungkuk, tangan kirinya memegang dengkulnya, seperti sedang menopang tubuhnya yang lemas. Tangan kanannya meremas baju kemeja bagian depannya, seolah ia sedang meremas jantungnya yang tadi terasa seperti tak berdetak lagi. Daniel mengeluarkan nafas berat dari mulutnya, ia pikir, hari ini ia akan kehilangan Luna selamanya

Tidak masalah bagi mereka mengetahui kenyataan Luna yang masih Koma, jika dibandingan dengan kehilangan Luna untuk selamanya, koma ini mereka anggap sebagai tidur panjang Luna, yang mereka harap suatu saat nanti Luna akan bangun

......................................

Dua bulan berlalu masih belum tersadar juga, ruang pasien yang cukup nyaman ini, seperti sudah menjadi kamar baru Laluna. Fabian, Tika, Samuel dan Daniel bergantian setiap harinya menjaga Laluna. Luka gores yang ada di tubuh Laluna pun sudah banyak yang sembuh, tak membekas. Dokter juga memastikan bahwa, tak ada masalah lagi dengan tulang rusuk Laluna yang patah, itu semua telah pulih kembali. Hanya tinggal menunggu Laluna membuka matanya, dan berharap semua akan kembali normal seperti sedia kala

Junior X Me [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang